Luis Figo pernah menjadi korban keputusan Perez hingga dikecam fans Barcelona.
Presiden Real Madrid Florentino Perez sering dikaitkan dengan pengambilan keputusan yang sensasional dan kontroversial. Keputusan terakhir terkait pembentukan Liga Super Eropa paling menyita perhatian.
Perez telah dua kali menjadi presiden Madrid dan peristiwa tentang Liga Super Eropa menjadi faktor utama yang dapat melatarbelakangi turunnya reputasi Perez. Dia akan dipaksa untuk mempertimbangkan masa depannya.
Namun, keputusan besar bukan hal baru bagi kakek berusia 74 tahun tersebut. Dia tercatat beberapa kali membuat kebijakan besar yang menguntungkan tim asuhannya.
Terlepas dari itu, dunia sangat mengerti bahwa memimpin salah satu klub terbesar dan tersukses di Eropa bukan pekerjaan mudah. Perez telah melakukan hal-hal yang tidak terpikirkan berkali-kali.
Beberapa di antara keputusannya membawa Los Blancos pada kesuksesan yang sangat besar, namun beberapa di antaranya tidak cocok dengan penggemar klub atau penggemar sepakbola secara umum. Bahkan, keputusannya mendapat kecaman begitu buruk dari para penggemar.
Untuk itu, mari kita lihat lima keputusan Perez yang berhasil mengguncang dunia sepakbola.
5. Perez Merekrut Luis Figo dari Barcelona
Dari semua pemain yang melintasi celah El Clasico, kepindahan Luis Figo dari Barcelona ke Real Madrid adalah salah satu yang tidak dapat diampuni bagi tim Catalunya. Itu adalah rencana utama Perez dan ternyata berhasil dengan sempurna.
Figo adalah pemain utama Barcelona pada saat itu. Legenda Portugal itu telah membimbing mereka meraih banyak trofi, bahkan sampai mengecat rambutnya dengan warna merah untuk menunjukkan komitmen Figo kepada El Barca.
Ketika Perez mencalonkan diri sebagai presiden pada 2000, dia harus mengeluarkan kelinci dari topi agar orang-orang memilihnya.
Perez berjanji kepada mereka bahwa dia akan merekrut Figo. Sebelum pemilihan, Perez mendekati agen Figo Jose Veiga dan menawarkan proposal bayaran senilai 1,6 juta euro. Perez kemudian meminta mereka menandatangani selembar kertas yang mengatakan jika Perez memenangkan pemilihan, Figo akan bergabung dengan Madrid.
Jika Perez tidak menjadi presiden, Figo harus membayar 35 juta euro untuk membatalkan kesepakatan. Karena Perez bukan favorit untuk memenangkan pemilihan pada saat itu, mereka menandatangani kesepakatan dan mendapatkan uang. Tapi, keadaan berubah ketika Perez memenangkan pemilihan dan Figo tidak bisa berbuat apa-apa selain bergabung dengan Madrid.
4. Membiarkan Vicente del Bosque Pergi
Vicente Del Bosque menikmati masa suksesnya sebagai pelatih Madrid periode 1999-2003. Dia memenangkan gelar Liga Champions dan La Liga dua kali. Dia tampaknya akan diberi perpanjangan kontrak.
Namun, Perez bukanlah penggemar berat Del Bosque karena suatu alasan. Perez menawarkan Del Bosque kesempatan untuk melanjutkan pekerjaannya di Madrid dalam kapasitas sebagai direktur teknik. Del Bosque melihat tawaran itu sebagai penghinaan dan langsung menolaknya.
Keputusan melepas Del Bosque disambut dengan kecaman di ruang ganti Madrid. Fernando Hierro, Steve McManaman, dan Fernando Morientes menyuarakan ketidaksetujuan mereka dan ketiga pemain tersebut segera dikeluarkan dari klub.
Itulah cara Perez memutuskan untuk menjalankan kapal yang dipimpinnya.
3. Menjual Claude Makelele
Perez adalah orang yang membawa konsep Galacticos ke Real Madrid. Setiap musim panas, mereka melakukan penandatanganan marquee dan awal dari akhir era itu ditandai dengan kepergian Claude Makelele ke Chelsea.
Gelandang bertahan Prancis itu adalah salah satu pemain paling penting di Madrid, tim ibukota yang bertabur bintang pada saat itu. Dia adalah kekuatan mutlak di lini tengah. Namun, Perez menolak memberinya perpanjangan kontrak pada 2003.
