Jika Prancis pernah punya Claude Makelele dan sekarang memiliki N'Golo Kante, Spanyol sempat diperkuat Marcos Senna.
Jika Prancis pernah punya Claude Makelele dan sekarang memiliki N'Golo Kante, Spanyol sempat diperkuat Marcos Senna. Mereka adalah pemain-pemain tengah yang memiliki banyak jasa untuk negara, tapi tidak pernah dianggap karena bukan pencetak gol utama.
Ketika Senna memasuki lapangan selama pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 yang mempertemukan Spanyol dengan Prancis, semua rekan-rekannya bersemangat. Tapi, dalam 20 menit berikutnya, Prancis sukses menyingkirkan Spanyol dari kompetisi dengan gol Patrick Vieira dan Zinedine Zidane.
Dalam benak Senna, kepergian prematur yang melelahkan ini adalah "kenangan terburuk" dalam kariernya. Tapi, itu juga panggilan bangun yang diperlukan untuk memulai periode dominasi La Furia Roja.
Wajar untuk mengabaikan Senna ketika mengingat Spanyol yang memenangkan tiga kompetisi besar secara beruntun. Selama Euro 2008, satu-satunya kemenangan internasional Senna, dia ditugaskan untuk duduk di belakang sederet gelandang serang hebat. Senna adalah seperti Makelele di era Los Galacticos Real Madrid.
Memanggilnya detak jantung tim akan menjadi ketidakadilan. Sebab, dia adalah organ yang lebih besar. Dia juga memberikan cetak biru untuk penggantinya, Sergio Busquets, untuk tampil sebagai pendukung talenta lama seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, David Silva, atau Cesc Fabregas.
“Saya harus melakukan pekerjaan kotor. Tapi, sepakbola telah berkembang pesat sehingga, bahkan gelandang bertahan, perlu tahu bagaimana membawa bola juga. Jika saya tidak mampu melakukan itu, saya mungkin tidak akan bermain," ujar Senna saat itu, dilansir Planet Football.
Memberi label kepada setiap pemain 'diremehkan' atau 'dinilai berlebihan' bukan hanya sebuah paradoks. Ini adalah cara yang sangat membosankan dan terlalu sering digunakan untuk berdiskusi. Dan dalam kasus Senna, rasanya tidak pantas untuk memanggilnya "tidak diketahui" atau "di bawah radar". Sebab, dia berhasil masuk ke tim utama di Euro 2008.
Rendah hati di dalam dan di luar lapangan, Senna tidak pernah menghargai dirinya setinggi pelatih dan rekan satu timnya. "Saya tidak pernah membayangkan bermain untuk Spanyol. Jadi, saya menganggap diri saya sangat beruntung telah menjadi bagian dari generasi kemenangan itu," tambah Senna.
Lahir di Sao Paulo, Senna memulai karier bersama Rio Branco Esporte Clube. Setelah bermain untuk sejumlah klub Brasil di awal kariernya, dia pindah ke klub Spanyol, Villarreal, pada 2002, dari Sao Caetano.
Dia hanya membuat 25 penampilan La Liga dalam dua musim pertamanya digabungkan. Tapi, hal ini terutama karena cedera lutut serius yang dialami pada Agustus 2003. Baru setelah pulih dari cedera, dia menjadi starter yang tidak perlu dipersoalkan, membantu klub mencapai semifinal Liga Champions 2005/2006, dan menjadi kapten klub.
Pada musim panas 2006, Senna hampir bergabung dengan Manchester United. Kontraknya masih tersisa satu tahun dan Villarreal siap menjualnya dengan harga 4 juta pounds. Tapi, kesepakatan itu ditunda karena MU justru menawar Owen Hargreaves dari Bayern Muenchen.
Bayern menolak tawaran MU dan mereka kembali lagi kepada Senna pada hari terakhir batas waktu transfer. Kini, giliran Villarreal yang menolak. Dia menjadi frustrasi dengan penundaan kepindahan dan memutuskan untuk tinggal di Villarreal. Dia menandatangani perpanjangan tiga tahun tak lama setelah jendela transfer ditutup.
Pada tahun yang sama Senna diberikan kewarganegaraan Spanyol. Dia terpilih menjadi bagian dari skuad Spanyol untuk Piala Dunia 2006 dan Euro 2008. Debutnya datang pada 1 Maret dalam pertandingan persahabatan melawan Pantai Gading.
