Espanyol kembali ke La Liga setelah 304 hari berstatus anggota Segunda Division. Berkat andil besar Wu Lei.
Espanyol kembali ke La Liga setelah 304 hari berstatus anggota Segunda Division. Los Periquitos promosi selepas bermain imbang tanpa gol dengan Real Zaragoza, 8 Mei 2021. Salah satu pemain yang cukup berperan adalah Wu Lei, pemain import berjuluk "Maradona dari China".
Beda dengan Korea Selatan atau Jepang, China hanya memiliki satu pemain yang merumput di lima negara besar Eropa (Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Prancis). Wu sempat berkiprah di La Liga sebelum Espanyol terdegradasi ke Segunda Division di akhir musim lalu.
Memulai karier dari Genbao Football Academy dan pindah ke Shanghai SIPG, Wu hijrah ke Spanyol pada 28 Januari 2019. Dia ditransfer Los Periquitos dengan biaya yang dilaporkan sekitar 2 juta euro. Ada juga spekulasi yang menyebut karena pemilik Espanyol, Chen Yansheng, berasal dari China.
Wu melakukan debut untuk klub pada 3 Februari 2019 dengan hasil imbang 2-2 melawan Villarreal. Dia masuk sebagai pengganti Didac Vila pada menit 77. Itu ditonton oleh lebih dari 40 juta orang di China. Dia menjadi pesepakbola Negeri Tirai Bambu kedua yang bermain di La Liga setelah Zhang Chengdong.
Pada 9 Februari 2019, dia masuk sebagai pemain pengganti dan mendapatkan penalti yang menghasilkan skor penyeimbang dalam kemenangan 2-1 melawan Rayo Vallecano. Pada 17 Februari 2019, Wu menjadi pesepakbola China pertama yang memulai pertandingan La Liga dengan hasil imbang 0-0 melawan Valencia.
Wu mencetak gol pertamanya untuk klub pada 2 Maret 2019 dalam kemenangan 3-1 melawan Real Valladolid. Dia menjadi pesepakbola China pertama yang mencetak gol di La Liga. Lalu, pada 24 April 2019, Wu mencetak gol keduanya untuk klub saat bermain imbang 1-1 melawan Celta Vigo.
Pada 3 Oktober 2019, Wu menjadi pesepakbola China pertama yang mencetak gol di kompetisi Benua Biru (tidak termasuk babak kualifikasi). Dia mencetak gol dalam kemenangan 2-0 melawan CSKA Moscow di Liga Eropa. Dan, pada 4 Januari 2020, Wu menjadi pemain China pertama yang mencetak gol ke gawang Barcelona. Dia mencetak gol penyeimbang menit 88.
Sebagai pemain dari Asia yang berkarir di Eropa, Wu juga tidak bisa dilepaskan dari julukan-julukan hiperbola yang diberikan suporter atau media. Jika di Indonesia mengenal Egy Melgiansyah sebagai "Lionel Messi dari Indonesia", maka Wu di China disebut sebagai "Maradona".
Entah bagaimana cara memandangnya, fakta menunjukkan pemuda kelahiran Nanjing, 19 November 1991, tersebut tidak memiliki postur tubuh, potongan rambut, wajah, atau gaya bermain seperti megabintang Argentina.
Maradona biasanya bermain bebas di antara lini tengah dan depan. Dia bebas bergerak menjemput bola di belakang, tengah, hingga menggiring bola di area penalti lawan. Dominasi permainan yang biasa dilakukan membuat seluruh lapangan menjadi arena bermain El Pibe de Oro.
Sementara Wu ibarat peluru meriam yang secara teratur dilepaskan pada pertahanan lawan. Sejak pindah dari Shanghai SIPG ke Espanyol pada 2019, dia dibebankan untuk bermain di sayap kiri dengan sesekali tampil cemerlang di pusat serangan.
Orang Spanyol justru melihat Wu lebih mirip Cristiano Ronaldo atau Antoine Griezmann dalam level yang lebih rendah. Sebab, Wu hampir tidak terikat dengan posisinya sebagai pemain sayap.
Selama ini, para pelatih Espanyol, mulai dari Pablo Machin, Abelardo, hingga Vicente Moreno memberi kesempatan Wu untuk bermain di ruang tengah dan sepertiga pertahanan lawan. Di wilayah itu dia hampir dipastikan selalu berada di garis depan penyerangan. Daya jelajahnya sangat tinggi. Bahkan, sampai tidak terlihat antara batas offside dan onside.
