Di Barcelona, dia Superman. Bersama Argentina, dia Joker. Apa yang sebenarnya merasukimu Messi?
Copa America 2021 seharusnya menjadi kesempatan besar Lionel Messi mengubah catatan buruk bersama Argentina dengan gelar juara. Pasalnya, karier sepakbola La Pulga di level timnas tidak sebagus klub.
Setelah di pertandingan pertama hanya bermain imbang dengan Chile, Messi akan memimpin Argentina menghadapi Uruguay di pertandingan kedua, Sabtu (19/6/2021) padi WIB. Bukan hanya kemenangan yang ditunggu, melainkan juga penampilan menghibur megabintang Barcelona itu.
Fakta menunjukkan, meski menjadi kapten dan pemain dengan caps terbanyak di skuad La Albiceleste, penampilan Messi selalu mengecewakan. Tidak adanya pemain seperti Xavi Hernandez atau Andres Iniesta di Argentina, membuat Messi tidak banyak memberikan trofi.
Gelar Messi untuk negara hanya disumbangkan di level junior. Bersama sahabatnya Sergio Aguero, Messi membantu Argentina U-20 juara Piala Dunia U-20 2005. Ada lagi Argentina U-23 yang memenangkan medali emas Olimpiade Beijing 2008. Selebihnya, kekecewaan demi kekecewan harus dijalani Messi saat mengenakan seragam tim senior Argentina.
Berikut ini peringkat 9 kekecewaan La Pulga bersama La Albicelests di ajang internasional:
9. Duduk di bangku cadangan perempat final Piala Dunia 2006
Entah apa yang ada di kepala Jose Pekerman saat itu, ketika memutuskan menempatkan Messi di bangku cadangan pada perempat final Piala Dunia 2006 melawan Jerman. La Pulga tetap duduk di bench, ketika pelatih yang membawa Argentina U-20 juara tiga kali Piala Dunia U-20 melakukan tiga pergantian pemain.
Pekerman lebih memilih Julio Ricardo Cruz saat Hernan Crespo buntu. Akibatnya, Argentina disingkirkan Jerman lewat adu penalti 2-4 setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
8. Kalah telak di final Copa América 2007
Robinho mencetak empat gol lebih banyak dari Lionel Messi selama Copa America 2007. Dengan susah payah Messi berhasil membantu Argentina sampai final. Tapi, di pertandingan puncak, dia tampil mengecewakan untuk membiarkan Brasil mencetak tiga gol tanpa balas.
Yang menyesakkan adalah Brasil memainkan Doni, Alex, Gilberto, Josué, hingga Mineiro. Apa artinya? Itu tim cadangan!
7. Gagal cetak gol di Piala Dunia 2010
Penampilan epik Vincent Enyeama dari Nigeria saat melawan Lionel Messi menggambarkan penampilan biasa-biasa saja para pemain Argentina sepanjang turnamen.
Messi adalah Superman ketika bermain untuk Barcelona, tapi hanya Joker saat membela Argentina. Lagi-lagi, Jerman menyingkirkan Argentina di perempat final. Kini ini, skornya 0-4. Lebih pahit lagi karena tidak ada satupun gol yang dihasilkan kaki atau kepala La Pulga. Sedih!
6. Gagal cetak gol di Copa America 2011
Ini seharusnya menjadi tahunnya Messi. Dia bermain di Copa America setelah Barcelona menjuarai Liga Champions 2010/2011. Turnamen di CONMEBOL itu juga digelar di Argentina. Tapi, Messi justru gagal mencetak gol. La Albiceleste dikalahkan Uruguay di perempat final lewat adu penalti.
5. Hanya bisa cetak 1 gol di Piala Dunia 2018
Yang ini masih baru. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki plus status runner-up edisi sebelumnya, Messi kembali tampil mengecewakan di Piala Dunia 2018. Langsung dihadiri Diego Maradona, dia hanya mengemas 1 gol saat bertemu Nigeria di fase grup.
Messi juga gagal mencegah Argentina dibantai Kroasia 3 gol tanpa balas di penyisihan. La Pulga juga harus menjadi saksi kekalahan dramatis 3-4 dari Prancis di babak 16 besar.
