Dia mengalaminya saat membela klub Rusia pada 2005. Tak banyak yang tahu.
Di usia 21 tahun, Silva dirawat di rumah sakit selama enam bulan sementara dokter Rusia merawatnya untuk kondisi yang ia derita enam bulan sebelum penyakitnya terdeteksi. Tuberkulosis yang didapat mantan pemain AC Milan itu terbilang sangat parah, bahkan dokter mempertimbangkan untuk membuang sebagian paru-parunya untuk memastikan kelangsungan hidupnya. Tetapi ibunya, Angela, dan istrinya, Isabelle turun tangan dan menyarankan agar tidak melakukan operasi yang akan menghancurkan impian sepak bola Silva.
Salut! Aguilas Doradas Main Serius, Meski Hanya Punya 7 Pemain Akibat Covid-19
Pria Brasil didatangkan oleh manajemen Dynamo Moscow dari Porto pada Januari 2005 dengan biaya sekitar 3,5 juta Poundsterling.
Hampir meninggal dunia
Tim medis Dyanmo tercengang saat mengetahui Silva menderita TBC, dan enam bulan sebelum mereka merekrutnya, Silva ternyata sudah terkena TBC.
10 Pemain Tercepat di Dunia, Semua Dikalahkan Erling Haaland
"Pada 2005 saya dipinjamkan ke Dynamo Moscow, tetapi kotanya mengerikan, saya kedinginan dan sakit," ujarnya kepada Gazzetta dello Sport Sport Week pada tahun 2011.
“Para dokter akan menyuruh saya untuk bangun dan berjalan-jalan, tetapi saya tidak bisa melakukannya. Penyakit ini juga menular, jadi saya diisolasi, hanya bisa main game komputer dan masuk internet. Sesekali dokter datang dan memberi saya suntikan, tiga atau empat kali sehari, ditambah 10-15 pil.”
Ancaman terhadap karirnya
Selama perawatannya, staf medis menasihati bek tengah itu bahwa ia perlu memotong bagian paru kanannya untuk tetap bisa hidup. Pernyataan dan saran itu jelas mengartikan bahwa ia harus berhenti bermain sepak bola.
"Saya memberi tahu mereka tidak ada yang akan membuka suami saya dan mengakhiri mimpinya," ujar istri silva, Isabelle kepada Associated Press News.
"Saya bukan dokter, tapi tidak ada yang percaya ia harus menjalani operasi. Melihat dia mengenakan kostum Brasil adalah kemenangan bagi kami semua, terutama mereka yang mengenalnya sejak saat itu."
Selama masa kelam itu, Silva berpikir untuk pensiun, meski diberi tagihan kesehatan yang bersih. Itu adalah kedua kalinya dalam hidupnya ia mempertimbangkan untuk berhenti dari sepak bola.
“Saya telah berpikir untuk berhenti bermain sepak bola,” ujarnya kepada Gazzetta dello Sport Sport Week.
Pada waktu itu, Silva juga sempat mengikuti trial bersama Flamengo dan setelah dua sesi, manajemen Rubro-Negro tidak menerima Silva karena masih ada pemain yang lebih baik darinya.
“Saya memberi tahu ibu saya bahwa saya tidak ingin bermain sepak bola lagi, karena tidak ada yang menginginkan saya. Namun, dia berkata kalau begitu aku harus bekerja untuk kakakku, jadi aku segera berubah pikiran dan mencari klub lain!"
Bergabung kembali bersama Fluminense
Petualangan buruk Silva di Rusia berakhir pada tahun 2006 ketika ia kembali ke tanah airnya bersama Fluminense.
Bisa dibilang karir Silva diselamatkan oleh jasa Ivo Wortmann, orang yang bertanggung jawab untuk membawanya ke Dynamo dan orang yang sama membawanya kembali ke tanah Samba.
Percaya pada bakat Silva, ia memberi tahu Fluminense bahwa ia akan menjadi pelatih mereka jika mereka juga membeli anak didiknya. Mereka melakukannya, dan sisanya adalah kesuskesan yang mengikuti karir Silva.
3 tahun bersama Fluzao, Silva menunjukkan penampilan yang konsisten, kemudian ia dipinang oleh AC Milan, berkarir di PSG, dan sekarang bersama Chelsea. Di muism ini, mantan kapen timnas Samba itu mungkin bisa menyelesaikan tahun pertamanya di London dengan memenangkan Liga Champions.
Happy to be back and doing what I love!! Let’s go @ChelseaFC ?? #ChelseaFC #ThiagoSilva pic.twitter.com/FwUm29VTFA
— Thiago Silva (@tsilva3) March 2, 2021