Jika Real Madrid punya La Fabrica dan Barcelona identik dengan La Masia, maka akademi Bayern Muenchen dikenal sebagai Bayern Campus.
Jika Real Madrid punya La Fabrica dan Barcelona identik dengan La Masia, maka akademi Bayern Muenchen dikenal sebagai Bayern Campus. Terletak di Fuerst-Wrede-Kaserne, lembaga pendidikan pemain junior milik FC Hollywood sudah melahirkan banyak pemain hebat.

Ketika Bayern menyapu bersih semua gelar juara yang disediakan pada 2019/2020, sejumlah produk akademi ikut bermain dan menjadi bagian integral dari permainan. Mereka adalah David Alaba, Alphonso Davies, serta Thomas Mueller.

Tapi, seperti halnya di Madrid atau Barcelona, tidak semua lulusan Bayern Campus juga mendapatkan kesempatan bermain di skuad utama setelah lulus. Karena persaingan yang ketat di level senior dan transfer-transfer yang dilakukan manajemen, beberapa nama harus meninggalkan Allianz Arena setelah lulus.

Musim ini, ada banyak pemain jebolan akademi Bayern yang merumput di berbagai klub sepakbola Benua Biru. Ada yang menjadi bintang, tapi beberapa lainnya tidak. Itu wajar karena kompetisi di tempat lain juga memunculkan persaingan ketat.

Berikut ini starting line-up terbaik lulusan Bayern Campus yang musim ini bermain di sejumlah tim Eropa:


GK: Leopold Zingerle (Paderborn)

Setelah 50 pertandingan untuk Bayern II di kasta keempat kompetisi Jerman pada 2013/2014 dan 2014/2015, Leopold Zingerle pindah untuk menemukan permainan sepakbola di tim utama. Awalnya, dia tidak berhasil saat bergabung dengan Greuther Fuerth. Di sana, dia juga dikirim ke tim satelit di Regionalliga.

Kemudian, Zingerle pindah ke Magdeburg di Liga 3. Selanjutnya, dia bergabung dengan ke Paderborn dan memenangkan promosi ke Bundesliga 2 pada 2018 dan Bundesliga pada 2019. Tapi, Paderborn terdegradasi di musim pertama di kasta tertinggi.


RB: Marin Pongracic (VfL Wolfsburg)

Pemain Kroasia kelahiran Jerman itu memulai di Bayern Campus, Bayern II, serta menghabiskan beberapa tahun di tim junior Ingolstadt dan satu musim di rival domestik Bayern, TSV 1860 Munich. Di sana, dia melakukan debut senior sebelum menghabiskan 3 tahun di Austria bersama Red Bull Salzburg.

Setelah merasakan bermain di Liga Champions, Pongracic kembali ke Bundesliga bersama VfL Wolfsburg. Dia juga menjalani debut untuk Kroasia pada tahun lalu.


CB: Mats Hummels (Borussia Dortmund)



Mats Hummels dianggap sebagai pemain yang dibina oleh Borussia Dortmund. Tapi, sesungguhnya tidak. Dia justru memulai segalanya dari tim junior FC Hollywood, membuat dua penampilan senior, dan pindah ke Dortmund pada 2008. Setelah 8,5 musim dan dua gelar liga bersama BVB, dia pindah kembali ke Bayern. Di sana, dia memenangkan tiga gelar liga lagi, sebelum kembali ke Dortmund pada 2019.


CB: Marco Friedl (Werder Bremen)

Nyaman di bek kiri atau bek tengah, Marco Friedl baru berusia 23 tahun dan saat ini bermain untuk Werder Bremen secara permanen setelah sempat dipinjam pada 2018. Dia bermain cukup bagus di sana dan pada 7 Oktober 2020 menjalani debut untuk tim nasional Austria saat melawan Yunani.


LB: Philipp Max (PSV Eindhoven)



Philipp Max adalah putra dari pemilik 1 caps untuk Jerman, Martin Max. Dia bermain untuk tim junior Bayern pada 2007-2010. Setelah sempat menetap sementara di Schalke 04, Karlsruher, dan Augsburg, Max junior memutuskan pergi ke Belanda untuk membela PSV Eindhoven.

Max memiliki 3 caps untuk Der Panzer. Dia juga menjadi bagian dari skuad Jerman U-23 yang mendapatkan medali perak Olimpiade 2016 di Brasil. Saat itu, anak-anak muda Jerman dikalahkan tuan rumah Brasil.


