Tottenham Hotspur bisa seperti Juventus di masa depan.
Fabio Paratici akan segera menandatangani kontraknya dengan Tottenham Hotspur. Editor La Gazzetta dello Sport, Lorenzo Bettoni, menjelaskan apa yang bisa diharapkan Spurs dari mantan direktur Juventus tersebut.
"Paratici tiba di sini (Juventus) sebagai seorang pemuda dan pergi sebagai seorang pria tua, terutama sebagai pemenang," kata Bettoni meniru pernyataan big boss Juventus, Andrea Agnelli, tentang Paratici saat tiba di Turin pada 2010.
Dari zaman Giuseppe Marotta sampai dengan Antonio Conte, Paratici lebih dari satu dekade bersama Juventus. Paratici membangun salah satu tim paling sukses dalam sejarah sepakbola Italia. Hasilnya, Nyonya Tua memperoleh 19 trofi dalam 11 musim di Turin.
Mengenal Sosok Paratici
Paratici pernah bermain di divisi bawah Italia sebagai pesepakbola. Dia adalah seorang gelandang tengah, tetapi tidak memiliki karier bermain yang luar biasa.
Namun, instingnya lebih ke urusan administrasi. Itu terbukti ketika Paratici menjabat sebagai direktur olahraga Juventus.
Paratici dianggap sebagai orang yang mampu mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid, namun penandatanganan megabintang asal Portugal itu bukanlah yang paling dia banggakan.
“Jika saya harus memilih satu, saya memilih (Andrea) Barzagli,” kata Paratici dalam konferensi pers perpisahannya di Juventus, momen ketika dia harus menahan air mata beberapa kali.
“Dia (Barzagli) menghabiskan bertahun-tahun bersama kami dan dia sangat diremehkan oleh banyak orang. Kita semua tahu betapa pentingnya dia dan apa yang dia berikan untuk klub ini,” katanya.
Selama beberapa tahun terakhirnya di Turin, Paratici menjadi spesialis untuk sejumlah transfer yang melibatkan uang besar. Dia menandatangani Cristiano Ronaldo seharga 112 juta euro (Rp 1,9 triliun) pada 2018 dan Matthijs de Ligt seharga 84 juta euro (Rp 1,4 triliun) pada 2019.
Tapi, kasus terbalik datang dari riwayat pemain seperti Paul Pogba pada 2012, kemudian diikuti oleh Dani Alves dan Patrice Evra.
Dia tidak melakukan semuanya dengan sempurna, tetapi seperti yang dia katakan dalam konferensi pers perpisahannya. “Yang terbaik dalam pekerjaan ini bukanlah orang yang tidak membuat kesalahan, tetapi orang yang membuat paling sedikit,” tuturnya.
Catatan Pekerjaan dan Pindah ke Tottenham Hotspur
Paratici adalah orang yang tepat untuk memulai proyek jangka panjang. Dia bukan tipe membangun tim instans. Dia adalah direktur yang peduli dengan masa depan klub tempat dia bekerja dan fokus pada akademi klub, sambil berusaha mendatangkan pemain terbaik di level manapun.
Paratici merasa lebih nyaman berada di sela-sela lapangan sepakbola daripada di kantor. Dan, Paratici selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Selama tahun-tahun pertamanya di Juventus, dia melakukan perjalanan keliling Eropa untuk menonton pertandingan.
Hubungannya dengan media telah meningkat selama bertahun-tahun, tetapi kita dapat berasumsi bahwa dia tidak akan melewatkan saat berbicara dengan Sky Sport Italia atau DAZN sebelum pertandingan Juventus dilangsungkan. Dia lebih suka tetap di latar belakang daripada menjadi pusat perhatian.
Paratici juga sempat didenda tiga kali karena tidak menghormati wasit pada musim 2020/2021 dan telah berdebat dengan mantan CEO Juventus Beppe Marotta.
Karena itu, sangat tidak mungkin melihat Tottenham menandatangani pemain Inter Milan. Prediksi itu dapat dipatahkan apabila manajemen Spurs segera merekrut Paratici.
Maklum, Paratici adalah orang di balik skenario perekrutan Mauro Icardi ke Sampdoria pada 2011. Pemain asal Argentina itu kemudian diboyong ke Inter.
Dengan Harry Kane menuju pintu keluar dari London Utara, Anda bisa bertaruh Paratici akan mencoba merekrut Paratici, mantan kapten Inter, untuk menggantikan Kane.