Sentuhan bola yang luar biasa selalu membimbing Wu melewati pertahanan lawan. Langkah kakinya yang cepat memungkinkan dirinya untuk menyisir bagian dalam dan membuat para bek lawan menghadap ke belakang. Sentuhan terakhirnya dalam mencetak gol juga luar biasa.
Meski musim ini hanya mencetak 2 gol dari 30 laga dengan 23 diantaranya sebagai pengganti, Wu membantah rumor ingin meninggalkan RCDE Stadium. "Saya tidak pernah mengatakan saya tidak bisa melanjutkan. Itu hanya spekulasi dari beberapa fans dan media. Saya memilih bertahan," ujar Wu, dilansir china.org.cn.
Uniknya, sebutan "Maradona dari China" ternyata tidak membuat Wu besar kepala. Dia selalu berusaha menjadi sosok yang rendah hati. Motivasinya saat ini hanya tercurah bersama Espanyol dan setelah itu kembali bersama rekan-rekan timnasnya berjuang menggapai tiket Piala Dunia 2022.
Saat ini China belum sepenuhnya mendapatkan tiket ke fase berikut. Berada di Grup A dengan Suriah, Filipina, Maladewa, dan Guam, China berada di posisi 2 klasemen sementara dengan 7 poin atau sama dengan Filipina di peringkat 3. Puncak klasemen menjadi milik Suriah yang memenangkan 5 pertandingan.
Sesuai jadwal, kompetisi akan dilanjutkan pada 30 Mei-15 Juni 2021. China beruntung karena akan menjadi tuan rumah semua pertandingan sisa. Mereka dijadwalkan bertemu Guam, Maladewa, Filipina, dan Suriah.
Selain mengandalkan Wu, China juga memanggil para pemain naturalisasi yang merumput di kompetisi domestik seperti Elkeson, Fernando Henrique, dan Alan Carvalho. "Semua pemain China memiliki kesempatan yang sama untuk membela negaranya," kata Pelatih China, Li Tie, di South China Morning Post.
Lalu, darimana sebenarnya julukan tersebut berasal? Itu dimulai dari salah satu pelatih Wu ketika di akademi, Xu Genbao. Mantan pelatih timnas China yang sekaligus pemilik Genbao Football Academy itulah yang pertama kali menemukan bakat Wu.
"Kami memberinya kebebasan bermain karena saat di lapangan dia tidak pernah bisa diikat di satu posisi. Jadi, kami mulai membiarkannya bermain sesuka hatinya. Saya tidak keberatan karena Maradona dulu melakukannya, kata Xu pada 2013, dilansir Tencent Sports.
Pujian kepada Wu juga sempat didapatkan dari Ole Gunnar Solskjaer. Saat itu, pelatih Manchester United (MU) tersebut masih melatih Molde di Norwegia. Pada 2013, dalam sebuah turnamen musim panas bertajuk Copa del Sol, yang juga diikuti Molde, Solskjaer melihat langsung Wu bermain di lapangan.
"Dia adalah striker yang baik. Jika dia pindah ke Molde, saya pikir dia dapat berkembang cukup baik untuk bermain untuk tim Liga Premier (Inggris) dalam setahun," ucap Solskjaer kala itu, di situs resmi FIFA.
Beda dengan Korea Selatan atau Jepang, China hanya memiliki satu pemain yang merumput di lima negara besar Eropa (Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Prancis). Wu sempat berkiprah di La Liga sebelum Espanyol terdegradasi ke Segunda Division di akhir musim lalu.
BACA FEATURE LAINNYA
Cristiano Ronaldo Pernah Tempuh 100 Meter dalam 10 Detik Musim 2012
Cristiano Ronaldo Pernah Tempuh 100 Meter dalam 10 Detik Musim 2012
Pada 3 Oktober 2019, Wu menjadi pesepakbola China pertama yang mencetak gol di kompetisi Benua Biru (tidak termasuk babak kualifikasi). Dia mencetak gol dalam kemenangan 2-0 melawan CSKA Moscow di Liga Eropa. Dan, pada 4 Januari 2020, Wu menjadi pemain China pertama yang mencetak gol ke gawang Barcelona. Dia mencetak gol penyeimbang menit 88.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Dang Van Lam, Kiper Vietnam Keturunan Rusia Ikut Dipanggil Lawan Indonesia
Kisah Dang Van Lam, Kiper Vietnam Keturunan Rusia Ikut Dipanggil Lawan Indonesia
Entah bagaimana cara memandangnya, fakta menunjukkan pemuda kelahiran Nanjing, 19 November 1991, tersebut tidak memiliki postur tubuh, potongan rambut, wajah, atau gaya bermain seperti megabintang Argentina.
