Juliano Belletti paling beruntung setelah main lima menit di Piala Dunia 2002.
Jika ditanya penghargaan terbesar apa yang dapat diraih oleh pesepakbola? Rasanya tidak ada kehormatan yang lebih besar dalam karier pesepakbola selain mengangkat Piala Dunia paling bergengsi sejagad raya tersebut.
Bahkan, dalam ajang kompetisi level internasional, tidak ada gelar yang lebih besar dan bersejarah untuk dimenangkan selain gelar juara Piala Dunia. Sehingga, tidak heran jika terdapat jutaan pesepakbola dari seluruh dunia bercita-cita untuk dapat membawa negara mereka mencapai puncak prestasi dalam dunia sepakbola tersebut.
Namun, perlu diingat ini adalah trofi kelas atas yang hanya dapat dimenangkan oleh tim terbaik di dunia. Mereka adalah tim teratas dari seluruh tim berkualitas. Mereka adalah skuad elite dalam jagad sepakbola. Siapapun yang meraih gelar juara Piala Dunia, maka tim sekaligus negaranya akan menjadi yang terbaik di dunia.
BACA FEATURE LAINNYA
Momen Assist Brilian Ronaldo kepada Benzema dengan Kaki Terlemahnya
Momen Assist Brilian Ronaldo kepada Benzema dengan Kaki Terlemahnya
Satu hal yang juga penting adalah kewarganegaraan seorang pemain, sebab hal ini dapat menentukan apakah seseorang dapat bersaing di Piala Dunia atau tidak, terlebih jika pemain tersebut sukses membawa negaranya memenangkan gelar juara dunia tersebut. Sudah semestinya namanya akan dikenang oleh dunia.
Kualifikasi untuk turnamen empat tahunan tersebut adalah proses panjang, momen yang gagal dicapai oleh banyak negara yang kurang dikenal. Bahkan jika mereka melakukannya, tingkat persaingannya terkesan brutal karena mereka kemungkinan akan menghadapi tim bertabur bintang seperti Prancis, Portugal, dan tim hebat lainnya.
Meskipun semua itu bisa terjadi, kemungkinannya akan sangat rendah. Sayangnya, ini secara langsung menempatkan pemain hebat yang lahir di negara-negara sepakbola yang kurang mapan pada kerugian besar.
Klub sepakbola rasanya jauh lebih baik dalam memberikan atmosfer kompetisi yang lebih adil. Pasalnya, banyak cerita menyentuh dalam sepakbola berkaitan dengan pemain, baik level saat mereka melawan segala rintangan sampai dapat bermain di beberapa klub terbaik di dunia.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Hobi Belanja Para Pemain Chelsea: James, Gilmour, Mount, Werner
Kisah Hobi Belanja Para Pemain Chelsea: James, Gilmour, Mount, Werner
Pemain dari negara yang kurang mapan memiliki kemungkinan sukses yang sama untuk memenangkan penghargaan klub. Mereka dapat dibeli oleh tim papan atas dan bersaing di Liga Champions, Liga Premier, dan kompetisi bersejarah lainnya.
Namun, ada beberapa orang terpilih dalam sejarah sepakbola yang telah menikmati manisnya gelar juara kelas elite mulai dari gelar juara Liga Champions sampai juara dunia. Superstar yang telah mengalami kesuksesan internasional serta kegemilangan besar di level klub tersebut bak seorang raja dalam kariernya. Mereka hampir memiliki segalanya.
Berikut adalah enam pemain yang telah memenangkan Liga Premier, Liga Champions, dan Piala Dunia.
1. Fabien Barthez | Prancis, Manchester United, Marseille
Mantan kiper Fabien Barthez memiliki karier yang cemerlang di semua lini dan menikmati kesuksesan besar di mana pun dia bermain. Pria Prancis itu adalah penjaga gawang pilihan pertama dalam era terbesar sepanjang kariernya. Barthez membantu Prancis memenangkan Piala Dunia 1998, dan hanya kebobolan dua gol. Dia juga memegang rekor clean sheet terbanyak di Piala Dunia (10), sama seperti kiper legendaris Inggris, Peter Shilton.
Pemain internasional Les Bleus dengan 87 caps itu sudah mendapatkan medali Liga Champions sebelum melakukan aksi heroiknya di Piala Dunia. Barthez membantu Olympique Marseille memenangkannya pada 1992. Barthez hanya kebobolan empat gol dan mencatatkan tujuh clean sheet dalam 10 pertandingannya musim itu. Dia kemudian memenangkan dua gelar Liga Premier antara 2000 dan 2004 dengan Manchester United asuhan Sir Alex Ferguson untuk melengkapi set tersebut.
2. Juliano Belletti | Brasil, Chelsea, Barcelona
Salah satu pemain yang kurang dihargai selama karier klubnya, Juliano Belletti, masing-masing memiliki satu Liga Premier, Liga Champions, dan Piala Dunia. Dia memiliki berbagai tingkat keterlibatan dalam memenangkan penghargaan tersebut. Belletti tidak memiliki terlalu banyak kontribusi saat membela Chelsea di Liga Premier dan Piala Dunia bersama Brasil.
