Dia tidak bisa menahan diri di luar lapangan serta gaya hidup yang tidak sehat, membuat kariernya rusak.
Minggu lalu, beberapa media di Brasil melaporkan bahwa mantan peman Inter Milan itu telah menjual rumahnya seharga 1,2 juta Poundsterling dan pindah ke sebuah hotel mewah, yakni Grand Hyatt.

Salah satu situs di Negri Samba, extra.globo.com, melaporkan bahwa mantan tunangannya, Victoria Moreire tampak berada di Grand Hyatt tempat pemain jebolan Flamengo itu tinggal, namun bukan hal itu yang membuat pemberitaan Adriano menarik dan menjadi rumit. Tetapi hadirnya Micaela Mesquita, mantan kekasihnya sebelum Victoria, yang juga sering mengunjungi Grand Hyatt pada waktu yang berbeda.

Sumber yang dekat dengan Adriano mengklaim bahwa pemain berusia 39 tahun itu berusaha untuk memisahkan kedua mantan kekasihnya itu, dengan Micaela hanya datang ketika Victoria berada di rumahnya di Fluminense Utara.

Adriano bertunangan dengan Victoria hingga Juni 2020, sementara pemain dengan 48 caps bersama timnas Brasil itu menjalin hubungan dengan Micaela antara tahun 2016 hingga 2018. Dilansir dari sportbible, kisah cinta segitiga insan tersebut dikatakan telah berlangsung selama sekitar tiga bulan dan 'The Emperor' telah menutupinya dengan tidak terlihat di luar bersama salah satu dari mereka.



Adriano dianggap sebagai salah satu talenta terbaik di generasinya, berhasil mencetak 27 gol dalam 48 penampilan untuk negaranya saat memenangkan Copa America dan Piala Konfederasi. Selain itu, selama membela I Nerazzurri, ia sukses memenangkan empat gelar Serie A, dua Coppa Italia serta tiga Supercoppa Italia.

Dengan tendangan kaki kirinya yang luar biasa, tembakan kaki Adriano diberikan nilai 99 oleh PES 6, plus juga dengan kontrol yang baik serta kemampuan menggiring bola di atas rata-rata. Di pergelaran Ballon d’Or, tepatnya antara tahun 2004 hingga 2005, mantan pemain Corinthians itu beberapa kali finis di urutan keenam dan ketujuh.

Mantan rekannya, Zlatan Ibrahimovic berujar bahwa  Adriano adalah "seorang monster" dan bahwa ia memiliki segalanya dalam permainan sepak bola. Kendati begitu, karena tidak bisa menahan diri di luar lapangan serta gaya hidup yang tidak sehat, membuat kariernya perlahan tapi pasti menjadi rusak.

Setelah kematian tragis ayahnya, ia beralih ke obat-obatan dan alkohol serta secara rutin mengadakan pesta.

"Hanya saya yang tahu betapa saya menderita," ujar Adriano kepada r7.com.

"Kematian ayah saya meninggalkan lubang yang sangat besar. Saya merasa sendirian dan saya mengisolasi diri saat dia meninggal. Saya sedih dan tertekan di Italia, dan saat itulah saya mulai minum. Saya tidak berhenti minum dan pada akhirnya saya harus meninggalkan Inter. Saya tidak tahu bagaimana menyembunyikannya, saya tiba dalam keadaan mabuk di pagi hari untuk sesi pelatihan. Saya selalu muncul, bahkan jika saya benar-benar mabuk dan staf medis harus membawa saya tidur di rumah sakit.”

Kendati harus berhenti dari kariernya yang luar biasa bersama Inter, Adriano sendiri merasa senang saat bisa kembali ke tanah air tercintanya.

"Inter mengatakan kepada pers bahwa saya baru saja mengalami masalah otot. Saya kemudian menyadari bahwa masalahnya adalah orang-orang di sekitar saya, teman-teman yang tidak melakukan apa pun selain membawa saya ke pesta dengan wanita dan alkohol, tanpa memikirkan apa pun. Dengan kembali ke Brasil, saya menyerahkan jutaan dolar, tetapi saya memperoleh kebahagiaan,” jelas Adriano.