Usia 16 tahun 15 hari dia sudah berkarier di kompetisi Eropa.
Pada 29 September 2005 dalam usia 16 tahun 15 hari, Stefano Okaka membela AS Roma melawan Aris Thessaloniki di Piala UEFA. Itu menjadikan striker Italia keturunan Nigeria sebagai pemain termuda klub Italia yang tampil di kompetisi Benua Biru.
Sempat dijuluki "The Next George Weah" dan "Ibrahimovic Baru", Stefano Chuka Okaka bergabung dengan sistem pembinaan pemain muda Roma pada 2004. Dia adalah bagian dari tim yang memenangkan Campionato Primavera 1 (U-20) 2004/2005. Dia mencetak gol melawan Juventus di semifinal dan Atalanta di final.
Lahir di Castiglione del Lago, 9 Agustus 1989, dari orang tua asal Nigeria, Okaka memperoleh kewarganegaraan Italia. Dalam waktu singkat, penyerang berpostur 186 mencuri perhatian suporter dan media berkat aksi-aksinya bersama Roma junior.
Puas dengan performa di skuad Primavera, Luciano Spalletti memasukkan nama Okaka dalam daftar pemain utama Roma untuk musim 2005/2006. Setelah menjalani debut di Piala UEFA yang bersejarah, dia mulai diberi kepercayaan bermain di kompetisi lainnya.
Okaka mencetak gol pertama untuk Roma dalam pertandingan Coppa Italia melawan Napoli pada 8 Desember 2005. Saat itu, dengan lari yang cepat dari lini tengah, dia melepaskan tembakan tepat ke kiri penjaga gawang. Itu menjadikan dirinya pencetak gol termuda di kompetisi tersebut pada usia 16 tahun, 121 hari.
Gol di Coppa Italia dilanjutkan dengan debut Serie A pada 18 Desember 2005. Saat itu, Okaka berusia 16 tahun, 125 hari. Dia tampil cukup bagus, meski Roma hanya mampu meraih hasil imbang 1-1 melawan Sampdoria.
Pada musim berikutnya, Okaka kembali masuk skuad utama. Dia mencetak gol pertama di Serie A pada 17 September 2006, untuk menutup kemenangan 3-1 atas Siena. Itu hanya 38 hari setelah ulang tahunnya ke-17. Saat itu, Okaka masuk sebagai pengganti Francesco Totti.
Sepuluh hari setelah pertandingan kontra Siena, Okaka melakukan debut di Liga Champions. Dalam usia 17 tahun 49 hari, dia tampil ketika Roma melawan Valencia di Estadio Mestalla. Tapi, Serigala Ibu Kota Italia menyerah 1-2.
Setelah dua musim perkenalan, Okaka dipinjamkan ke tim Serie B, Modena, untuk musim 2007/2008. Di sana, da mencetak 7 gol dalam 33 penampilan. Kemudian, dia kembali ke Roma dan menandatangani kontrak baru yang seharusnya berlangsung hingga 30 Juni 2012. Gaijnya meningkat dari 600.000 euro menjadi 700.000 euro dan 900.000 euro.
Namun, setelah bermain beberapa kali, Okaka kembali dipinjamkan. Dimulai Brescia, dia kemudian menjadi musafir di Fulham, Bari, hingga Parma. Setelah dipermanenkan Parma, Okaka dipinjamkan ke Spezia, lalu pindah ke Sampdoria, dan kemudian meninggalkan Italia menuju Anderlecht di Belgia.
Selain kalah bersaing dengan pemain lain, keputusan Okaka meninggalkan Serie A karena rasialisme yang sangat terasa. "Ini bukan masalah satu stadion, satu lapangan, atau satu negara. Ini masalah global. Kita harus mendidik masyarakat, mendidik anak-anak dan ini akan membuat segalanya menjadi lebih baik," ujar Okaka, dilansir The Guardian.
"Dunia telah berubah, sepakbola telah berubah, itu akan menjadi kebiasaan untuk melihat warna berbeda dalam satu tim nasional karena warna kulit tidak penting. Yang penting di mana anda dilahirkan, di mana anda belajar hidup. Saya lahir di Italia, saya besar di Italia. Ini adalah negara saya dan saya harus bersyukur bisa mempertahankan warna negara saya," tambah Okaka.
Setelah bermain di Anderlecht sejak 28 Juli 2015 dengan transfer 3 juta euro dari Sampdoria, Okaka pindah ke Inggris pada 29 Agustus 2016. Dia menandatangani kontrak 5 tahun dengan Watford.