Secara keseluruhan, Tottenham mendapatkan direktur olahraga Italia terbaik dalam sepuluh tahun terakhir. Jika Paratici mampu mengontrak pemain tepat dengan harga kompetitif, serta membangun ikatan yang kuat dengan pelatih baru, yang bukan Antonio Conte, fans Spurs bisa berharap lebih untuk melihat tim kesayangan dapat merengkuh gelar juara seperti Juventus.
"Paratici tiba di sini (Juventus) sebagai seorang pemuda dan pergi sebagai seorang pria tua, terutama sebagai pemenang," kata Bettoni meniru pernyataan big boss Juventus, Andrea Agnelli, tentang Paratici saat tiba di Turin pada 2010.
BACA BERITA LAINNYA
Unik, Spanyol Siapkan Skuad Pararel Gara-Gara Covid-19
Unik, Spanyol Siapkan Skuad Pararel Gara-Gara Covid-19
Paratici pernah bermain di divisi bawah Italia sebagai pesepakbola. Dia adalah seorang gelandang tengah, tetapi tidak memiliki karier bermain yang luar biasa.
“Jika saya harus memilih satu, saya memilih (Andrea) Barzagli,” kata Paratici dalam konferensi pers perpisahannya di Juventus, momen ketika dia harus menahan air mata beberapa kali.
BACA BERITA LAINNYA
Pemain India Lewati Rekor Gol Messi, Hanya Kalah dari Cristiano Ronaldo
Pemain India Lewati Rekor Gol Messi, Hanya Kalah dari Cristiano Ronaldo
Selama beberapa tahun terakhirnya di Turin, Paratici menjadi spesialis untuk sejumlah transfer yang melibatkan uang besar. Dia menandatangani Cristiano Ronaldo seharga 112 juta euro (Rp 1,9 triliun) pada 2018 dan Matthijs de Ligt seharga 84 juta euro (Rp 1,4 triliun) pada 2019.
Dia tidak melakukan semuanya dengan sempurna, tetapi seperti yang dia katakan dalam konferensi pers perpisahannya. “Yang terbaik dalam pekerjaan ini bukanlah orang yang tidak membuat kesalahan, tetapi orang yang membuat paling sedikit,” tuturnya.
Paratici adalah orang yang tepat untuk memulai proyek jangka panjang. Dia bukan tipe membangun tim instans. Dia adalah direktur yang peduli dengan masa depan klub tempat dia bekerja dan fokus pada akademi klub, sambil berusaha mendatangkan pemain terbaik di level manapun.
Paratici merasa lebih nyaman berada di sela-sela lapangan sepakbola daripada di kantor. Dan, Paratici selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Selama tahun-tahun pertamanya di Juventus, dia melakukan perjalanan keliling Eropa untuk menonton pertandingan.
Hubungannya dengan media telah meningkat selama bertahun-tahun, tetapi kita dapat berasumsi bahwa dia tidak akan melewatkan saat berbicara dengan Sky Sport Italia atau DAZN sebelum pertandingan Juventus dilangsungkan. Dia lebih suka tetap di latar belakang daripada menjadi pusat perhatian.
Paratici juga sempat didenda tiga kali karena tidak menghormati wasit pada musim 2020/2021 dan telah berdebat dengan mantan CEO Juventus Beppe Marotta.
Karena itu, sangat tidak mungkin melihat Tottenham menandatangani pemain Inter Milan. Prediksi itu dapat dipatahkan apabila manajemen Spurs segera merekrut Paratici.
Maklum, Paratici adalah orang di balik skenario perekrutan Mauro Icardi ke Sampdoria pada 2011. Pemain asal Argentina itu kemudian diboyong ke Inter.
Dengan Harry Kane menuju pintu keluar dari London Utara, Anda bisa bertaruh Paratici akan mencoba merekrut Paratici, mantan kapten Inter, untuk menggantikan Kane.
Secara keseluruhan, Tottenham mendapatkan direktur olahraga Italia terbaik dalam sepuluh tahun terakhir. Jika Paratici mampu mengontrak pemain tepat dengan harga kompetitif, serta membangun ikatan yang kuat dengan pelatih baru, yang bukan Antonio Conte, fans Spurs bisa berharap lebih untuk melihat tim kesayangan dapat merengkuh gelar juara seperti Juventus.