Walau begitu, Belletti adalah bagian kesuksesan The Blues di Liga Premier 2009/2010. Dan, dirinya hanya bermain selama lima menit saat Brasil mengangkat trofi Piala Dunia 2002.
Cerita yang sangat berbeda dilakukannya di Barcelona, karena dia tampil sepuluh kali di Liga Champions. Dia bahkan mencetak gol di final. Itu terjadi saat dirinya masuk sebagai pemain pengganti hingga akhirnya mencetak gol kemenangan hasil assist Henrik Larsson.
3. Pedro Rodriguez | Spanyol, Chelsea, Barcelona
Mantan bintang Barcelona, Pedro, adalah fenomena sejati di puncak kekuatannya. Produktif dan nyaman di kedua kaki membuat pemain sayap itu memainkan peran besar dalam perjalanan luar biasa Pep Guardiola melatih El Barca dari 2008 hingga 2012. Pedro memenangkan total tiga gelar Liga Champions saat merumput di Nou Camp, dua di antaranya di bawah Guardiola dan satu dengan Luis Enrique di musim 2014/2015.
Pemain berusia 33 tahun itu juga membuat lima penampilan di Piala Dunia 2010 bersama Spanyol dan membantu Spanyol menang di perempat final. Lebih penting lagi, dia menjadi starter di final melawan Belanda dan memenangkan kompetisi bersama La Furia Roja.
Pedro kemudian pindah ke Liga Premier setelah sukses berkarier di Barcelona. Dia memainkan peran penting dalam kemenangan gelar Chelsea di bawah asuhan Antonio Conte pada 2016/2017. Pedro mengumpulkan 19 gol musim tersebut.
4. Gerard Pique | Spanyol, Manchester United, Barcelona
Gerard Pique adalah pemain kunci Barcelona selama perjalanan mereka dari 2008 hingga 2012. Pique memiliki sejumlah trofi atas namanya, termasuk tiga trofi kelas atas yang dimaksudkan. Pemain Spanyol itu adalah salah satu pemain inti Pep Guardiola selama waktunya di Barcelona, di mana Pique membentuk kemitraan yang luar biasa dengan Carles Puyol di posisi pertahanan klub raksasa Catalunya tersebut. Dia memainkan peran besar dalam ketiga gelar Liga Champions yang dia menangkan bersama Blaugrana.
Pique juga sukses membawa kemenangan luar biasa Spanyol di Piala Dunia 2010 dan merupakan salah satu pemain paling penting yang dimiliki oleh La Furia Roja.
Satu-satunya medali Liga Premier datang pada 2007/2008 selama masa singkatnya dengan Manchester United. Bek tengah itu tampil sembilan kali untuk pasukan Sir Alex Ferguson di Liga Premier musim itu sebelum kembali ke tanah airnya.
5. Thierry Henry | Prancis, Arsenal, Barcelona
Thierry Henry dianggap oleh banyak orang sebagai pemain terbaik dalam sejarah Liga Premier. Sepanjang kariernya bersama Arsenal, hampir tidak mungkin menghentikan superstar asal Prancis itu. Dia mempelopori Arsenal asuhan Arsene Wenger meraih dua gelar liga 2001 dan 2004, termasuk musim tak terkalahkan mereka yang terkenal.
Sebelum kepahlawanannya di Liga Premier, Henry telah memenangkan Piala Dunia bersama Prancis pada 1998 bersama orang-orang seperti Zinedine Zidane, Didier Deschamps, dan legenda lainnya.
Kemudian dalam kariernya, pemain Prancis yang lincah itu menyelesaikan set dengan membantu Barcelona asuhan Pep Guardiola memenangkan Liga Champions. Dia mencetak lima gol dan membuat tiga assist selama kemenangan mereka di musim 2008/2009.
6. N'Golo Kante | Prancis, Chelsea/Leicester City, Chelsea
Tambahan terbaru dalam daftar ini adalah N'Golo Kante, si mungil yang tengah naik daun tersebut merupakan satu-satunya pemain yang memenangkan liga dengan dua tim yang berbeda. Gelandang bertubuh mungil ini adalah jantung dari lini tengah Chelsea saat dia membawa mereka meraih gelar liga pada 2016/2017. Baru-baru ini, Kante menampilkan serangkaian penampilan menakjubkan di babak sistem gugur Liga Champions hingga sukses membantu The Blues memenangkan kompetisi klub paling prestisius sejagad raya tersebut.
Kante juga menjadi kekuatan pendorong di belakang lini tengah Prancis yang gigih di Piala Dunia 2018. Dia membantu mereka memenangkan Piala Dunia pertama mereka sejak 1998 dan merupakan salah satu pemain penting Les Bleus.
Pencapaian paling mengesankan dari semuanya adalah kontribusi Kante pada kemenangan Leicester City di Premier League pada 2015/2016. Pemain berusia 30 tahun itu adalah otak di balik kisah underdog paling menginspirasi dalam sejarah sepak bola.