Selain mendatangkan Henry, pada waktu bersamaan Arsenal juga menghadirkan Davor Suker.
Pada musim panas 1999, Arsenal menyelesaikan transfer pemain yang terbukti sangat menentukan di era Arsene Wenger. Dia adalah Thierry Henry. Tapi, pesepakbola senilai 11 juta pounds dari Juventus itu tidak sendirian karena 5 pemain lain juga ikut datang.
Dibawa sebagai pengganti sesama penyerang Prancis, Nicolas Anelka, Henry mencetak 226 gol dalam 370 penampilan selama 7 tahun berikutnya sebelum pergi ke Barcelona untuk memenangkan Liga Champions. Henry pergi dari London Utara sebagai pencetak gol terbanyak klub.
Dengan Henry di lini depan, Arsenal menjadi klub kelas dunia yang bergelimang trofi domestik. Gelar juara Liga Premier (2001/2002, 2003/2004), Piala FA (2001/2002, 2002/2003), hingga Community Shield (2002, 2004) menjadi pencapaian terbaik Henry bersama The Gunners.
Tapi, striker legendaris Prancis itu bukan satu-satunya kedatangan di Arsenal musim panas 1999. Ada 5 pemain lagi yang bergabung untuk memperkuat barisan belakang, tengah, hingga depan. Sayang, tidak semua pemain itu memiliki karier sebagus Henry.
Berikut ini perjalanan karier dan nasib 5 pemain yang datang bersama Henry ke Arsenal pada awal musim 1999/2000:
1. Sylvinho (dari Corinthians dengan 4 juta pounds)
Setelah dikaitkan dengan kepindahan ke Tottenham Hotspur, Sylivinho memutuskan bergabung dengan Arsenal sebagai gantinya. Dia menjadi orang Brasil pertama yang menandatangani kontrak dengan klub tersebut.
Sylvinho menggantikan Nigel Winterburn dan dengan cepat membuat posisi bek kiri menjadi miliknya. Dia membuat 72 penampilan di semua kompetisi untuk The Gunners dalam 2 musim. Meski terpilih menjadi PFA Team of the Year 2000/2001, dia diizinkan untuk bergabung dengan Celta Vigo karena kemunculan Ashley Cole.
"Kami hanya menjualnya karena kami memiliki Ashley Cole dan pada tahap tertentu kami harus membuat pilihan. Itu sulit, tapi kami adalah klub Inggris dan Ashley adalah pemain nasional Inggris. Tapi, kedua pemain itu luar biasa saat itu, menurut saya," kata Arsene Wenger.
Dari Vigo, Sylvinho pindah ke Barcelona untuk mendapatkan banyak piala, termasuk 2 trofi Liga Champions. Bahkan, di Liga Champions keduanya (2008/2009), dia bahu membahu dengan Henry untuk mengalahkan Manchester United.
2. Stefan Malz (dari TSV 1860 Munich dengan 650.000 pounds)
Setelah gagal dengan tawaran 7 juta pounds untuk Dietmar Hamann, yang lebih memilih Liverpool, Arsenal kemudian mencari alternatif yang lebih murah. Tetap di Jerman, mereka akhirnya berhasil mengontrak Stefan Malz dari TSV 1860 Munich seharga 650.000 pounds.
Selama musim pertamanya di klub, sang gelandang mencetak 2 gol dalam 11 penampilan, termasuk 1 gol dalam debut melawan Preston North End di Piala Liga. Tapi, dia hanya tampil 3 kali sebagai pemain pengganti di musim berikutnya dan kemudian kembali ke negara asalnya membela FC Kaiserslautern.
3. Davor Suker (dari Real Madrid dengan 3,5 juta pounds)
Setelah memenangkan Sepatu Emas di Piala Dunia 1998, ekspektasi tinggi ketika Davor Suker menyelesaikan kepindahan 3,5 juta ke Arsenal dari Real Madrid. Dia punya reputasi yang membanggakan karena ikut menjuarai La Liga dan Liga Champions selama masanya di Estadio Santiago Bernabeu.
Legenda sepakbola Kroasia itu tiba di klub sehari sebelum Henry. Tapi, pasangan itu memiliki keberuntungan yang kontras di London Utara. Dia berada di belakang Henry, Dennis Bergkamp, dan Nwankwo Kanu dalam urutan kesempatan bermain di lini depan.