Perez tidak bergeming meski pemain seperti Raul, Zinedine Zidane, dan Fernando Morientes menyuarakan dukungan mereka untuk Makelele. Perez bahkan mengkritik kemampuan Makelele sebelum menjualnya ke Chelsea. ‘Kerugian satu orang adalah keuntungan orang lain’.
Padahal, saat Makelele masih bermukim di Santiago Bernabeu, Madrid adalah tim raksasa. Mereka memenangkan enam trofi, termasuk dua gelar La Liga dan satu Liga Champions.
Tanpa Makelele di tengah lapangan, Madrid berjuang keras menggapai trofi. Sementara Chelsea memenangkan gelar Liga Premier berturut-turut setelah mengontraknya.
2. Memilih Melewatkan Kesempatan Merekrut Samuel Eto'o
Ini adalah keputusan buruk lainnya dari Perez yang berakibat serius. Hingga 2004, Madrid dan Mallorca berbagi hak kepemilikan atas kontrak Samuel Eto'o. Legenda Kamerun itu sangat sukses di Mallorca dan menjadi pencetak gol terbanyak klub selama lima musim.
Namun, Perez berpendapat bahwa Eto'o tidak cukup baik untuk menggantikan pemain seperti Ronaldo Luis Nazario de Lima dan Raul. Jadi, dia memutuskan untuk duduk dan menegosiasikan kesepakatan dengan Mallorca dan Barcelona. Hingga kemudian tim Catalunya dengan senang hati menyambut Eto'o.
Eto'o kemudian menjadi salah satu pemain terpenting Barcelona selama beberapa tahun berikutnya dan memainkan peran besar dalam memenangkan dua gelar Liga Champions dan tiga gelar La Liga.
1. Perez Menjadi Penggagas Liga Super Eropa
Perez seharusnya menjadi presiden baru Liga Super Eropa. Wawancara eksklusif Perez dengan El Chiringuito (melalui Manajer Madrid) dan kepercayaan dirinya berbicara tentang proyek menunjukkan rasa frustrasi antara dirinya dengan para penggemar sepakbola.
Tidak butuh waktu 24 jam setelah wawancaranya, karena tim pendiri mulai mundur dari Liga Super Eropa seperti evakuasi darurat. Protes terjadi di mana-mana melawan keserakahan raksasa Eropa dan semua klub Liga Premier telah mundur mengikuti turnamen yang digagas Perez.
Real Madrid, Barcelona, dan Juventus belum mundur. Tapi, ini akan selamanya menjadi tanda hitam dalam kariernya dan mungkin merupakan salah satu keputusan paling bandel dan sangat tidak menyenangkan yang pernah dibuatnya. Dunia sepakbola pasti akan sangat mengingatnya.
Perez telah dua kali menjadi presiden Madrid dan peristiwa tentang Liga Super Eropa menjadi faktor utama yang dapat melatarbelakangi turunnya reputasi Perez. Dia akan dipaksa untuk mempertimbangkan masa depannya.
BACA BERITA LAINNYA
Peta Perebutan Gelar di 6 Liga Top Eropa, Spanyol Paling Sengit
Peta Perebutan Gelar di 6 Liga Top Eropa, Spanyol Paling Sengit
5. Perez Merekrut Luis Figo dari Barcelona
BACA BERITA LAINNYA
Pemain yang bakal Pergi jika I Rossoneri Gagal ke Liga Champions
Pemain yang bakal Pergi jika I Rossoneri Gagal ke Liga Champions
Dari semua pemain yang melintasi celah El Clasico, kepindahan Luis Figo dari Barcelona ke Real Madrid adalah salah satu yang tidak dapat diampuni bagi tim Catalunya. Itu adalah rencana utama Perez dan ternyata berhasil dengan sempurna.
Ketika Perez mencalonkan diri sebagai presiden pada 2000, dia harus mengeluarkan kelinci dari topi agar orang-orang memilihnya.
Jika Perez tidak menjadi presiden, Figo harus membayar 35 juta euro untuk membatalkan kesepakatan. Karena Perez bukan favorit untuk memenangkan pemilihan pada saat itu, mereka menandatangani kesepakatan dan mendapatkan uang. Tapi, keadaan berubah ketika Perez memenangkan pemilihan dan Figo tidak bisa berbuat apa-apa selain bergabung dengan Madrid.