Sementara Wu ibarat peluru meriam yang secara teratur dilepaskan pada pertahanan lawan. Sejak pindah dari Shanghai SIPG ke Espanyol pada 2019, dia dibebankan untuk bermain di sayap kiri dengan sesekali tampil cemerlang di pusat serangan.
Selama ini, para pelatih Espanyol, mulai dari Pablo Machin, Abelardo, hingga Vicente Moreno memberi kesempatan Wu untuk bermain di ruang tengah dan sepertiga pertahanan lawan. Di wilayah itu dia hampir dipastikan selalu berada di garis depan penyerangan. Daya jelajahnya sangat tinggi. Bahkan, sampai tidak terlihat antara batas offside dan onside.
Sentuhan bola yang luar biasa selalu membimbing Wu melewati pertahanan lawan. Langkah kakinya yang cepat memungkinkan dirinya untuk menyisir bagian dalam dan membuat para bek lawan menghadap ke belakang. Sentuhan terakhirnya dalam mencetak gol juga luar biasa.
Meski musim ini hanya mencetak 2 gol dari 30 laga dengan 23 diantaranya sebagai pengganti, Wu membantah rumor ingin meninggalkan RCDE Stadium. "Saya tidak pernah mengatakan saya tidak bisa melanjutkan. Itu hanya spekulasi dari beberapa fans dan media. Saya memilih bertahan," ujar Wu, dilansir china.org.cn.
Uniknya, sebutan "Maradona dari China" ternyata tidak membuat Wu besar kepala. Dia selalu berusaha menjadi sosok yang rendah hati. Motivasinya saat ini hanya tercurah bersama Espanyol dan setelah itu kembali bersama rekan-rekan timnasnya berjuang menggapai tiket Piala Dunia 2022.
Saat ini China belum sepenuhnya mendapatkan tiket ke fase berikut. Berada di Grup A dengan Suriah, Filipina, Maladewa, dan Guam, China berada di posisi 2 klasemen sementara dengan 7 poin atau sama dengan Filipina di peringkat 3. Puncak klasemen menjadi milik Suriah yang memenangkan 5 pertandingan.
Sesuai jadwal, kompetisi akan dilanjutkan pada 30 Mei-15 Juni 2021. China beruntung karena akan menjadi tuan rumah semua pertandingan sisa. Mereka dijadwalkan bertemu Guam, Maladewa, Filipina, dan Suriah.
Selain mengandalkan Wu, China juga memanggil para pemain naturalisasi yang merumput di kompetisi domestik seperti Elkeson, Fernando Henrique, dan Alan Carvalho. "Semua pemain China memiliki kesempatan yang sama untuk membela negaranya," kata Pelatih China, Li Tie, di South China Morning Post.
Lalu, darimana sebenarnya julukan tersebut berasal? Itu dimulai dari salah satu pelatih Wu ketika di akademi, Xu Genbao. Mantan pelatih timnas China yang sekaligus pemilik Genbao Football Academy itulah yang pertama kali menemukan bakat Wu.
"Kami memberinya kebebasan bermain karena saat di lapangan dia tidak pernah bisa diikat di satu posisi. Jadi, kami mulai membiarkannya bermain sesuka hatinya. Saya tidak keberatan karena Maradona dulu melakukannya, kata Xu pada 2013, dilansir Tencent Sports.
Pujian kepada Wu juga sempat didapatkan dari Ole Gunnar Solskjaer. Saat itu, pelatih Manchester United (MU) tersebut masih melatih Molde di Norwegia. Pada 2013, dalam sebuah turnamen musim panas bertajuk Copa del Sol, yang juga diikuti Molde, Solskjaer melihat langsung Wu bermain di lapangan.
"Dia adalah striker yang baik. Jika dia pindah ke Molde, saya pikir dia dapat berkembang cukup baik untuk bermain untuk tim Liga Premier (Inggris) dalam setahun," ucap Solskjaer kala itu, di situs resmi FIFA.