Tapi, penampilan Okaka di Vicarage Road kurang memuaskan. Di sana, dia bermain 36 kali di Liga Premier dengan 23 diantaranya berasal dari bangku cadangan. Okaka juga memiliki 3 pelatih selama 3 tahun di klub. Di sana, dia juga menderita dalam cuaca dingin.
"Tiga tahun lalu saya berada di starting line-up. Saya mencetak gol melawan Liverpool. Gol pertama untuk tim saya di liga, ketika itu kami bermain imbang 3-3. Setelah ada masalah dengan pelatih (Marco Silva), semuanya berubah. Dia tidak memasukkan saya kembali ke dalam skuad," ujar Okaka.
"Itu tidak masuk akal dan dia tidak memberi saya alasan. Anda dapat membayangkan ketika anda baru mencetak gol pertama melawan Liverpool dan kemudian di pertandingan berikutnya anda keluar dari skuad. Apa yang dapat anda lakukan?" tambah Okaka.
"Saya meninggalkan Watford dan memulai kembali karier saya untuk ketiga atau keempat kalinya karena banyak hal telah terjadi dalam karier saya di masa lalu. Tapi, kesehatan saya tidak pernah meninggalkan saya. Saya suka olahraga ini. Jadi, setiap kali saya turun, saya mencoba melawan. Saya terus berjuang dan menunjukkan apa yang bisa saya lakukan di lapangan dan saya akan terus melakukan ini sampai saya menyelesaikan karier saya," ungkap Okaka.
Pergi dari Inggris, Okaka kembali ke Italia pada 8 Januari 2019. Awalnya, dipinjam Udinese hingga akhir musim 2018/2019. Tapi, setelah mencetak 6 gol dari 16 pertandingan, dia dikontrak permanen.
Sepertinya, di Dacia Arena, Okaka menemukan kembali cara yang benar bermain sepakbola. Musim 2019/2020, dia mendapatkan kesempatan bermain 33 kali di Serie A dengan mengemas 8 gol. Untuk musim 2020/2021, dia baru bermain 11 kali karena sempat absen 2 bulan karena cedera.
Tapi, misi Okaka saat ini adalah Euro 2021. Dia berusaha terpilih lewat penampilan di Serie A karena dirinya tahu bawah Roberto Mancini menyukai gaya mainnya. Apalagi, senior Okaka saat di Roma, Daniele de Rossi, kini menjadi asisten Gli Azzurri.
"Saya ingin tetap rendah hati. Saya ingin membantu pelatih dan tim nasional. Saya tidak ingin memikirkan apa yang bisa terjadi di akhir musim. Semuanya bisa terjadi antara sekarang dan nanti. Saya perlu melakukan pekerjaan saya dengan tim saya dan setelah itu kita akan lihat," kata Okaka.
Jika dipanggil untuk Piala Eropa, musim panas mendatang, Okaka akan memiliki kesempatan untuk mengikuti jejak saudara kembarnya, Stefania, yang memenangkan Kejuaraan Bola Voli Eropa U-19. Sayang, Stefania sudah pensiun dini karena cedera dan sekarang bekerja sebagai pelatih mental.
"Untuk memulai kehidupan lain setelah cedera menghentikannya, apa yang bisa saya katakan? Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskan tentang kembaran saya. Dia hebat," pungkas Okaka.
Sempat dijuluki "The Next George Weah" dan "Ibrahimovic Baru", Stefano Chuka Okaka bergabung dengan sistem pembinaan pemain muda Roma pada 2004. Dia adalah bagian dari tim yang memenangkan Campionato Primavera 1 (U-20) 2004/2005. Dia mencetak gol melawan Juventus di semifinal dan Atalanta di final.
BACA BERITA LAINNYA
Conte: 95 Persen Inter Sudah Scudetto
Conte: 95 Persen Inter Sudah Scudetto
Pada musim berikutnya, Okaka kembali masuk skuad utama. Dia mencetak gol pertama di Serie A pada 17 September 2006, untuk menutup kemenangan 3-1 atas Siena. Itu hanya 38 hari setelah ulang tahunnya ke-17. Saat itu, Okaka masuk sebagai pengganti Francesco Totti.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Pemain yang Disebut John Terry Paling Bertalenta di Chelsea tapi Kariernya Gagal
Kisah Pemain yang Disebut John Terry Paling Bertalenta di Chelsea tapi Kariernya Gagal
Setelah dua musim perkenalan, Okaka dipinjamkan ke tim Serie B, Modena, untuk musim 2007/2008. Di sana, da mencetak 7 gol dalam 33 penampilan. Kemudian, dia kembali ke Roma dan menandatangani kontrak baru yang seharusnya berlangsung hingga 30 Juni 2012. Gaijnya meningkat dari 600.000 euro menjadi 700.000 euro dan 900.000 euro.