4. Kalah di semifinal Copa America 2019 dari Brasil
Kemenangan Brasil di Copa America diwarnai tuduhan konspirasi. Tidak tanggung-tanggung, orang yang menyatakan hal itu adalah Messi. Dia kecewa setelah Selecao menyingkirkan La Albiceleste di semifinal. Sebagai bentuk protes, Messi menolak menerima medali peringkat ketiga, seusai mengalahkan Cile.
"Teman tidak selalu benar hanya karena dia teman. Anda dapat menuduh hal tersebut karena sedang emosi. Tapi, saya tetap tidak setuju. Saya teman yang selalu mengatakan kebenaran saat harus diungkapkan, saya pikir dia (Messi) salah mengatakan hal seperti ini," kata Daniel Alves, dikutip dari As.
3. Gagal penalti dan kalah di final Copa America Centenario
Gagal mencetak gol lewat penalti sudah menimpa Messi beberapa kali, baik di klub maupun timnas. Tapi, gagal penalti dan Argentina kalah di final adalah hal yang benar-benar membuat La Pulga stres berat. Apalagi, ini menjadi kekalahan di tiga final beruntun.
2. Hanya cetak 1 gol dan kalah di final Copa America 2015
Kembali ke peran awalnya sebagai penyerang saya kanan, Messi seharusnya bisa lebih baik dari sekedar satu gol penalti melawan Paraguay di fase grup. Benar bahwa dia mampu memimpin rekan-rekannya ke pertandingan final Copa America. Tapi, apa yang ditunjukkan Messi cukup mengecewakan.
Di final, Argentina hanya bermain imbang 0-0 dengan La Roja selama 120 menit. Laga kemudian berlanjut ke adu penalti. Messi menjadi eksekutor pertama dan sukses. Tapi, Gonzalo Higuain dan Ever Banega gagal. Tuan rumah akhirnya menang 4-1.
1. Dikalahkan Jerman di final Piala Dunia 2014
Jika tuan rumahnya bukan Brasil, mungkin saja Argentina akan juara. Faktanya, pada pertandingan final di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, mayoritas penonton tuan rumah mendukung Jerman. Mereka seolah lupa bahwa Der Panzer baru saja menghajar Brasil 7-1.
Tapi, tidak adil juga jika mengatakan kekalahan Argentina karena faktor suporter. Faktanya, La Albiceleste juga memiliki pendukung yang banyak karena Argentina dan Brasil adalah negara bertetangga yang berbatasan darat.
Lebih adil untuk mengatakan bahwa Argetina sedang sial. Pertama, gol Gonzalo Higuain di babak pertama dibatalkan wasit karena dianggap off side. Kedua, gol penentu kemenangan Der Panzer datang dari pemain pengganti, Mario Goetze, pada menit 113. Itu 7 menit sebelum extra time berakhir. Tragis!
Setelah di pertandingan pertama hanya bermain imbang dengan Chile, Messi akan memimpin Argentina menghadapi Uruguay di pertandingan kedua, Sabtu (19/6/2021) padi WIB. Bukan hanya kemenangan yang ditunggu, melainkan juga penampilan menghibur megabintang Barcelona itu.
BACA ANALISIS LAINNYA
Hungaria Jadi Momen Pembuktian Trisula Prancis: Griezmann, Benzema, Mbappe
Hungaria Jadi Momen Pembuktian Trisula Prancis: Griezmann, Benzema, Mbappe
9. Duduk di bangku cadangan perempat final Piala Dunia 2006
Entah apa yang ada di kepala Jose Pekerman saat itu, ketika memutuskan menempatkan Messi di bangku cadangan pada perempat final Piala Dunia 2006 melawan Jerman. La Pulga tetap duduk di bench, ketika pelatih yang membawa Argentina U-20 juara tiga kali Piala Dunia U-20 melakukan tiga pergantian pemain.
BACA FEATURE LAINNYA
Jadwal Liga Premier Baru Dirilis, Tim Raksasa sudah Saling Menyapa
Jadwal Liga Premier Baru Dirilis, Tim Raksasa sudah Saling Menyapa
8. Kalah telak di final Copa América 2007
Robinho mencetak empat gol lebih banyak dari Lionel Messi selama Copa America 2007. Dengan susah payah Messi berhasil membantu Argentina sampai final. Tapi, di pertandingan puncak, dia tampil mengecewakan untuk membiarkan Brasil mencetak tiga gol tanpa balas.