4. Membiarkan Vicente del Bosque Pergi
Vicente Del Bosque menikmati masa suksesnya sebagai pelatih Madrid periode 1999-2003. Dia memenangkan gelar Liga Champions dan La Liga dua kali. Dia tampaknya akan diberi perpanjangan kontrak.
Namun, Perez bukanlah penggemar berat Del Bosque karena suatu alasan. Perez menawarkan Del Bosque kesempatan untuk melanjutkan pekerjaannya di Madrid dalam kapasitas sebagai direktur teknik. Del Bosque melihat tawaran itu sebagai penghinaan dan langsung menolaknya.
Keputusan melepas Del Bosque disambut dengan kecaman di ruang ganti Madrid. Fernando Hierro, Steve McManaman, dan Fernando Morientes menyuarakan ketidaksetujuan mereka dan ketiga pemain tersebut segera dikeluarkan dari klub.
Itulah cara Perez memutuskan untuk menjalankan kapal yang dipimpinnya.
3. Menjual Claude Makelele
Perez adalah orang yang membawa konsep Galacticos ke Real Madrid. Setiap musim panas, mereka melakukan penandatanganan marquee dan awal dari akhir era itu ditandai dengan kepergian Claude Makelele ke Chelsea.
Gelandang bertahan Prancis itu adalah salah satu pemain paling penting di Madrid, tim ibukota yang bertabur bintang pada saat itu. Dia adalah kekuatan mutlak di lini tengah. Namun, Perez menolak memberinya perpanjangan kontrak pada 2003.
Perez tidak bergeming meski pemain seperti Raul, Zinedine Zidane, dan Fernando Morientes menyuarakan dukungan mereka untuk Makelele. Perez bahkan mengkritik kemampuan Makelele sebelum menjualnya ke Chelsea. ‘Kerugian satu orang adalah keuntungan orang lain’.
Padahal, saat Makelele masih bermukim di Santiago Bernabeu, Madrid adalah tim raksasa. Mereka memenangkan enam trofi, termasuk dua gelar La Liga dan satu Liga Champions.
Tanpa Makelele di tengah lapangan, Madrid berjuang keras menggapai trofi. Sementara Chelsea memenangkan gelar Liga Premier berturut-turut setelah mengontraknya.
2. Memilih Melewatkan Kesempatan Merekrut Samuel Eto'o
Ini adalah keputusan buruk lainnya dari Perez yang berakibat serius. Hingga 2004, Madrid dan Mallorca berbagi hak kepemilikan atas kontrak Samuel Eto'o. Legenda Kamerun itu sangat sukses di Mallorca dan menjadi pencetak gol terbanyak klub selama lima musim.
Namun, Perez berpendapat bahwa Eto'o tidak cukup baik untuk menggantikan pemain seperti Ronaldo Luis Nazario de Lima dan Raul. Jadi, dia memutuskan untuk duduk dan menegosiasikan kesepakatan dengan Mallorca dan Barcelona. Hingga kemudian tim Catalunya dengan senang hati menyambut Eto'o.
Eto'o kemudian menjadi salah satu pemain terpenting Barcelona selama beberapa tahun berikutnya dan memainkan peran besar dalam memenangkan dua gelar Liga Champions dan tiga gelar La Liga.
1. Perez Menjadi Penggagas Liga Super Eropa
Perez seharusnya menjadi presiden baru Liga Super Eropa. Wawancara eksklusif Perez dengan El Chiringuito (melalui Manajer Madrid) dan kepercayaan dirinya berbicara tentang proyek menunjukkan rasa frustrasi antara dirinya dengan para penggemar sepakbola.
Tidak butuh waktu 24 jam setelah wawancaranya, karena tim pendiri mulai mundur dari Liga Super Eropa seperti evakuasi darurat. Protes terjadi di mana-mana melawan keserakahan raksasa Eropa dan semua klub Liga Premier telah mundur mengikuti turnamen yang digagas Perez.
Real Madrid, Barcelona, dan Juventus belum mundur. Tapi, ini akan selamanya menjadi tanda hitam dalam kariernya dan mungkin merupakan salah satu keputusan paling bandel dan sangat tidak menyenangkan yang pernah dibuatnya. Dunia sepakbola pasti akan sangat mengingatnya.