CM: Emre Can (Borussia Dortmund)

Emre Can diterima Bayern Campus setelah melewati jalur Blau-Gelb Frankfurt dan Eintracht Frankfurt. Dari Bayern II, dia hanya bermain 4 kali untuk tim utama FC Hollywood di kompetisi teratas Jerman. Kemudian, bergabung dengan Bayer Leverkusen, Liverpool, dan Juventus.

Setelah berkelana di banyak negara, Can kemudian memilih kembali ke Jerman untuk membela Borussia Dortmund. Dia masih berusia 27 tahun, tapi sudah pernah memenangkan Bundesliga, Liga Champions, Serie A, hingga runner-up Liga Eropa.


CM: Toni Kroos (Real Madrid)



Tidak diragukan lagi Toni Kroos adalah jebolan Bayern Campus yang paling sukses di klub lain. Bersama Madrid, dia menyumbangkan trofi La Liga (2016/2017, 2019/2020), Supercopa de Espana (2017, 2019/2020), Liga Champions (2015/2016, 2016/2017, 2017/2018), Piala Super Eropa (2014, 2017), dan Piala Dunia Antarklub (2014, 2016, 2017, 2018).

Masih ada lagi. Bersama Jerman, Kroos mempersembahkan Piala Dunia 2014 setelah mengalahkan Argentina di Estadio Maracana, Rio de Janeiro.


RW: Alessandro Schopf (Schalke 04)

Alessandro Schopf bermain untuk Schalke 04, yang baru saja terdegradasi. Itu memang prestasi yang buruk. Tapi, setidaknya dia sudah membuktikan kualitas terbaiknya sejak meninggalkan Bayern pada 2014.

Dari Bayern, pemain Austria tersebut menghabiskan 2 musim untuk FC Nuernberg dan 6 musim di Schalke. Dia juga punya 25 caps untuk Austria dan menjadi salah satu pemain berpengaruh di Bundesliga lewat permainan yang membanggakan dari sisi kanan lapangan.

"Schopf hampir menjadi pemain yang lengkap. Dia pekerja keras dan selalu berusaha. Dia juga memiliki kemampuan teknis, dapat mencetak gol dan merupakan orang yang baik," kata mantan pelatih Schalke yang kini menukangi Spartak Moscow, Domenico Tedesco, pada 2018.


AM: Roberto Soriano (Bologna)



Roberto Soriano lahir di Jerman dari keturunan Italia. Kini, di usia 30 tahun, eks pemain Sampdoria dan Villarreal itu mengoleksi 9 gol dan 7 assist untuk Bologna di Serie A 2020/2021. Dia juga punya 9 caps untuk Gli Azzurri.

Tapi, apa yang didapatkan Soriano saat ini tidak bisa dipisahkan dari Bayern Campus. Dia bergabung ke akademi itu pada 2006 dan  tampil membanggakan pada sebuah kompetisi junior bertajuk Champions Youth Cup 2007.


LW: Nicola Sansone (Bologna)

Entah kebetulan atau kesengajaan, latar belakang dan karier Nicola Sansone mirip dengan Roberto Soriano. Bahkan, nyaris sama persis. Sansone juga lahir di Jerman dari orang tua asal Italia pada tahun yang sama dengan Soriano.

Sansone dan Soriano juga satu angkatan saat menimba ilmu di Bayern Campus maupun saat membela Bayern II. Dia juga bergabung dengan Villarreal bersama Soriano pada 2016. Pada 2019 mereka sama-sama meninggalkan Villarreal menuju Bologna.

Keduanya juga sama-sama menjadi tulang punggung di lini serang Bologna sejak 2019/2020 hingga sekarang. Unik!


FW: Karim Adeyemi (Red Bull Salzburg)

Karim Adeyemi bergabung Bayern Campus ketika masih sangat muda. Tapi, dia harus pergi karena apa yang disebut surat kabar Sueddeutsche Zeitung sebagai "kurang disiplin".

Lalu, dia melanjutkan karier juniornya dengan pergi ke SpVgg Unterhaching. Kemudian, dia pergi ke Red Bull Salzburg saat berusia 16 tahun pada 2018. Pada tahun yang sama, dia memenangkan Medali Emas Fritz Walter, yang diberikan kepada pemain terbaik U-17 di Jerman, yang sebelumnya dimenangkan Leon Goretzka, Timo Werner, hingga Mario Goetze.

Masih berusia 19 tahun, Adeyemi, yang ibunya orang Rumania dan ayahnya orang Nigeria, tapi bermain untuk Jerman, kini tampil di tim utama di Salzburg. Awal musim ini, dia mencetak gol pertamanya di Liga Champions.