Selain kalah bersaing dengan pemain lain, keputusan Okaka meninggalkan Serie A karena rasialisme yang sangat terasa. "Ini bukan masalah satu stadion, satu lapangan, atau satu negara. Ini masalah global. Kita harus mendidik masyarakat, mendidik anak-anak dan ini akan membuat segalanya menjadi lebih baik," ujar Okaka, dilansir The Guardian.
Setelah bermain di Anderlecht sejak 28 Juli 2015 dengan transfer 3 juta euro dari Sampdoria, Okaka pindah ke Inggris pada 29 Agustus 2016. Dia menandatangani kontrak 5 tahun dengan Watford.
Tapi, penampilan Okaka di Vicarage Road kurang memuaskan. Di sana, dia bermain 36 kali di Liga Premier dengan 23 diantaranya berasal dari bangku cadangan. Okaka juga memiliki 3 pelatih selama 3 tahun di klub. Di sana, dia juga menderita dalam cuaca dingin.
"Tiga tahun lalu saya berada di starting line-up. Saya mencetak gol melawan Liverpool. Gol pertama untuk tim saya di liga, ketika itu kami bermain imbang 3-3. Setelah ada masalah dengan pelatih (Marco Silva), semuanya berubah. Dia tidak memasukkan saya kembali ke dalam skuad," ujar Okaka.
"Itu tidak masuk akal dan dia tidak memberi saya alasan. Anda dapat membayangkan ketika anda baru mencetak gol pertama melawan Liverpool dan kemudian di pertandingan berikutnya anda keluar dari skuad. Apa yang dapat anda lakukan?" tambah Okaka.
"Saya meninggalkan Watford dan memulai kembali karier saya untuk ketiga atau keempat kalinya karena banyak hal telah terjadi dalam karier saya di masa lalu. Tapi, kesehatan saya tidak pernah meninggalkan saya. Saya suka olahraga ini. Jadi, setiap kali saya turun, saya mencoba melawan. Saya terus berjuang dan menunjukkan apa yang bisa saya lakukan di lapangan dan saya akan terus melakukan ini sampai saya menyelesaikan karier saya," ungkap Okaka.
Pergi dari Inggris, Okaka kembali ke Italia pada 8 Januari 2019. Awalnya, dipinjam Udinese hingga akhir musim 2018/2019. Tapi, setelah mencetak 6 gol dari 16 pertandingan, dia dikontrak permanen.
Sepertinya, di Dacia Arena, Okaka menemukan kembali cara yang benar bermain sepakbola. Musim 2019/2020, dia mendapatkan kesempatan bermain 33 kali di Serie A dengan mengemas 8 gol. Untuk musim 2020/2021, dia baru bermain 11 kali karena sempat absen 2 bulan karena cedera.
Tapi, misi Okaka saat ini adalah Euro 2021. Dia berusaha terpilih lewat penampilan di Serie A karena dirinya tahu bawah Roberto Mancini menyukai gaya mainnya. Apalagi, senior Okaka saat di Roma, Daniele de Rossi, kini menjadi asisten Gli Azzurri.
"Saya ingin tetap rendah hati. Saya ingin membantu pelatih dan tim nasional. Saya tidak ingin memikirkan apa yang bisa terjadi di akhir musim. Semuanya bisa terjadi antara sekarang dan nanti. Saya perlu melakukan pekerjaan saya dengan tim saya dan setelah itu kita akan lihat," kata Okaka.
Jika dipanggil untuk Piala Eropa, musim panas mendatang, Okaka akan memiliki kesempatan untuk mengikuti jejak saudara kembarnya, Stefania, yang memenangkan Kejuaraan Bola Voli Eropa U-19. Sayang, Stefania sudah pensiun dini karena cedera dan sekarang bekerja sebagai pelatih mental.
"Untuk memulai kehidupan lain setelah cedera menghentikannya, apa yang bisa saya katakan? Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskan tentang kembaran saya. Dia hebat," pungkas Okaka.