Puncak karier Senna di timnas terjadi pada Euro 2008 itu. Di perempat final, Senna mencetak gol ketiga dari empat penalti yang dikonversi Spanyol dengan mengorbankan Italia dalam adu penalti. Dia bermain penuh di final dan membantu Spanyol menang 1-0 atas Jerman.
Gol internasional pertama Senna datang melawan Armenia pada 10 September 2008, saat menang 4-0 dalam kampanye kualifikasi Piala Dunia 2010. Pada 20 Mei 2010, setelah musim yang tidak teratur bersama Villarreal, dengan beberapa masalah fisik, pemain berusia 33 tahun itu dikeluarkan dari skuad 23 orang untuk PIala Dunia 2010.
Posisi Senna digantikan Busquets muda yang sedang merintis karier bersama Barcelona. Spanyol kembali juara dan Senna tidak pernah dipanggil lagi. Tapi, jasanya untuk La Furia Roja tetap dikenang hingga hari ini.
"Dia memberi kami keseimbangan yang dibutuhkan sebuah tim dengan agresivitas tinggi. Dia melakukannya juga. Dia mengejerjakan pekerjaan-pekerjaan kotor untuk kami," ucap David Villa beberapa tahun kemudian, di situs resmi UEFA.
Ketika Senna memasuki lapangan selama pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 yang mempertemukan Spanyol dengan Prancis, semua rekan-rekannya bersemangat. Tapi, dalam 20 menit berikutnya, Prancis sukses menyingkirkan Spanyol dari kompetisi dengan gol Patrick Vieira dan Zinedine Zidane.
BACA ANALISIS LAINNYA
Bagaimana Kiprah Mereka Selanjutnya? 5 Juara Liga Champions Asal Inggris
Bagaimana Kiprah Mereka Selanjutnya? 5 Juara Liga Champions Asal Inggris
Memberi label kepada setiap pemain 'diremehkan' atau 'dinilai berlebihan' bukan hanya sebuah paradoks. Ini adalah cara yang sangat membosankan dan terlalu sering digunakan untuk berdiskusi. Dan dalam kasus Senna, rasanya tidak pantas untuk memanggilnya "tidak diketahui" atau "di bawah radar". Sebab, dia berhasil masuk ke tim utama di Euro 2008.
BACA FEATURE LAINNYA
30 Striker Terhebat dalam Sejarah Sepakbola, Peringkat 2 Ronaldo Nazario
30 Striker Terhebat dalam Sejarah Sepakbola, Peringkat 2 Ronaldo Nazario
Lahir di Sao Paulo, Senna memulai karier bersama Rio Branco Esporte Clube. Setelah bermain untuk sejumlah klub Brasil di awal kariernya, dia pindah ke klub Spanyol, Villarreal, pada 2002, dari Sao Caetano.
Pada musim panas 2006, Senna hampir bergabung dengan Manchester United. Kontraknya masih tersisa satu tahun dan Villarreal siap menjualnya dengan harga 4 juta pounds. Tapi, kesepakatan itu ditunda karena MU justru menawar Owen Hargreaves dari Bayern Muenchen.
Pada tahun yang sama Senna diberikan kewarganegaraan Spanyol. Dia terpilih menjadi bagian dari skuad Spanyol untuk Piala Dunia 2006 dan Euro 2008. Debutnya datang pada 1 Maret dalam pertandingan persahabatan melawan Pantai Gading.
Puncak karier Senna di timnas terjadi pada Euro 2008 itu. Di perempat final, Senna mencetak gol ketiga dari empat penalti yang dikonversi Spanyol dengan mengorbankan Italia dalam adu penalti. Dia bermain penuh di final dan membantu Spanyol menang 1-0 atas Jerman.
Gol internasional pertama Senna datang melawan Armenia pada 10 September 2008, saat menang 4-0 dalam kampanye kualifikasi Piala Dunia 2010. Pada 20 Mei 2010, setelah musim yang tidak teratur bersama Villarreal, dengan beberapa masalah fisik, pemain berusia 33 tahun itu dikeluarkan dari skuad 23 orang untuk PIala Dunia 2010.
Posisi Senna digantikan Busquets muda yang sedang merintis karier bersama Barcelona. Spanyol kembali juara dan Senna tidak pernah dipanggil lagi. Tapi, jasanya untuk La Furia Roja tetap dikenang hingga hari ini.
"Dia memberi kami keseimbangan yang dibutuhkan sebuah tim dengan agresivitas tinggi. Dia melakukannya juga. Dia mengejerjakan pekerjaan-pekerjaan kotor untuk kami," ucap David Villa beberapa tahun kemudian, di situs resmi UEFA.