Dari menjadi tim Serie A yang kompetitif dengan pemain seperti Barzagli, Sirigu, Dybala, Cavani, Toni, Palermo turun ke Serie D.
US Palermo, tim asal Italia kini bermain di Serie C. Bicara soal kisah manis, klub berjuluk I Rosanero itu memiliki kenangan dengan beberapa pemain dunia yang pernah mereka miliki.

Dimulai dari era 2004. Dua tahun setelah Palermo dibeli oleh pengusaha Maurizio Zamparini, I Rosanero kembali ke Serie A setelah lebih dari 30 tahun bermain di divisi kedua dan ketiga di Italia.

Dipimpin oleh Luca Toni, Palermo menjalani musim pertama yang luar biasa. Mereka menyelesaikan enam musim yang mengesankan, seperti lolos ke Piala UEFA (sekarang Liga Europa) untuk pertama kalinya.

Di musim kedua, tepatnya pada musim 2005/2006, tim asal Sisilia itu semakin lebih baik. Mereka finish di peringkat kelima dan juga mencapai semifinal Coppa Italia.

Sementara itu, pada debutnya di Eropa, Palermo mencapai babak kedua knock-out Piala UEFA sebelum kalah agregat dari Schalke 04 1-3.

Setelah empat pemain Palermo, termasuk Andrea Barzagli, memenangkan Piala Dunia 2006  bersama Gli Azzurri, Palermo mulai gencar membeli pemain muda berbakat. Salah satu pionir mereka adalah Edinson Cavani yang kini diakui sebagai salah satu penyerang tertajam di dunia.

Tim asal Sisilia itu kembali finish di posisi lima besar pada 2007. Andai saja mereka meraih empat kemenangan sisa saat itu, mereka bisa tampil di Liga Champions.

Sayang, Palermo gagal meningkatkan performa mereka di musim berikutnya setelah finish di urutan ke-11. Namun, dengan keberadaan mantan penyerang Italia, Fabrizio Miccoli, dan Cavani di lini depan, kemudian Javier Pastore di lini tengah, dan Salvatore Sirigu di bawah gawang, I Rosanero kembali finish di tempat kelima pada 2010.

Sebelum musim 2010/2011 dimulai,  Palermo mendatangkan salah satu calon gelandang terbaik di Eropa, Josip Ilicic, dan finish di peringkat ketujuh serta mencapai final Coppa Italia ketiga mereka dalam sejarah klub.

Semua awalnya berjalan cukup baik, hingga kemudian mulai menemui masalah. Dalam dua musim berikutnya, Palermo mengalami delapan pergantian pelatih. Situasi itu membuat mereka finish ke-16 sebelum terdegradasi ke Serie B pada 2013 setelah berakhir di posisi ke-18.

Setelah memboyong penyerang muda berbakat Andrea Belotti ke dalam barisan mereka, I Rosanero memecahkan rekor kasta kedua sepak bola Italia dengan 86 poin dan dengan cepat kembali ke Serie A.

Kemudian duo Argentina, Paulo Dybala dan Franco Vazquez, membuat penampilan impresif sepanjang musim Serie A 2014/2015. Mereka membantu klub Sisilia itu ke posisi 11, tepat di bawah AC Milan, dan hanya terpaut tujuh poin dari satu tempat di Liga Eropa.

Tapi, seperti sebuah tradisi, hal buruk kembali datang setelah mereka tampil bagus. Mereka kembali melakukan tujuh pergantian pelatih musim 2015/2016. Beruntung mereka tak terdegradasi setelah finish di urutan ke-16.

Setelah menjual beberapa pemain kunci di musim panas periode tersebut, I Rosanero mengalami musim yang lebih buruk dan kembali lagi terdegradasi ke Serie B.

Seperti jatuh tertimpa tangga, usai Palermo terdegradasi, situasi keuangan klub terus memburuk. Setelah beberapa kali pergantian pemilik, akhirnya mereka 'terbuang' ke Serie C,  bahkan langsung diturunkan ke Serie D. Mengapa bisa begitu?

Pada Mei 2019, Delio Rossi (pelatih Palermo saat itu) awalnya dapat menghindari jurang degradasi ke Serie B meski menerima pengurangan 20 poin karena masalah keuangan.

Tapi, dua bulan kemudian, Palermo secara resmi dikeluarkan dari semua liga profesional karena pelanggaran yang sangat serius terhadap hukum perusahaan Italia.

Dari menjadi tim Serie A yang kompetitif dengan pemain seperti Barzagli, Sirigu, Dybala, Cavani, Toni, dan banyak lagi pemain berpotensi kelas dunia, Palermo diturunkan ke Serie D.

Namun, I Rosanero sukses memenangkan Serie D di musim pertama mereka. Palermo kini bermain di Serie C, di mana anak asuh Giacomo Filippi saat ini berada di posisi kesembilan saat tergabung di Grup C.

Jika berbicara soal situasi Palermo saat ini, kita akan teringat Parma yang pernah bernasib sama. Namun, Parma kini telah kembali ke Serie A berkat kerja keras dari semua komponen I Gialloblu.

Lalu, apakah Palermo bisa kembali lagi ke Serie A secepatnya? Mari kita tunggu bersama!