Negara modern malah percaya karma. Gara-gara Piala Dunia 1966.
"Apa momen favorit Anda selama berseragam Inggris?" Pertanyaan itu diajukan pada Glenn Hoddle, legenda sepak bola Inggris itu sampai pada sebuah kesimpulan.
“Melihat ke belakang, debut saya untuk Inggris akan selalu diingat sebagai nomor satu,” kata Hoddle, berbicara di acara Betfair. “Saya mencetak gol melawan Bulgaria dalam pertandingan kualifikasi Euro 1980. Dan kami lolos, jadi itu benar-benar istimewa".
Padahal Hoddle sempat bermain di empat turnamen besar dan di beberapa pertandingan yang benar-benar berkesan, termasuk perempat final Piala Dunia 1986 di Meksiko. Tapi, mengapa dia tak menyebut itu semua? Sebab, Inggris tak keluar sebagai kampiun.
Ya, sesederhana itu. Mimpi yang tak sempat ia wujudkan. Impian itu kini berada di tangan generasi baru, generasi yang berharap untuk memecahkan kekeringan trofi selama 55 tahun.
Hoddle menyebut Piala Dunia sebagai "puncak". Dia merasa Inggris bisa melaju jauh di Piala Dunia 1986 seandainya mereka mengalahkan Argentina. Namun langkah mereka dihentikan oleh Diego Maradona.
Maradona yang menggetarkan membuat perbedaan dengan satu tipuan dan keajaiban lainnya. “Saya tidak pernah menyalahkan Diego (untuk handball),” kata Hoddle. “Saya menyalahkan FIFA sampai tingkat tertentu. Wasit dan hakim garis, saya kira satu dari Kosta Rika, dan satu lagi dari Mesir".
Tapi menurutnya ada hal-hal diluar nalar yang sering bersekongkol melawan Inggris. Dia menunjuk pada perubahan format turnamen setelah 1982, perubahan cara wasit dipilih setelah 1986, penghapusan gol emas setelah 1998, yang semua itu mengandaskan langkah Inggris di turnamen internasional.
“Saya pikir itu semua karena hakim garis Rusia memberikan gol Geoff Hurst [di final Piala Dunia '66], itu semua kembali pada kami, karma,” katanya.
Gol Hantu Geoff Hurst
Saat Inggris memenangkan Piala Dunia 1966 dengan skor telak 4-2 atas Jerman Barat salah satu gol dicetak dengan cara mendzalimi lawan ; dimana bola hasil sepakan Hurst yang menghantam mistar atas gawang Jerman Barat memantul ke tanah dan masuk kembali ke lapangan permainan.
Namun wasit Gottfried Dienst entah bagaimana justru menutup mata. Ia lebih memercayai asistennya, Tofiq Bahramov yang mengangkat bendera tanda bola melewati garis gawang dan itu berarti gol.
Optimisme Hoddle Di Euro 2020
Tapi kini Hoddle tampak menarik kembali ucapannya, ia percaya, skuad Inggris di Euro 2020 telah meninggalkan ketakutan dalam bentuk karma itu untuk selamanya, dengan menyoroti pemain seperti Phil Foden, Mason Mount, Jack Grealish dan James Maddison sebagai buah dari pekerjaan yang dilakukannya di akademi.
“Foden punya sedikit kecepatan, Mount punya sedikit kecepatan, tapi bukan kecepatan yang menggetarkan. Tetapi (jika anda memilihnya) anda akan melakukannya dengan kreativitas.
“Apa pun yang dipikirkan Gareth yang utama adalah keputusannya. Dengan pemain tertentu Anda dapat mengalahkan tim lawan.” Jadi, bisakah tim Inggris akhirnya mengangkat trofi lagi setelah 55 tahun?
“Melihat ke belakang, debut saya untuk Inggris akan selalu diingat sebagai nomor satu,” kata Hoddle, berbicara di acara Betfair. “Saya mencetak gol melawan Bulgaria dalam pertandingan kualifikasi Euro 1980. Dan kami lolos, jadi itu benar-benar istimewa".
BACA FEATURE LAINNYA
5 Pemain Tercepat di Euro 2020, Padahal Nomor 2 sudah Tua
5 Pemain Tercepat di Euro 2020, Padahal Nomor 2 sudah Tua
Tapi menurutnya ada hal-hal diluar nalar yang sering bersekongkol melawan Inggris. Dia menunjuk pada perubahan format turnamen setelah 1982, perubahan cara wasit dipilih setelah 1986, penghapusan gol emas setelah 1998, yang semua itu mengandaskan langkah Inggris di turnamen internasional.
BACA VIRAL LAINNYA
Momen Ronaldo Singkirkan 2 Botol Soft Drink di Depan Mikrofonnya
Momen Ronaldo Singkirkan 2 Botol Soft Drink di Depan Mikrofonnya
Gol Hantu Geoff Hurst
Saat Inggris memenangkan Piala Dunia 1966 dengan skor telak 4-2 atas Jerman Barat salah satu gol dicetak dengan cara mendzalimi lawan ; dimana bola hasil sepakan Hurst yang menghantam mistar atas gawang Jerman Barat memantul ke tanah dan masuk kembali ke lapangan permainan.
Optimisme Hoddle Di Euro 2020
Tapi kini Hoddle tampak menarik kembali ucapannya, ia percaya, skuad Inggris di Euro 2020 telah meninggalkan ketakutan dalam bentuk karma itu untuk selamanya, dengan menyoroti pemain seperti Phil Foden, Mason Mount, Jack Grealish dan James Maddison sebagai buah dari pekerjaan yang dilakukannya di akademi.
“Foden punya sedikit kecepatan, Mount punya sedikit kecepatan, tapi bukan kecepatan yang menggetarkan. Tetapi (jika anda memilihnya) anda akan melakukannya dengan kreativitas.
“Apa pun yang dipikirkan Gareth yang utama adalah keputusannya. Dengan pemain tertentu Anda dapat mengalahkan tim lawan.” Jadi, bisakah tim Inggris akhirnya mengangkat trofi lagi setelah 55 tahun?