Balboa berkelahi dengan Pepe di lapangan latihan. Balboa melayangkan bogem mentah tepat di wajah Pepe hingga berdarah.
Javier Angel Balboa Osa pernah menjadi pemain muda berbakat ketika merangkak dari Real Madrid C, B, hingga skuad utama pada 1999-2004. Winger Equatorial Guinea itu juga sempat memukul wajah Pepe hingga berdarah ketika baru bergabung dari FC Porto pada 2007.
Kakek buyut Balboa adalah Abilio Balboa Arkins, yang merupakan walikota Santa Isabel di masa pemerintahan kolonial Spanyol. Kota tersebut telah berganti nama menjadi Malabo dan setelah merdeka mendapatkan status sebagai Ibu Kota Equatorial Guinea.
Kakak dari kakek Balboa, Armando Balboa, adalah korban diktator kejam Francisco Macias Nguema, yang telah mengeksekusi ribuan orang, khususnya lawan politik, aktivis, hingga rakyat biasa. Armando meninggal di penjara setelah ditangkap dalam upaya kudeta pada akhir 1960-an.
Orang tua Balboa kemudian mengungsi dan berangkat ke Spanyol karena teror di bawah pemerintahan Macias. Mereka menetap di Madrid. Di kota itulah Balboa lahir pada 13 Mei 1985.
"Banyak orang melarikan diri. Itu sulit dan kami memang harus pergi. Orang tua saya tidak suka membicarakan apa yang terjadi dengan kakak laki-laki kakek saya. Sangat menyedihkan. Saya tidak pernah mempunyai kesempatan untuk datang ke Equatorial Guinea (sebelum 2007)," kata Balboa pada 2015, dilansir Goal USA.
Sepakbola selalu ada dalam keluarga dan kakeknya sempat menjadi pemain amatir saat masih hidup. "Keluarga ayah saya menyukai sepakbola dan saudara laki-laki ibu saya bermain untuk Albacete. Jadi, sejak kecil saya selalu dekat dengan sepakbola," tambah Balboa.
Di usia 7 tahun, Balboa bergabung dengan CD Avance sebelum pindah ke Alcala. Lalu, di usia 14 tahun, Balboa diterima La Fabrica. Balboa menimba ilmu di Akademi Madrid dan merangkak ke Madrid C dan B. Kemudian, dia menjadi satu dari empat pemain yang berhasil lolos dari Madrid B ke tim utama bersama Alvaro Negredo, Alvaro Arbeloa, dan Javi Garcia.
"Saya sangat gugup. Saya melakukan debut saat berusia 20 (pada 2005/2006) dengan klub terbaik di dunia dan mengambil tempat (di posisi) David Beckham (sayap kanan). Itu adalah momen yang indah dan itu akan selalu menjadi bagian dari hidup saya," ungkap Balboa.
Balboa mencetak gol melawan Olympiakos Piraeus di Liga Champions pada 2007 dan mendedikasikan gol tersebut untuk orang tuanya. Di tahun yang sama, Balboa mengejutkan suporter saat berkelahi dengan Pepe di lapangan latihan. Balboa melayangkan bogem mentah tepat di wajah Pepe. Bek yang baru tiba dari Porto itu terkapar di rumput dengan wajah berdarah.
Sebagai hukuman atas aksi mengecewakan itu, Bernd Schuster menghukum Balboa. Dia tidak dimainkan saat pertandingan berikutnya. Balboa dianggap bersalah sebagai pihak yang memulai keributan dengan Pepe. "Harus ada tindakan untuk mendisiplinkan pemain yang berkelahi," ujar Schuster ketika itu, kepada As.
Meski kontraknya berlangsung 4 tahun, Balboa justru memilih meninggalkan Madrid ke Benfica dengan transfer 4 juta euro pada 2008. Keputusan yang disesali di kemudian hari. Dia menangis saat membicarakannya.
Di Portugal, Balboa tidak pernah diberi kesempatan menjadi pemain reguler. Dia hanya membuat 10 penampilan dalam 3 tahun di Estadio da Luz sebelum dipinjamkan ke tim Segunda Division, Cartagena dan Albacete. Dia akhirnya menetap di Portugal membela Beira-Mar dan Estoril.
"Itu adalah saat yang menyedihkan bagi saya di Benfica dan saya tidak mengerti apa yang terjadi," ucap Balboa.
Setelah meninggalkan Spanyol, karier Balboa turun drastis. Meski membela negara asalnya di Piala Afrika 2012 dan 2015, dia tidak pernah lagi mencapai leval yang sama dengan Madrid. Lalu, pada 16 September 2015 Balboa pergi meninggalkan Estoril dan Portugal.
Agen pemain membawa Balboa ke Arab Saudi untuk merumput di Al-Faisaly. Selanjutnya, pada 25 Januari 2017, dia pindah negera lagi menuju Yunani untuk bermain di klub Divisi III, Trikala FC. Tidak lama di sana, Balboa pinda ke Al-Mesaimeer di Divisi II Qatar hingga pensiun pada 2018.
