Kini dia bermain di semifinal Liga Champions melawan sepupunya, Ferland dari Real Madrid.
Jika tarik mundur enam tahun yang lalu, saat kontraknya diputuskan oleh AS Cherbourg, perjalanan hidup keras Mendy sangat menyentuh hati, dimana ia sampai harus mencari kerja paruh waktu agar bisa bertahan hidup. Bahkan Mendy yang pada waktu itu berusia 23 tahun juga harus mengurus pacarnya yang tengah mengandung anaknya.
Efek Penampilan Buruk Juventus, Anak Pirlo Terima Ancaman Pembunuhan
Edouard Mendy has been unemployed twice in his career at age 23 and 25, he’s now 28 and been scouted by Petr Cech.
Mendy played for a whole year without wages at Le Havre, then was 3rd choice for Marseille. I love his story, he’s been through a lot to get this Chelsea move. pic.twitter.com/kImndKczA6— Pys (@CFCPys) September 24, 2020
The Edouard Mendy story:
BACA BERITA LAINNYA
N'Golo Kante, Pemain yang Dinilai Fabregas Bermain untuk 2 Peran-Unemployed at the age of 23.
-First professional contract in Ligue 2 at 24.
-Promoted to Ligue 1 at 26.
-8th place finish with newly-promoted Reims at 27.
-3rd place finish with Rennes and a move to Chelsea at 28.
This is what dreams are made of.— ExpectedChelsea (@ExpectedChelsea) September 11, 2020
"Jika seseorang mengatakan kepada saya enam tahun lalu ketika saya tidak memiliki klub bahwa saya akan berakhir di sini, saya tidak akan repot-repot melihat atau mendengarkan mereka," ujar Mendy dalam sebuah wawancara dengan The Guardian.
"Saya benar-benar memiliki keraguan tentang apakah saya akan melanjutkan. Tapi saya melihatnya sekarang dan mengatakan bahwa berkat momen-momen itulah saya berada di tempat saya hari ini, dan keluarga saya juga dapat memperoleh manfaat dari tempat saya. Harus dengan sepak bola saya.”
"Saya harus menerima tunjangan pengangguran pada saat itu sehingga saya dapat mengabdikan diri sepenuhnya pada sepak bola ... Itu sangat sulit dan juga pasangan saya mengharapkan bayi pertama kami. Jadi tunjangan pengangguran tidak akan cukup bagi kami, kami membutuhkan sesuatu yang lain, jadi saya mulai mencari pekerjaan lain.”
"Tapi kemudian saya memiliki kesempatan untuk pergi ke Marseille dan saya diberi uji coba di sana. Untungnya bagi saya itu berhasil, dan ketika itu terjadi rasanya sangat melegakan bagi saya. Karena satu tahun untuk pergi tanpa sepak bola adalah waktu yang sangat lama. Saya memiliki banyak, banyak keraguan selama waktu itu. Tapi itu berkat keluarga saya yang begitu banyak membantu pada saat-saat itu untuk membuat saya tetap kuat,” tutup Mendy.
Dalam perjalananya, Mendy berlatih tanpa bayaran setelah kembali ke mantan klubnya, Le Havre dan akhirnya mendapatkan uji coba di Marseille, yang kemudian memberikannya kontrak untuk bermain bersama tim B Les Phoceens.
Mendy bermain sebagai cadangan selama musim 2015/16 dan memastikan kepindahan ke Reims, dimana ia membantu anak-anak asuh David Guion memenangkan Ligue 2 pada musim 2017/18 setelah memainkan 34 pertandingan dan hanya kebobolan 24 gol. Periode penampilan pertama yang mengesankan di Ligue 1 mendorong Rennes untuk merekrut pemain internasional Senegal itu seharga 3,5 juta Poundsterling.
Dalam satu-satunya musim di Roazhon Park, Mendy memainkan peran kunci dalam klub menyegel kualifikasi otomatis ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka berkat finis di tempat ketiga di musim 2019/20.
Chelsea kemudian mengontraknya dengan mahar 22 juta Poundsterling dan sekarang, enam tahun setelah berada di posisi terendah, ia bermain di semifinal Liga Champions melawan sepupunya, Ferland dari Real Madrid.
Sebagai penutup, jelas bahwa kisah hidup Mendy adalah sesuatu yang layak dijadikan teladan untuk pesepakbola muda yang bercita-cita ingin memiliki karir yang bagus serta profesional.