Pogba mengakui bahwa Islam telah membuka pikirannya
Superstar Prancis, Paul Pogba yang dikenal sebagai salah satu pesepakbola dengan bayaran tertinggi didunia, mengikuti jejak Cristiano Ronaldo dengan melakukan protes halus di Euro 2020.

Sebelumnya, bintang Juventus, CR 7 telah membuat nilai perusahaan minuman bersoda, Cola-Cola turun sebesar 5 miliar Dollar Amerika dari nilai pasar setelah memindahkan dua botol produk dari pandangan kamera sebelum konferensi persnya pada hari Selasa. Cola-cola sendiri adalah salah satu sponsor utama Euro 2020.

Saat melakukan konferensi pers jelang pertandingan Portugal melawan Hungaria dalam laga perdana grup F, Ronaldo yang duduk sendirian tampak mengambil minuman ringan itu dan memindahkannya dari tempat pengambilan karena mantan pemain Madrid itu yakin meminum minuman bersoda tidak lah, Ronaldo kemudian mengangkat botol dan berkata "agua" - air dalam bahasa Portugis.

Pogba melakukan hal yang sama kurang dari 24 jam kemudian ketika ia menyingkirkan botol bir Heineken dari meja dan meletakkannya di luar sorotan kamera.

Heineken sendiri juga merupakan mitra bir resmi Euro 2020 tetapi Pogba yang memiliki nilai jual lebih dari 100 juta Dollar Amerika itu adalah seorang muslim dan ada larangan untuknya meminum minuman keras seperti itu.

Masih belum jelas mengapa botol Heineken itu ditempatkan saat Pogba melakukan interview dengan awak media, sementara dalam konferensi pers Ronaldo, botol minuman perusahaan asal Belanda itu seperti tidak tampak sama sekali.

Pogba bukanlah Muslim pertama yang melakukan protes seperti itu, dengan pemain kriket Australia, Fawad Ahmed yang mengenakan seragam ODI (seragama yang hanya dipakai pada saat event dalam dunia kriket) kemudian mencopot logo VB  (Victoria Bitter) yang ada diseragamnya. Pemain kriket Inggris, Moeen Ali dan Adil Rashid bahkan melarikan diri dari perayaan sampanye, sementara pemain hebat All Blacks, Sonny Bill Williams mengajukan "keberatan hati-hati" untuk mempromosikan bank di jerseynya.

Pogba sebelumnya telah menjelaskan bagaimana ibunya mengajarkan tentang Islam tetapi tidak memengaruhi dirinya saat masih muda, meskipun kini ia telah berkomitmen pada agama sebagai orang dewasa setelah berdiskusi dengan teman-temannya.



Mantan pemain Juventus itu melakukan perjalanan ke Mekah pada 2019 dan berujar bahwa perjalanan tersebut telah "membuat saya berubah, menyadari banyak hal dalam hidup".

“Kami selalu berbicara. Saya mempertanyakan diri saya sendiri dalam banyak hal, kemudian saya mulai melakukan penelitian saya sendiri. Saya berdoa sekali dengan teman-teman saya dan saya merasakan sesuatu yang berbeda. Saya merasa sangat baik," ujar pemain berusia 28 tahun kepada Times.

“Sejak hari itu saya hanya melanjutkan. Anda harus shalat lima waktu, itu salah satu rukun Islam. Itu adalah sesuatu yang Anda lakukan. Makna mengapa Anda melakukannya, Anda meminta maaf dan bersyukur atas semua yang Anda miliki, seperti kesehatan saya dan segalanya.”



Pemain dengan 81 caps bersama Les Bleus itu juga menerangkan bahwa Islam telah membuka pikiranya dan membuatnya menjadi sosok yang lebih baik.

“Ini benar-benar agama yang membuka pikiran saya dan itu membuat saya, mungkin, menjadi orang yang lebih baik. Anda lebih memikirkan kehidupan setelah kematian. Hidup ini memiliki ujian. Seperti saat aku bersamamu, di sini. Bahkan jika Anda bukan seorang Muslim, Anda adalah manusia normal. Anda memiliki hubungan manusia dan menghormati Anda apa adanya, apa agama Anda, apa warna kulitnya dan segalanya."

"Islam hanya ini - rasa hormat terhadap kemanusiaan dan segalanya."