Seusai gantung sepatu, Balboa tidak bisa lepas dari sepakbola. Dia kembali ke Spanyol dan menetap di Madrid. Selanjutnya, Balboa memulai karier baru dengan bekerja sebagai komentator di Radio Marca dan menjadi pengisi tetap program debat di televisi bertajuk El Chiringuito de Jugones.
Dalam El Chiringuito, dibahas segala hal yang berkaitan dengan rivalitas Barcelona dengan Madrid. Klub-klub lain seperti Atletico Madrid, Sevilla, Valencia, atau Athletic Bilbao dibahas sekali-kali. Begitu juga dengan liga-liga luar maupun kompetisi Eropa seperti Liga Champions atau Liga Eropa.
Program ini dikomandani jurnalis asal Spanyol, Josep Pedrerol, dan ditayangkan tidak hanya di Spanyol, melainkan juga Meksiko. Balboa menjadi pengisi acara tetap. Sementara pesepakbola-pesepakbola terkenal seperti Julen Lopetegui, Santiago Solari, hingga Alvaro Arbeloa menjadi bintang tamu.
Kakek buyut Balboa adalah Abilio Balboa Arkins, yang merupakan walikota Santa Isabel di masa pemerintahan kolonial Spanyol. Kota tersebut telah berganti nama menjadi Malabo dan setelah merdeka mendapatkan status sebagai Ibu Kota Equatorial Guinea.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Roberto de Assis Moreira, Orang Paling Penting dalam Hidup Ronaldinho
Kisah Roberto de Assis Moreira, Orang Paling Penting dalam Hidup Ronaldinho
Di usia 7 tahun, Balboa bergabung dengan CD Avance sebelum pindah ke Alcala. Lalu, di usia 14 tahun, Balboa diterima La Fabrica. Balboa menimba ilmu di Akademi Madrid dan merangkak ke Madrid C dan B. Kemudian, dia menjadi satu dari empat pemain yang berhasil lolos dari Madrid B ke tim utama bersama Alvaro Negredo, Alvaro Arbeloa, dan Javi Garcia.
BACA BERITA LAINNYA
Tendangan Bebas Cerdas Atalanta Bobol Gawang Cortouis
Tendangan Bebas Cerdas Atalanta Bobol Gawang Cortouis
Balboa mencetak gol melawan Olympiakos Piraeus di Liga Champions pada 2007 dan mendedikasikan gol tersebut untuk orang tuanya. Di tahun yang sama, Balboa mengejutkan suporter saat berkelahi dengan Pepe di lapangan latihan. Balboa melayangkan bogem mentah tepat di wajah Pepe. Bek yang baru tiba dari Porto itu terkapar di rumput dengan wajah berdarah.
Meski kontraknya berlangsung 4 tahun, Balboa justru memilih meninggalkan Madrid ke Benfica dengan transfer 4 juta euro pada 2008. Keputusan yang disesali di kemudian hari. Dia menangis saat membicarakannya.
"Itu adalah saat yang menyedihkan bagi saya di Benfica dan saya tidak mengerti apa yang terjadi," ucap Balboa.
Setelah meninggalkan Spanyol, karier Balboa turun drastis. Meski membela negara asalnya di Piala Afrika 2012 dan 2015, dia tidak pernah lagi mencapai leval yang sama dengan Madrid. Lalu, pada 16 September 2015 Balboa pergi meninggalkan Estoril dan Portugal.
Agen pemain membawa Balboa ke Arab Saudi untuk merumput di Al-Faisaly. Selanjutnya, pada 25 Januari 2017, dia pindah negera lagi menuju Yunani untuk bermain di klub Divisi III, Trikala FC. Tidak lama di sana, Balboa pinda ke Al-Mesaimeer di Divisi II Qatar hingga pensiun pada 2018.
Seusai gantung sepatu, Balboa tidak bisa lepas dari sepakbola. Dia kembali ke Spanyol dan menetap di Madrid. Selanjutnya, Balboa memulai karier baru dengan bekerja sebagai komentator di Radio Marca dan menjadi pengisi tetap program debat di televisi bertajuk El Chiringuito de Jugones.
Dalam El Chiringuito, dibahas segala hal yang berkaitan dengan rivalitas Barcelona dengan Madrid. Klub-klub lain seperti Atletico Madrid, Sevilla, Valencia, atau Athletic Bilbao dibahas sekali-kali. Begitu juga dengan liga-liga luar maupun kompetisi Eropa seperti Liga Champions atau Liga Eropa.
Program ini dikomandani jurnalis asal Spanyol, Josep Pedrerol, dan ditayangkan tidak hanya di Spanyol, melainkan juga Meksiko. Balboa menjadi pengisi acara tetap. Sementara pesepakbola-pesepakbola terkenal seperti Julen Lopetegui, Santiago Solari, hingga Alvaro Arbeloa menjadi bintang tamu.