Seperti mengumpan, padahal menghujam keras ke gawang. Benar-benar teknik berkelas! Cek videonya.
Di era kejayaan, Keisuke Honda adalah pemain hebat dengan spesialisasi tendangan bebas. Salah satu kehebatan mantan pemain AC Milan tersebut bisa dijumpai saat membawa Jepang mencapai babak 16 besar Piala Dunia 2010.
Honda terlalu muda untuk mendapat tempat di skuad utama Jepang selama Piala Dunia 2006. Saat itu, dia baru menginjak usia 20 tahun dan masih bermain untuk klub J1 League, Nagoya Grampus Eight.
Nama Keisuke Honda mulai mengudara ketika bermain untuk CSKA Moscow di Rusia pada 2009. Satu tahun berselang, Piala Dunia datang lagi. Kali ini, di Afrika Selatan. Dengan usia dan kemampuan Honda yang sudah lebih matang dari 2006, Jepang benar-benar dimanjakan.
Honda merupakan gelandang yang khas. Atribut yang dimilikinya sangat membantu klub. Dia daya bertahan bagus sekaligus efektif saat menyerang. Honda membagi dan merebut bola dengan baik. Soal teknik, dia merupakan jago bola-bola mati. tendangan bebasnya menakutkan kiper lawan
Contoh pertama datang di Liga Champions 2009/2010 saat CSKA melawan Sevilla. Sebuah gol kencang dari jarak jauh lahir dari kaki Honda.
Tak lama setelah itu, tendangan bebas Honda datang pada saat-saat yang tepat, yaitu di Piala Dunia. Laga antara Jepang dan Denmark di Rustenburg, 24 Juni 2010. Itu duel penentuan untuk lolos ke fase knock-out bagi tim Dinamit maupun Samurai Biru.
Tiba-tiba pada menit 15, Jepang mendapatkan tendangan bebas langsung dari wasit asal Afrika Selatan, Jerome Damon. Jarak bola dari gawang masih sangat jauh, dan Honda dengan gaya seperti ingin memberi umpan mulai menendang.
Ternyata, bola itu tak terbendung bentang Denmark dan pemain Jepang lainnya tak ada yang menyambar bola itu. Itu sebuah gol! Kalau anda ada di tribun stadion waktu itu, anda perlu mengucek mata, agar cukup untuk meyakinkan anda bahwa apa yang baru saja anda saksikan adalah nyata.
Di kesempatan lain, Honda memberi asist matang ke rekan setimnya. Lewat tendangan bebas dan aksi-aksinya, Honda membuat pemain Denmark dibiarkan menggaruk-garuk kepala. Anda tahu sesuatu yang istimewa telah terjadi. Jepang mengalahkan juara Euro 1992 3-1 setelah sempat memimpin 2-0 hingga menit 80.
Hampir satu dekade sejak gol pertamanya di Piala Dunia itu, orang masih mencoba mencari tahu bagaimana Honda bisa melakukannya.
Tapi, yang jelas, tiap kali Honda mencetak gol lewat tendangan bebas, rasanya seperti seseorang telah meninggalkan lukisan renaisans di galeri. Honda tidak bodoh. Dia tahu karya seni terbaik bisa tidak dihargai jika tidak dibingkai dengan benar.
Kini, Honda sudah berusia 35 tahun dan tidak bermain untuk timnas lagi. Tapi, dia tetap memiliki kesibukan di sepakbola. Pada 2021, dia memiliki tiga aktivitas sekaligus, yaitu menjadi pemain, pelatih, sekaligus pemilik klub di tiga negara berbeda.
Honda terlalu muda untuk mendapat tempat di skuad utama Jepang selama Piala Dunia 2006. Saat itu, dia baru menginjak usia 20 tahun dan masih bermain untuk klub J1 League, Nagoya Grampus Eight.
BACA ANALISIS LAINNYA
Donnarumma ke PSG, yang Untung Tetap Saja Mino Raiola
Donnarumma ke PSG, yang Untung Tetap Saja Mino Raiola
Tiba-tiba pada menit 15, Jepang mendapatkan tendangan bebas langsung dari wasit asal Afrika Selatan, Jerome Damon. Jarak bola dari gawang masih sangat jauh, dan Honda dengan gaya seperti ingin memberi umpan mulai menendang.
BACA FEATURE LAINNYA
Del Bosque: Tidak Menyudutkan Ronaldo, Tapi Bilang Messi yang Terbaik
Del Bosque: Tidak Menyudutkan Ronaldo, Tapi Bilang Messi yang Terbaik
Hampir satu dekade sejak gol pertamanya di Piala Dunia itu, orang masih mencoba mencari tahu bagaimana Honda bisa melakukannya.
Kini, Honda sudah berusia 35 tahun dan tidak bermain untuk timnas lagi. Tapi, dia tetap memiliki kesibukan di sepakbola. Pada 2021, dia memiliki tiga aktivitas sekaligus, yaitu menjadi pemain, pelatih, sekaligus pemilik klub di tiga negara berbeda.