Dibuka Agustus 2009, Donbass Arena hanya digunakan hingga Mei 2014.
Dibuka Agustus 2009, Donbass Arena hanya digunakan hingga Mei 2014. Perang saudara di Ukraina Timur membuat kandang Shakhtar Donetsk itu tidak lagi berfungsi. Padahal, pembangunannya menghabiskan dana USD400 juta atau sekitar Rp5,8 triliun. Miris!

Donbass Arena adalah stadion dengan lapangan rumput alami di Donetsk, Ukraina, dengan kapasitas 52.518 kursi. Terletak di pusat kota, di Taman Lenin Comsomol, stadion ini memiliki status bintang 4 dari UEFA.

Konstruksi dimulai pada 2006. Kontraktor utamanya adalah perusahaan Turki, ENKA, dan dirancang oleh Arup Sport. Biro arsitektur ternama Eropa itu juga merancang Etihad Stadium (Manchester City), Allianz Arena (Bayern Muenchen), hingga Bird Nest Stadium (Olimpiade 2008 Beijing).

Tampilan luar Donbass Arena futuristik dan sangat indah. Efek atap yang menjulang membuat stadion ini menyerupai piring terbang. Stadion tersebut memiliki bentuk oval dan facade kaca.

Atap stadion memiliki kemiringan dari utara ke selatan yang sesuai dengan lanskap dan berkontribusi pada pencahayaan alami serta penyinaran lapangan. Pencahayaan eksternal membuat stadion bersinar di malam hari. Sementara lampu di dalamnya memenuhi standar FIFA dan bersumber dari panel surya.

Pertimbangan desain utama adalah perlindungan berkelanjutan dari lingkungan yang hijau. Sebab, selain dikelilingi hutan alam, lingkungan stadion juga terdapat banyak taman dengan rumput hijau dan bunga warna-warni di musim semi.

Donbass Arena diselesaikan lebih cepat dari jadwal. Tapi upacara pembukaannya sengaja ditunda hingga 29 Agustus 2009 atau bertepatan dengan libur Hari Tambang Ukraina, serta hari ulang tahun kota Donetsk.

Laga pertama Shakhtar di stadion ini adalah kemenangan 4-0 dalam pertandingan Liga Premier Ukraina 2009/2010, 27 September 2009, melawan Obolon Kiev. Sementara duel internasional pertama berlangsung pada 18 November 2009 saat Ukraina melawan Yunani. Tuan rumah kalah 0-1 dan gagal lolos ke Piala Dunia 2010.

Ketika Ukraina menjadi penyelenggara Euro 2012 bersama Polandia, Donbass Arena termasuk stadion yang digunakan. Stadion ini menggelar pertandingan di Grup D antara Prancis vs Inggris (1-1), Prancis vs Ukraina (2-0), dan Inggris vs Ukraina (1-0). Ada lagi perempat final antara Spanyol vs Prancis (2-0) dan semifinal Portugal vs Spanyol (0-0, 2-4 ap).

Sebagai pemilik stadion, Shakhtar menggelar semua pertandingan Liga Premier Ukraina di tempat ini. Begitu pula laga-laga Eropa seperti Liga Europa (Piala UEFA) maupun Liga Champions.

Sayang, bulan madu sepakbola dengan Donbass Arena berakhir 2 tahun setelah Piala Eropa. Akibat krisis politik di Kiev, yang disusul aneksasi Rusia atas Crimea, perang saudara akhirnya meletus di Ukraina Timur. Donetsk menjadi jantung konflik yang menewaskan ribuan orang.

Pada 20 Mei 2014, stadion menyelenggarakan "Pawai Perdamaian" kecil untuk menentang kekerasan dan konflik, serta pembentukan Republik Rakyat Donetsk (DNR), yang terpisah dari Ukraina.

Akibat penolakan Shakhtar terhadap kelompok separatis pro Rusia itu, Donbass Arena menjadi korban. Pada 22 Agustus 2014, stadion rusak oleh apa yang dilaporkan sebagai penembakan artileri dan hujan roket sebagai bagian dari pertempuran antara militer Ukraina dengan separatis DNR.

Kemudian, pada 20 Oktober 2014, stadion kembali menjadi sasaran tembakan artileri dari pihak-pihak yang bersengketa. Kali ini, stadion mengalami kerusakan di sisi timur dan barat. Dilaporkan, setidaknya satu panel kaca besar jatuh di dekat seorang gadis muda.

Kondisi yang tidak aman membuat manajemen Shakhtar membiarkan stadion itu terbengkalai. Baru pada 2018, ketika situasinya mulai normal, perbaikan dilakukan. Pada 31 Mei 2018, rumput lapangan berhasil dipulihkan dan sejumlah fasilitas yang rusak diperbaiki.

Namun, belum adanya solusi final dari konflik yang berkecamuk membuat Shakhtar belum berani pulang ke Donbass Arena. Hingga hari ini, mereka sudah 7 tahun meninggalkan stadion kebanggaan. Shakhtar memainkan semua pertandingan ke Metalist Stadium di Kharkiv dan pusat latihan di ibu kota Kiev.

"Saya hidup di dua negara, Kroasia dan Ukraina. Keduanya tanah air saya. Saya pernah menjadi kapten (timnas) Kroasia dan Shakhtar. Kami (Shakhtar) sangat rindu kembali ke rumah kali (Donbass Arena). Kami tidak tahu kapan akan kembali. Tapi, kami tidak pernah berhenti berharap," kata Darijo Srna, di situs resmi UEFA pada awal tahun ini.

Srna sekarang telah pensiun. Tapi, dia ditunjuk sebagai direktur olahraga Shakhtar pada musim panas 2020. Saat aktif bermain, mantan full back itu menghabiskan 15 musim di Shakhtar dengan mencatatkan 536 laga dan 49 gol. Dia menyumbang 26 trofi, termasuk 1 Piala UEFA.

"Bahkan, hingga sekarang saya masih bisa mengingat bagaimana suporter berbondong-bondong ke stadion ketika pertama kali dibuka. Itu luar biasa. Saya yakin itu akan terulang lagi di masa depan," pungkas Srna.