Dulu bersinar, kini dia terbuang. Apa penyebabnya?
Saat pertama kali muncul ke publik dengan status siswa Akademi Liverpool, Tom Ince disebut banyak orang lebih hebat dari ayahnya, Paul Ince. Tapi, seiring waktu, pemain kelahiran Stockport, 30 Januari 1992, itu harus terbuang ke League One dan Championship Division.

Thomas Christopher Ince bergabung dengan Liverpool sebagai pemain muda pada 2008 dan diberi nomor 45 ketika didaftarkan ke skuad utama pada awal musim 2010/2011. Pada 29 Juli 2010, dia adalah pemain pengganti yang tidak digunakan untuk pertama kalinya dalam kualifikasi Liga Eropa melawan FK Rabotnicki.

Tapi, Ince baru melakukan debut untuk Liverpool pada 22 September 2010 sebagai pengganti pada menit 106 untuk Daniel Pacheco dalam kekalahan putaran III Piala Liga dari Northampton Town di Anfield.

Saat ayahnya menjadi pelatih di klub League One, Notts County, Ince dipinjam pada November 2010 hingga Januari 2011. Ince membuat debut di Notts County pada 6 November 2010 dalam kemenangan 2-0 melawan Gateshead di putaran I Piala FA. Lalu, debut liga terjadi pada 13 November 2010, saat kalah 1-3 dari Exeter City, dan pada 11 Desember 2010 mencetak gol perdana dalam kariernya dalam kemenangan 2-0 versus Milton Keynes Dons.

"Pindah ke Notts County sedikit menguntungkan saya karena Liverpool mencoba mengubah gaya permainan saya. Ayah saya hanya ingin saya menjadi pemain seperti saya apa adanya. Langkah ini memberi saya kehidupan yang lebih segar," kata Ince pada Desember 2010, dilansir BBC Sport.

Meski sang ayah mencoba untuk mempermanenkan status Ince atau minimal meminjam dalam jangka panjang, Liverpool menolak. Kontrak Ince berakhir pada akhir musim 2010/2011 dan mereka tidak akan membiarkan Ince kembali dengan status pinjaman kecuali menandatangani kontrak jangka panjang baru.

Ayah Ince menggambarkan tawaran kontrak itu sebagai "mengejek" dan menyebut Liverpool "konyol" karena menolak untuk membiarkan Ince bergabung kembali dengan klubnya dengan status pinjaman. Akhirnya, Ince menolak untuk menandatangani kontrak baru dengan The Reds. Dia  memilih meninggalkan klub dengan status bebas transfer di akhir musim.

Ternyata, perselisihan dengan Liverpool yang berujung kepergian Ince dari Anfield disesali di kemudian hari. Sebab, kariernya tidak menanjak, melainkan justru terjun bebas tanpa pernah bisa bangkit.

Dari Liverpool, Ince bergabung dengan Blackpool. Liverpool dan Blackpool menyetujui biaya yang dirahasiakan. Dalam kesepakatan itu klausul jual yang memberi Liverpool 35% dari semua biaya yang kemudian diterima Blackpool ketika menjual Ince, yang ternyata tidak pernah terwujud karena urusan teknis di lapangan.

Ketika Ince bergabung pada 3 Agustus 2011, Blackpool baru saja terdegradasi dari Liga Premier pada akhir musim 2010/2011. Artinya, keinginan Ince untuk bermain di kasta tertinggi gagal direalisasikan. Dia harus bermain di Championship di bawah asuhan Ian Holloway sebagai pelatih Blackpool.

Musim pertama dan kedua Ince di Blackpool berjalan sempurna. Dia bermain 41 kali pada semua ajang sepanjang 2011/2012 dan 47 kali pada 2012/2013. Akibatnya, pada transfer window musim dingin 2013, Ince menarik perhatian mantan klubnya, Liverpool, yang mempersiapkan tawaran 4 juta pounds. Tapi, harga yang diminta The Seasiders adalah 8,5 juta pounds sehingga Liverpool menarik diri.

Gagal dengan Liverpool, Reading membuat tawaran 8 juta pounds kepada Blackpool. Tapi, proposal Reading terlambat karena transfer window musim dingin untuk wilayah Inggris terlanjur ditutup.

Pada 30 Juni 2013, kejadian yang sama seperti musim dingin terulang lagi. Blackpool menerima tawaran 8 juta pounds dari Cardiff City. Swansea City, Everton, dan Aston Villa juga tertarik dan mengajukan harga yang sama. Ince setuju pergi ke Wales. Dia telah menyetujui persyaratan pribadi dan lulus tes medis dengan Cardiff. Tapi, tiba-tiba dia membatalkan setelah anaknya lahir. Dia tetap di Blackpool.

Kombinasi antara "jual mahal" dan ego pribadi itu pada akhirnya menjerumuskan karier Ince. Pada 2013/2014 ketika ayahnya digantikan Barry Ferguson sebagai pelatih Blackpool, karier Ince mengalami penurunan signifikan. Dia hanya mendapatkan kesempatan bermain 23 kali di Championship.

Pada musim dingin 2014, Ince pergi ke Crystal Palace dengan status pinjaman dan bermain di Liga Preimer. Enam bukan kemudian, ketika kontrak peminjaman berakhir, Ince pindah ke Hull City.

Tapi, Liga Premier berbeda dengan Championship dan League One. Baik di Palace atau Hull, Ince tidak mampu berbuat banyak. Akibatnya, dia harus kembali dipinjamkan ke klub kasta kedua, Nottingham Forest, sebelum bergabung dengan Derby County pada 2014/2015 dan dipermanenkan pada 2015/2016.

Bermain hingga 2016/2017, Ince sekali lagi mencoba peruntungan di Liga Premier dengan membela klub promosi Huddersfield Town. Ince bermain 37 kali sepanjang musim 2017/2018 dan membantu The Terriers menghindari degradasi dengan menempati peringkat 16 klasemen akhir.

Meski bermain memuaskan, Ince justru meninggalkan Huddersfield untuk membela Stoke City di Championship. Dia bermain 2,5 tahun bersama The Potters sebelum dipinjamkan ke Luton Town pada transfer window musim dingin 2021.

"Championship adalah liga yang gila. Kadang-kadang itu karena mentalitas. Saya dapat melihat di tim ini memiliki perkembangan yang bagus. Itu selalu menyenangkan ketika anda masuk lapangan sebagai pemain baru. Saya sangat senang dan akan mencoba membantu klub ini mencapai targetnya," kata Ince seusai menjalani debut untuk Luton, dilansir Luton Today.



Karier Ince yang hanya berkutat di kompetisi kasta kedua otomatis berdampak pada tim nasional Inggris. Beda dengan sang ayah, dia tidak memiliki catatan pertandingan untuk The Three Lions.

Ince hanya pernah membuat 4 penampilan untuk Inggris U-17 pada 2009 dan 4 lagi untuk U-19 pada 2011. Pada 29 Agustus 2012, dia dipanggil ke skuad U-21 oleh Stuart Pearce untuk pertandingan kualifikasi Kejuaraan Eropa melawan Azerbaijan dan Norwegia. Dia melakukan debut di Inggris U-21  kemenangan 2-0 atas Azerbaijan di Dalga Arena, Baku.

Lalu, pada 5 Februari 2013, Ince mencetak gol pertamanya untuk Inggris U-21 saat mengalahkan Swedia 4-0 di Walsall. Tapi, pada 2015, dia mengundurkan diri dari tim U-21 karena merasa sudah cukup bermain di tim junior dan ingin mendapatkan kesempatan di tim senior, yang ternyata tidak pernah didapatkan hingga detik ini.