Padahal dia dilarang bermain sembilan bulan setelah insiden itu.
Legenda Manchester United Eric Cantona mengatakan satu-satunya penyesalan dalam kariernya adalah tidak menendang penggemar Crystal Palace Matthew Simmonds "lebih keras lagi" meskipun dia dilarang bermain selama sembilan bulan setelahnya.

Insiden mengejutkan terjadi 26 tahun lalu ketika Cantona diusir dari Selhurst Park. Didorong oleh aksi provokatif salah satu fans Crystal Palace, striker Prancis yang labil itu meluncurkan tendangan kung-fu spektakuler ke arah penggemar yang diketahui bernama Simmonds itu.

Hasil akhirnya adalah larangan berkepanjangan dari FA, tetapi yang menarik dari kejadian sekian lama itu, Cantona mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa dia ingin melakukan aksinya lebih brutal, lebih keras lagi.



"Saya telah dihina ribuan kali dan tidak pernah bereaksi, tetapi terkadang Anda rapuh," kata Cantona, per Mail Online .

"Saya punya satu penyesalan. Saya ingin sekali menendangnya lebih keras. Saya dilarang selama sembilan bulan. Mereka ingin saya menjadi contoh."

Simmons diduga telah memprovokasi pemain Man United itu. Dengan nada seorang pemarah Simmons mengatakan: "Persetan kembali ke Prancis, Anda b*****d Prancis."

Meskipun dalam versi lain ada yang mengklaim bahwa kata-katanya sebenarnya ialah : "Ini mandi pagi untukmu, Tuan Cantona!"

Kami akan membiarkan Anda untuk menilai mana yang lebih bisa dipercaya.

Terkait dengan hal itu, komentar Cantona muncul di film terbaru klub, 'The United Way' yang ia ceritakan dan tulis bersama.

Laki-laki berusia 54 tahun itu juga menjelaskan secara rinci tentang bagaimana dia hampir keluar dari klub pada musim panas berikutnya setelah dia ditemukan telah melanggar skorsingnya dengan bermain dalam pertandingan persahabatan tertutup.
 
Namun pelatih Alex Ferguson melakukan perjalanan ke Prancis dan membujuknya untuk tetap tinggal di United.

"Itu hanya pertandingan persahabatan, tapi wartawan itu berada di atas pohon di luar dan dia mengambil fotonya," kata Cantona, yang transfernya dari Leeds United ke Old Trafford pada 1992 memicu dominasi awal Manchester United di Liga Premier.

"Sayangnya dia tidak jatuh. Keesokan harinya surat itu dimuat di koran dan FA ingin mencekal saya lebih lagi," tambahnya.

"Pelatih menemukan kata-kata yang tepat seperti biasanya. Dan aku mencintainya dan menghormatinya. Seperti seorang ayah. Ketika seorang pelatih melakukan sesuatu seperti ini kepada pemainnya, pemain itu akan memberikan hidupnya kepada pelatih, klub dan fans," kata Cantona memuji sikap Fergie.

"Mereka semua mendukung saya. Beberapa klub mungkin akan memecat saya, tetapi Manchester United menawarkan saya kontrak baru. Itulah perbedaan antara Manchester United dan klub lain."

Cantona bermain dua tahun lagi di United - memenangkan dua gelar Liga Premier lagi - sebelum akhirnya dia benar-benar pensiun pada usia 31 tahun.