7. Gagal cetak gol di Piala Dunia 2010
Penampilan epik Vincent Enyeama dari Nigeria saat melawan Lionel Messi menggambarkan penampilan biasa-biasa saja para pemain Argentina sepanjang turnamen.
6. Gagal cetak gol di Copa America 2011
Ini seharusnya menjadi tahunnya Messi. Dia bermain di Copa America setelah Barcelona menjuarai Liga Champions 2010/2011. Turnamen di CONMEBOL itu juga digelar di Argentina. Tapi, Messi justru gagal mencetak gol. La Albiceleste dikalahkan Uruguay di perempat final lewat adu penalti.
5. Hanya bisa cetak 1 gol di Piala Dunia 2018
Yang ini masih baru. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki plus status runner-up edisi sebelumnya, Messi kembali tampil mengecewakan di Piala Dunia 2018. Langsung dihadiri Diego Maradona, dia hanya mengemas 1 gol saat bertemu Nigeria di fase grup.
Messi juga gagal mencegah Argentina dibantai Kroasia 3 gol tanpa balas di penyisihan. La Pulga juga harus menjadi saksi kekalahan dramatis 3-4 dari Prancis di babak 16 besar.
4. Kalah di semifinal Copa America 2019 dari Brasil
Kemenangan Brasil di Copa America diwarnai tuduhan konspirasi. Tidak tanggung-tanggung, orang yang menyatakan hal itu adalah Messi. Dia kecewa setelah Selecao menyingkirkan La Albiceleste di semifinal. Sebagai bentuk protes, Messi menolak menerima medali peringkat ketiga, seusai mengalahkan Cile.
"Teman tidak selalu benar hanya karena dia teman. Anda dapat menuduh hal tersebut karena sedang emosi. Tapi, saya tetap tidak setuju. Saya teman yang selalu mengatakan kebenaran saat harus diungkapkan, saya pikir dia (Messi) salah mengatakan hal seperti ini," kata Daniel Alves, dikutip dari As.
3. Gagal penalti dan kalah di final Copa America Centenario
Gagal mencetak gol lewat penalti sudah menimpa Messi beberapa kali, baik di klub maupun timnas. Tapi, gagal penalti dan Argentina kalah di final adalah hal yang benar-benar membuat La Pulga stres berat. Apalagi, ini menjadi kekalahan di tiga final beruntun.
2. Hanya cetak 1 gol dan kalah di final Copa America 2015
Kembali ke peran awalnya sebagai penyerang saya kanan, Messi seharusnya bisa lebih baik dari sekedar satu gol penalti melawan Paraguay di fase grup. Benar bahwa dia mampu memimpin rekan-rekannya ke pertandingan final Copa America. Tapi, apa yang ditunjukkan Messi cukup mengecewakan.
Di final, Argentina hanya bermain imbang 0-0 dengan La Roja selama 120 menit. Laga kemudian berlanjut ke adu penalti. Messi menjadi eksekutor pertama dan sukses. Tapi, Gonzalo Higuain dan Ever Banega gagal. Tuan rumah akhirnya menang 4-1.
1. Dikalahkan Jerman di final Piala Dunia 2014
Jika tuan rumahnya bukan Brasil, mungkin saja Argentina akan juara. Faktanya, pada pertandingan final di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, mayoritas penonton tuan rumah mendukung Jerman. Mereka seolah lupa bahwa Der Panzer baru saja menghajar Brasil 7-1.
Tapi, tidak adil juga jika mengatakan kekalahan Argentina karena faktor suporter. Faktanya, La Albiceleste juga memiliki pendukung yang banyak karena Argentina dan Brasil adalah negara bertetangga yang berbatasan darat.
Lebih adil untuk mengatakan bahwa Argetina sedang sial. Pertama, gol Gonzalo Higuain di babak pertama dibatalkan wasit karena dianggap off side. Kedua, gol penentu kemenangan Der Panzer datang dari pemain pengganti, Mario Goetze, pada menit 113. Itu 7 menit sebelum extra time berakhir. Tragis!