Suker mencetak 11 gol di semua kompetisi dalam satu-satunya musim di Arsenal dan meninggalkan kesan yang kurang bagus di mata suporter. Aksi terakhirnya untuk The Gunners adalah melewatkan tendangan penalti dalam kekalahan dari Galatasaray pada final Piala UEFA 2000.
Pergi dari Arsenal, Suker bergabung dengan West Ham United sebelum ke Jerman memperkuat TSV 1860 Munich. Setelah pensiun. Suker mengambil peran baru yang cukup sukses sebagai Presiden Asosiasi Sepakbola Kroasia (HNS).
4. Moritz Volz (dari Schalke 04 dengan nilai yang rahasia)
Moritz Volz bergabung dengan Arsenal dari Schalke 04 saat berusia 16 tahun. Beda dengan 5 pemain lain yang datang, dia tidak langsung ke skuad utama, melainkan ke tim junior. Dan, pria asal Jerman itu merupakan anggota tim akademi yang sukses memenangkan Piala FA Junior 1999/2000 dan 2000/2001.
Ketika naik kelas, pemain yang beroperasi sebagai bek kanan tersebut hanya membuat 2 penampilan di Piala Liga dan menderita kekalahan di kedua kesempatan itu. Lalu, dia dipinjamkan ke Wimbledon dan Fulham sebelum bergabung dengan Fulham secara permanen pada Januari 2004 dan mencetak gol ke-15.000 Liga Premier ketika melawan Chelsea pada 2006.
Setelah pensiun dari bermain, Volz menghabiskan 4 tahun bekerja sebagai kepala pemandu bakat Arsenal di Jerman. Lalu, dia kembali ke negaranya untuk menjadi asisten pelatih RB Leipzig.
5. Oleh Luzhny (dari Dynamo Kiev dengan 1,8 juta pounds)
Oleh Luzhny sengaja didatangkan Arsene Wenger setelah tampil mengesankan dalam perjalanan Dynamo Kiev ke semifinal Liga Champions 1998/1999. Dia merapat ke London Utara untuk mengisi tempat Lee Dixon, yang termakan usia dan mulai menurun.
Awalnya, semua baik-baik saja. Tapi, pada akhirnya bek kanan asal Ukraina tersebut tidak pernah bisa membuktikan dirinya sebagai anggota tim reguler. Beruntung, Luzhny masih mampu membuat 110 penampilan selama 4 tahun di London Utara dan memenangkan 1 gelar Liga Premier serta 2 Piala FA.
Setelah membantu Arsenal memenangkan Piala FA 2002/2003, Luzhny pindah ke Wolverhampton Wanderers sebelum pergi ke Latvia untuk menjadi pemain-pelatih FK Venta. Kemudian, dia melanjutkan karier kepelatihan di Dynamo sebagai asisten, caretaker, maupun pelatih kepala. Dia juga sempat melatih Tavriya Simferopol dan Karpaty Lviv.
Dibawa sebagai pengganti sesama penyerang Prancis, Nicolas Anelka, Henry mencetak 226 gol dalam 370 penampilan selama 7 tahun berikutnya sebelum pergi ke Barcelona untuk memenangkan Liga Champions. Henry pergi dari London Utara sebagai pencetak gol terbanyak klub.
BACA FEATURE LAINNYA
12 Kiper Terpendek di Dunia, Peringkat 1 Cuma 166 CM
12 Kiper Terpendek di Dunia, Peringkat 1 Cuma 166 CM
1. Sylvinho (dari Corinthians dengan 4 juta pounds)
Setelah dikaitkan dengan kepindahan ke Tottenham Hotspur, Sylivinho memutuskan bergabung dengan Arsenal sebagai gantinya. Dia menjadi orang Brasil pertama yang menandatangani kontrak dengan klub tersebut.
Sylvinho menggantikan Nigel Winterburn dan dengan cepat membuat posisi bek kiri menjadi miliknya. Dia membuat 72 penampilan di semua kompetisi untuk The Gunners dalam 2 musim. Meski terpilih menjadi PFA Team of the Year 2000/2001, dia diizinkan untuk bergabung dengan Celta Vigo karena kemunculan Ashley Cole.
BACA FEATURE LAINNYA
Bagaimana Kariernya Saat ini? 10 Pemain Terbaik Akademi Manchester United
Bagaimana Kariernya Saat ini? 10 Pemain Terbaik Akademi Manchester United
Dari Vigo, Sylvinho pindah ke Barcelona untuk mendapatkan banyak piala, termasuk 2 trofi Liga Champions. Bahkan, di Liga Champions keduanya (2008/2009), dia bahu membahu dengan Henry untuk mengalahkan Manchester United.
