Rahasia jadi kiper jempolan yang baru terungkap beberapa tahun kemudian.
Di masa jaya, Petr Cech adalah penjaga gawang jempolan. Mengunakan helm rugby, pria asal Republik Ceko itu dikenal karena kehebatan menahan eksekusi penalti. Final Liga Champions 2011/2012 jadi salah satu buktinya.

Liga Champions merupakan salah satu laga terbesar kompetisi sepakbola dunia yang diikuti oleh seluruh klub elite Eropa. Meski hanya terbatas untuk klub dari Benua Biru, penggemar Liga Champions tidak hanya dari Eropa, melainkan juga seluruh dunia.

Selain tim-tim yang bertanding dan pemain-pemain top di dalamnya, salah satu alasan orang menyaksikan Liga Champions adalah banyaknya momen bersejarah yang tercipta. Sebut saja kejadian di Allianz Arena ketika Chelsea harus menjalani adu penalti dengan Bayern Muenchen.

Momen itu terjadi pada 19 Mei 2012. Itu adalah hari ketika Chelsea menjadi juara Eropa untuk pertama kalinya. The Blues harus menantang sebuah kemustahilan karena harus mengalahkan klub raksasa sekelas Bayern di Allianz Arena. 

Itu menjadi pertarungan yang sangat berat bagi The Blues karena harus berhadapan dengan banyak faktor non teknis. Mereka dikelola oleh pelatih sementara, Roberto di Matteo. Mereka juga harus bermain tanpa beberapa pemain kunci, termasuk Branislav Ivanovic, Ramires, dan John Terry. 

Singkat cerita, para penggemar The Blues terdiam ketika Thomas Mueller mencetak gol untuk Bayern di menit 83. Tapi, saat semuanya terlihat mustahil, secercah cahaya bersinar di depan Chelsea. Didier Drogba semakin menegaskan statusnya sebagai legenda Chelsea dengan mencetak gol penyeimbang yang sangat dramatis di injury time.

Dengan skor 1-1, pertandingan dilanjutkan ke extra time. Di babak perpanjangan waktu, kondisinya juga tidak banyak berubah. Skor 1-1 bertahan selama 120 menit dan harus berlanjut ke adu penalti.

Salah satu pahlawan terbesar Chelsea saat itu adalah Cech. Dia menganggalkan 3 tendangan penalti pemain-pemain Bayern. Satu tendangan Arjen Robben di fase perpanjangan waktu dan eksekusi Ivica Olic serta Bastian Schweinsteiger di babak tos-tosan.

Banyak penggemar sepak bola berpendapat bahwa penalti adalah lotre. Penalti berarti tentang uji peruntungan. Tapi, tidak dengan Cech yang selalu disiplin menghabiskan berjam-jam melatih refleks dan meneliti kemungkinan arah bola yang dieksekusi dari setiap sudut lapangan.

Penyelamatan penalti Cech kemudian memberi Drogba kesempatan untuk memenangkan trofi bagi Chelsea dengan tendangan penalti kelima. Pemain Pantai Gading tersebut mengambil kesempatan dengan eksekusi penaltinya yang mulus menembus jala Manuel Neuer.



Beberapa tahun kemudian, Cech mengungkapkan bagaimana dia menebak dengan benar setiap penalti Bayern. Dia mangaku melakukan penelitian intensif sebelum laga final. Pengamatannya mencakup menonton rekaman yang berdurasi 8 jam 9 menit yang menunjukkan setiap penalti yang diambil para pemain Bayern selama lima tahun sebelumnya.

"Pertandingan itu dimainkan pada 2012 dan kami mendapat penalti dari setiap pemain di skuad itu sejak 2007. Kami melakukannya sebagai grup penjaga gawang. Itu saya, Hilario, Ross Turnbull, dan Jamal Blackman. Masing-masing dari kami memiliki videonya sehingga kami bisa membacanya sendiri dan memberi tanda, catatan, serta hal-hal yang kami pikirkan tentang penembak mereka," kata Cech pada 2019, dilansir Daily Mail.

"Kemudian, ketika pertandingan sudah dekat, kami mengadakan pertemuan. Kami semua duduk bersama, semua orang dengan catatan mereka, dan kami membandingkan apa yang kami miliki di atas kertas dan kemudian kami menontonnya lagi," tambah Cech.

Cech menonton video tersebut beberapa kali untuk memastikan dia akan mengingat metode yang disukai setiap pemain untuk mengambil penalti. "Saya melihatnya tiga kali. Jadi, mungkin lebih 7 jam. Jelas itu membantu. Mungkin ini kebetulan. Tapi, setelah menonton semua video ini, saya tidak akan mengatakan itu kebetulan," lanjut Cech.



Jadi, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Chelsea tidak akan mengangkat trofi Liga Champions malam itu jika bukan karena persiapan sebelum pertandingan yang matang dan menyeluruh dari penjaga gawang kelas dunia mereka.