Man City memuncaki daftar. Chelsea ternyata hanya di peringkat delapan dalam kurun waktu itu.
Manchester City memiliki pengeluaran finansial tertinggi di Eropa sejak menunjuk Pep Guardiola sebagai pelatih. Meskipun telah membumi hanguskan kantong finansial The Citizens dengan pengeluaran besar, performa pelatih kondang tersebut belum menunjukkan hasil baik dalam perebutan trofi Liga Champions pada 30 Mei 2021.
Man City justru mengalami kemerosotan tajam saat kekalahan 1-0 melawan Chelsea pada final perdana mereka di Liga Champions. Fakta itu tentu saja mengundang pertanyaan, apalagi mereka gagal setelah banyak menghamburkan uang.
Cerita The Citizens menghabiskan banyak uang dimulai saat Guardiola tiba pada 2016. Pelatih asal Catalunya itu memulainya setelah meraih prestasi melatih Barcelona dan Bayern Muenchen. Prestasi itu yang melatarbelakangi mengapa dia dipilih menjadi pelatih di Etihad.
BACA FEATURE LAINNYA
10 Pelatih dengan Gelar Terbanyak di Abad ke-21
10 Pelatih dengan Gelar Terbanyak di Abad ke-21
Namun, berdasarkan data yang dilaporkan oleh Reddit, Man City tercatat sebagai tim yang melakukan pembelanjaan pemain terbesar di Eropa. Itu terjadi di masa kepemimpinan Guardiola di Etihad.
Guardiola menghabiskan setidaknya 859 juta pounds atau senilai Rp 17,3 triliun dalam setengah dekade. Investasi besar yang digelontorkan itu belum sebanding dengan pemasukan, karena hanya memperoleh laba bersih senilai 301 juta pounds (Rp 6 triliun) sejauh ini.
Pria berpaspor Spanyol tersebut menjadi berita utama sejak awal debutnya bersama The Citizens, seperti menandatangani trio bek sayap Kyle Walker, Benjamin Mendy, dan Danilo.
Walker dan Mendy masing-masing berharga lebih dari 50 juta pounds atau senilai lebih dari Rp 1 triliun. Sedangkan Danilo digunakan dalam kesepakatan pertukaran dengan Joao Cancelo. Bek terkenal lainnya yang harganya cukup mahal adalah John Stones, Aymeric Laporte, dan Ruben Dias.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Inilah Kayky! Calon Pengganti Sergio Aguero di Man City, Jebolan Fluminense
Inilah Kayky! Calon Pengganti Sergio Aguero di Man City, Jebolan Fluminense
Claudio Bravo menjadi pembelian selanjutnya pada debut Guardiola di Etihad. Setelah menjalani adaptasi buruk dengan sepakbola Inggris, Ederson kemudian direkrut sebagai penjaga gawang termahal di dunia milik The Citizens.
Selain itu, Ilkay Gundogan tiba dengan harga 20 juta pounds (Rp 403 miliar). Kehadiran gelandang asal Jerman itu menjadi salah satu potret pemain yang menggerus finansial The Citizens sejak masa kepemimpinan Guardiola. Kehadiran Bernardo Silva dan Rodri juga menjadi salah satu akuisisi mahal yang pernah dilakukan klub Kota Manchester tersebut.
Riyad Mahrez memimpin sebagai penyerang termahal yang dibeli Man City sejauh ini. Jadi, jika Man City berada di urutan teratas dalam daftar, di mana posisi lawannya, Chelsea, berada?
Meskipun mereka cukup disegani dari segi finansial, The Blues hanya berada di urutan kedelapan dalam daftar pembelian pemain di Benua Eropa sejak kehadiran Guardiola di City. Sedangkan di Inggris, tim asuhan Thomas Tuchel itu berada di urutan keempat. Man City, Manchester United, dan Arsenal semuanya memiliki peringkat lebih tinggi dari Chelsea.
Balik lagi ke Guardiola. Meski tercatat sebagai pelatih dengan belanja terbesar di Eropa, pelatih berusia 50 tahun itu dituduh tak mampu memaksimalkan pemainnya yang berstatus bintang. Itu terlihat saat Man City menjamu FC Porto pada fase grup Liga Champions. The Citizens tak sanggup mendobrak pertahanan Porto.
"Saya memutuskan memiliki pemain berkualitas. Gundogan bermain bertahun-tahun di posisi ini," kata Guardiola kepada BT Sport. "Untuk memiliki kecepatan, untuk menemukan pemain kecil, kualitas, pemain brilian, di dalam, di tengah, dan di antara lini. Ini adalah keputusan."
“Ini merupakan musim yang luar biasa bagi kami. Itu adalah pertandingan yang ketat. Kami memiliki peluang dan kami brilian di babak kedua. Kami berani meski kami tidak dapat mengubah peluang karena mereka sangat kuat. Para pemainnya (Chelsea) luar biasa. Kami mungkin kembali suatu hari nanti!” ungkap Guardiola. "Saya melakukan apa yang saya pikir adalah keputusan terbaik (pada pemilihan tim)."