2. Stefan Malz (dari TSV 1860 Munich dengan 650.000 pounds)
Setelah gagal dengan tawaran 7 juta pounds untuk Dietmar Hamann, yang lebih memilih Liverpool, Arsenal kemudian mencari alternatif yang lebih murah. Tetap di Jerman, mereka akhirnya berhasil mengontrak Stefan Malz dari TSV 1860 Munich seharga 650.000 pounds.
Selama musim pertamanya di klub, sang gelandang mencetak 2 gol dalam 11 penampilan, termasuk 1 gol dalam debut melawan Preston North End di Piala Liga. Tapi, dia hanya tampil 3 kali sebagai pemain pengganti di musim berikutnya dan kemudian kembali ke negara asalnya membela FC Kaiserslautern.
3. Davor Suker (dari Real Madrid dengan 3,5 juta pounds)
Setelah memenangkan Sepatu Emas di Piala Dunia 1998, ekspektasi tinggi ketika Davor Suker menyelesaikan kepindahan 3,5 juta ke Arsenal dari Real Madrid. Dia punya reputasi yang membanggakan karena ikut menjuarai La Liga dan Liga Champions selama masanya di Estadio Santiago Bernabeu.
Legenda sepakbola Kroasia itu tiba di klub sehari sebelum Henry. Tapi, pasangan itu memiliki keberuntungan yang kontras di London Utara. Dia berada di belakang Henry, Dennis Bergkamp, dan Nwankwo Kanu dalam urutan kesempatan bermain di lini depan.
Suker mencetak 11 gol di semua kompetisi dalam satu-satunya musim di Arsenal dan meninggalkan kesan yang kurang bagus di mata suporter. Aksi terakhirnya untuk The Gunners adalah melewatkan tendangan penalti dalam kekalahan dari Galatasaray pada final Piala UEFA 2000.
Pergi dari Arsenal, Suker bergabung dengan West Ham United sebelum ke Jerman memperkuat TSV 1860 Munich. Setelah pensiun. Suker mengambil peran baru yang cukup sukses sebagai Presiden Asosiasi Sepakbola Kroasia (HNS).
4. Moritz Volz (dari Schalke 04 dengan nilai yang rahasia)
Moritz Volz bergabung dengan Arsenal dari Schalke 04 saat berusia 16 tahun. Beda dengan 5 pemain lain yang datang, dia tidak langsung ke skuad utama, melainkan ke tim junior. Dan, pria asal Jerman itu merupakan anggota tim akademi yang sukses memenangkan Piala FA Junior 1999/2000 dan 2000/2001.
Ketika naik kelas, pemain yang beroperasi sebagai bek kanan tersebut hanya membuat 2 penampilan di Piala Liga dan menderita kekalahan di kedua kesempatan itu. Lalu, dia dipinjamkan ke Wimbledon dan Fulham sebelum bergabung dengan Fulham secara permanen pada Januari 2004 dan mencetak gol ke-15.000 Liga Premier ketika melawan Chelsea pada 2006.
Setelah pensiun dari bermain, Volz menghabiskan 4 tahun bekerja sebagai kepala pemandu bakat Arsenal di Jerman. Lalu, dia kembali ke negaranya untuk menjadi asisten pelatih RB Leipzig.
5. Oleh Luzhny (dari Dynamo Kiev dengan 1,8 juta pounds)
Oleh Luzhny sengaja didatangkan Arsene Wenger setelah tampil mengesankan dalam perjalanan Dynamo Kiev ke semifinal Liga Champions 1998/1999. Dia merapat ke London Utara untuk mengisi tempat Lee Dixon, yang termakan usia dan mulai menurun.
Awalnya, semua baik-baik saja. Tapi, pada akhirnya bek kanan asal Ukraina tersebut tidak pernah bisa membuktikan dirinya sebagai anggota tim reguler. Beruntung, Luzhny masih mampu membuat 110 penampilan selama 4 tahun di London Utara dan memenangkan 1 gelar Liga Premier serta 2 Piala FA.
Setelah membantu Arsenal memenangkan Piala FA 2002/2003, Luzhny pindah ke Wolverhampton Wanderers sebelum pergi ke Latvia untuk menjadi pemain-pelatih FK Venta. Kemudian, dia melanjutkan karier kepelatihan di Dynamo sebagai asisten, caretaker, maupun pelatih kepala. Dia juga sempat melatih Tavriya Simferopol dan Karpaty Lviv.