UEFA diminta tegas kepada para pemainnya
Insiden Crisitiano Ronaldo dan Paul Pogba yang menyingkirkan dua sponsor utama Euro 2020 dari pandangan kamera, yakni Cola Cola dan Heineken telah menimbulkan masalah bagi pihak penyelenggara turnamen paling prestisius di Benua Biru tersebut.
Tindakan penyerang Juventus itu membuat perusahaan Coca Cola merugi sebesar USD empat miliar atau Rp 57 triliun dan kedua mega bintang itu tampaknya tidak akan dijatuhi hukuman retrospektif. Di sisi lain hal tersebut menunjukkan bahwa UEFA tidak memiliki ketegasan untuk memberikan intervensi kepada pemain di benuanya.
Surat kabar kenamaan asal Spanyol, Marca melakukan wawancara dengan beberapa pakar sponsorship olahraga untuk mengetahui pandangan mereka tentang tindakan Ronaldo dan Pogba.
"Jika ini di AS, ini tidak akan terjadi," ujar Carlos Canto, CEO konsultan SPSG.
"Jika hal seperti ini terjadi di NFL atau NBA, pemain akan dihukum. Mereka memiliki aturan disiplin yang sangat ketat, Anda tidak boleh melakukan hal seperti itu."
"Ada tiga pihak yang terlibat: Coca Cola, Cristiano Ronaldo dan UEFA."
Canto melanjutkan dengan menyatakan bahwa sponsor Euro 2020 jelas perlu mendapat perlindungan dari pihak Aleksander Čeferin guna menghentikan insiden seperti itu terjadi lagi.
"Jika saya adalah Coca Cola, saya akan segera menelepon (UEFA) untuk mengatakan, 'Anda harus melindungi saya'," ujar Canto.
Adapun pendiri CA Sports Marketing, Cinto Arjam, menganggap tindakan mantan pemain Manchester United itu telah menjadi sesuatu yang berbahaya dalam semua konferensi pers.
"Masalahnya bukan tentang Cristiano (Ronaldo)," ujar Arjam.
"Ini tentang jika Cristiano melakukannya dan tidak ada yang terjadi, mengapa (Antoine) Griezmann atau (Sergio) Busquets tidak melakukannya?"
Arjam percaya bahwa pesepakbola memiliki tanggung jawab terhadap negara mereka dan karenanya harus mendukung kesepakatan sponsor yang telah menjadi mitra kerjasama.
“Yang tidak dipahami pesepakbola adalah, walaupun ingin menyampaikan pesan yang baik, ada kenyataan lain: pesepakbola dipekerjakan oleh tim nasionalnya untuk mengikuti turnamen seperti ini dan dia harus menerima aturannya dari permainan " lanjut Arjam.
"Di antara mereka ada sponsor dan masing-masing tim nasional harus memenuhi komitmen sponsor."
Tindakan penyerang Juventus itu membuat perusahaan Coca Cola merugi sebesar USD empat miliar atau Rp 57 triliun dan kedua mega bintang itu tampaknya tidak akan dijatuhi hukuman retrospektif. Di sisi lain hal tersebut menunjukkan bahwa UEFA tidak memiliki ketegasan untuk memberikan intervensi kepada pemain di benuanya.
BACA BERITA LAINNYA
Resmi Tinggalkan Madrid, Kemana Tujuan Ramos
Resmi Tinggalkan Madrid, Kemana Tujuan Ramos
BACA FEATURE LAINNYA
12 Kisah Perjuangan Supermom Membesarkan Pahlawan The Three Lions
12 Kisah Perjuangan Supermom Membesarkan Pahlawan The Three Lions
"Jika saya adalah Coca Cola, saya akan segera menelepon (UEFA) untuk mengatakan, 'Anda harus melindungi saya'," ujar Canto.
"Masalahnya bukan tentang Cristiano (Ronaldo)," ujar Arjam.
Arjam percaya bahwa pesepakbola memiliki tanggung jawab terhadap negara mereka dan karenanya harus mendukung kesepakatan sponsor yang telah menjadi mitra kerjasama.
“Yang tidak dipahami pesepakbola adalah, walaupun ingin menyampaikan pesan yang baik, ada kenyataan lain: pesepakbola dipekerjakan oleh tim nasionalnya untuk mengikuti turnamen seperti ini dan dia harus menerima aturannya dari permainan " lanjut Arjam.
"Di antara mereka ada sponsor dan masing-masing tim nasional harus memenuhi komitmen sponsor."