Pebisnis, politisi, olahragawan, hingga filantropis menjadi atribut yang melekat pada salah satu penguasa Abu Dhabi itu.
Jika anda seorang penggemar Manchester City, anda tentu tak akan asing dengan nama Sheikh Mansour bin Zayed bin Sultan bin Zayed bin Khalifa Al Nahyan. Dia adalah pemilik City Football Group, induk perusahaan yang membawahi Man City.

Man City yang semula klub tidak dipandang di Inggris dan Eropa. Tapi, setelah alih kepemilikan ke tangan Sheikh Mansour, kini klub menjadi elite. Dalam 13 tahun di bawah kepemilikan Sheikh Mansour, Man City telah memenangkan setidaknya lima gelar Liga Premier, dua Piala FA, dan enam Piala Liga.

Satu trofi yang belum bisa diraih adalah Liga Champions. Usaha ke arah itu sudah dilakukan. Hasilnya, musim 2020/2021, The Citizens dikalahkan Chelsea pada laga puncak di Porto.

Apakah dana 2,5 miliar pounds (Rp50 triliun) yang telah diinvestasikan di klub sejak pengambilalihan Sheikh Mansour sia-sia? Dengan mempertimbangkan kesuksesan domestik Man City di bawah kepemilikan Sheikh Mansour, jawabannya tidak.


Pebisnis dan politisi

Sheikh dari Abu Dhabi ini benar-benar orang kaya sejak lahir. Menurut penuturannya sendiri dalam biografi resminya, pria berusia 50 tahun itu merupakan kepala eksekutif perusahaan investasi, Mubadala Abu Dhabi, yang mengawasi dana kekayaan Uni Emirat Arab (UEA) senilai USD243 miliar.

Sheikh Mansour juga bagian dari Dewan Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi, Ketua Emirates Nuclear Energy Corporation, Abu Dhabi Commercial Bank dan Emirates Global Aluminium.

Sheikh Mansour juga memiliki karier politik yang sukses dan saat ini menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri UEA serta Menteri Urusan Kepresidenan.

Sheikh Mansour juga mengawasi portofolio bisnis yang menguntungkan sebagai kepala Aabar Investments, yang mencakup 32% saham Virgin Galactic dan 9,1% saham di Daimler. Dia juga memiliki Abu Dhabi Media Investment Corporation (ADMIC) yang mendirikan Sky News Arabia di bawah kemitraan dengan British Sky Broadcasting.

Perlu dicatat, Sheikh Masour juga mempunyai saham di beberapa klub selain Man City. Sebut saja Melbourne City , New York City, Mumbai City, dan beberapa klub lainnya.

Dia juga punya perusahaan olahraga Al Jazira, yang memiliki ouftit Liga Pro UEA, Al Jazira FC, dan kepemimpinan otoritas pacuan kuda UEA. Sebagai pendukung kuat pacuan kuda Arab, dia sendiri adalah penunggang kuda sukses yang telah memenangkan beberapa turnamen balap ketahanan di Timur Tengah.




Kehidupan pribadi

Sheikh Mansour telah menikah dua kali. Dia menikahi mantan istrinya, Sheikha Alia binti Mohammed bin Butti Al Hamed, pada pertengahan 1990-an, dan memiliki satu putra, Zayed. 

Kemudian, pada 2005, Sheikh Mansour menikahi Manal binti Mohammed bin Rashid Al Maktoum, putri penguasa Dubai, Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Pasangan ini memiliki dua putri dan tiga putra. Mereka adalah Fatima (2006), Mohammed (2007), Hamdan (2011), Latifa (2014), dan Rashid (2017).

Yang pasti, mimpi Sheikh Masour untuk melihat Man City menjuarai Liga Champions hanya menunggu waktu. Berkaca pada Roman Abramovich, Chelsea baru sukses di Benua Biru pada final keduanya.