Dengan skuad yang ia miliki, enteng saja untuk Didier Deschamps sesumbar.
Prancis mengalahkan Jerman 1-0 dalam pertandingan pembukaan group F Euro 2020, tetapi hasil imbang 1-1 yang mengejutkan dengan Hungaria membuat Les Bleus harus bekerja lebih keras lagi, meskipun anak asuh Didier Deschamps ini sudah mengoleksi empat poin dan sementara memuncaki klasemen.
Setidaknya, meski mereka kalah dalam laga terakhir melawan Portugal, capaian itu sudah membawa Prancis lolos sebagai salah satu dari empat peringkat ketiga terbaik. Tentu saja, untuk ukuran Juara Piala Dunia 2018 itu merupakan pikiran yang konyol.
Sementara itu, Portugal dalam laga pertama sukses melibas Hungaria 3-0, tetapi kekalahan 2-4 dari Jerman bukanlah sesuatu yang mereka butuhkan sebelum menghadapi tim kuat seperti Prancis.
Sebagai gambaran, Portugal saat ini tertahan di peringkat ketiga, dengan point yang sama dengan Jerman, hanya selisih gol yang membuat mereka berbeda. Dan Jerman sekarang tampak percaya diri untuk finis di dua besar mengingat mereka hanya akan menghadapi Hongaria.
Dan siapa pun yang finis sebagai runner-up grup F sekarang tahu bahwa mereka akan menghadapi pemuncak akhir klasmen grup D, yakni Inggris di babak 16 besar.
Dan untuk Prancis, jika mereka tetap berada di posisi pertama, mereka akan bertemu Kroasia kembali, setelah 3 tahun sebelumnya saling berhadapan di partai final Piala Dunia 2018.
Dalam arti kata lain, laga Portugal menghadapi Prancis yang dijadwalkan untuk kick-off pukul 8 malam waktu setempat, pada Rabu, 23 Juni 2021 di Ferenc Puskas Stadium di Budapest, Hungaria akan sangat dilematis, terutama untuk Portugal.
Adu Strategi Portugal vs Prancis
Pelatih Portugal, Fernando Santos tampak terlalu hati-hati ketika melawan Jerman, meski ujungnya kekalahan yang didapat, berkaca dari laga sebelumnya, yang perlu dibenahi dari Cristiano Ronaldo dan kolega ialah lini belakang yang lemah dan perubahan strategi harus dilakukan ketika melawan Prancis yang notabene tipe bermainnya menyerang dan punya lini depan yang mengerikan, tapi Prancis juga cukup baik dalam bertahan, hal itu disampaikan langsung oleh Santos dalam satu sesi wawancara,
"Kami telah menganalisis pertandingan melawan Jerman dan sampai pada kesimpulan bahwa kami tidak akan memainkan sepak bola ala Portugis. Ada yang salah jika tim yang kebobolan tiga gol hanya sekali dalam 58 pertandingan, kebobolan empat untuk pertama kalinya."
"Kami harus menyerang dan bertahan dengan baik. Prancis adalah tim yang sangat kuat tapi juga mereka banyak bertahan."
Untuk itu Renato Sanches bisa diharapkan untuk memulai menggantikan Bernardo Silva. Joao Felix dan Nuno Mendes yang sempat absen bisa jadi pilihan utama untuk menambah daya gedor tim.
Paralel dengan itu, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Karim Benzema yang tampaknya masih kecewa karena masing-masing hanya mencetak satu gol sejauh ini, jadi ketiga pemain ini perlu diwaspadai dan dikawal dengan ketat.
Selain itu Didier Deschamps juga memiliki alternatif di lini depan, nama-nama seperti Olivier Giroud, Kingsley Coman dan Wissam Ben Yedder---Ousmane Dembele karena cedera lutut---sama sekali tak bisa diremehkan.
Dengan skuad yang ia miliki, enteng saja untuk Didier Deschamps sesumbar,
"Tidak ada motivasi ekstra dengan kemungkinan besar mengalahkan Portugal. Ambisi kami adalah untuk mendapatkan hasil terbaik yang akan berdampak pada klasemen. Kami dijamin akan menang." ucapnya.
Namun yang perlu diingat ialah, sepak bola bukan cuma kumpulan nama-nama hebat yang kebetulan tergabung dalam satu tim, atau ucapan yang lebih terdengar seperti gertakan bernada sombong, tapi lebih ke taktik alias bagaimana seorang pelatih meramu kesebelasan ketika harus berhadapan dengan lawan A atau B, itulah yang menjelaskan mengapa Prancis bisa ditahan imbang 1-1 oleh Hungaria, dan mengapa Portugal kalah 2-4 dari Jerman padahal sudah unggul lebih dulu.
Beda yang dihadapi beda juga taktik yang akan digunakan. Namun di atas hitung-hitungan kertas, segalanya masih mungkin terjadi. Dan mari kita lihat sejauh mana kebenaran ucapan Didier di atas.
Setidaknya, meski mereka kalah dalam laga terakhir melawan Portugal, capaian itu sudah membawa Prancis lolos sebagai salah satu dari empat peringkat ketiga terbaik. Tentu saja, untuk ukuran Juara Piala Dunia 2018 itu merupakan pikiran yang konyol.
Sementara itu, Portugal dalam laga pertama sukses melibas Hungaria 3-0, tetapi kekalahan 2-4 dari Jerman bukanlah sesuatu yang mereka butuhkan sebelum menghadapi tim kuat seperti Prancis.
BACA BERITA LAINNYA
Ini Klub yang Akan di Singgahi Oleh Sergio Ramos Musim Depan
Ini Klub yang Akan di Singgahi Oleh Sergio Ramos Musim Depan
Dalam arti kata lain, laga Portugal menghadapi Prancis yang dijadwalkan untuk kick-off pukul 8 malam waktu setempat, pada Rabu, 23 Juni 2021 di Ferenc Puskas Stadium di Budapest, Hungaria akan sangat dilematis, terutama untuk Portugal.
BACA FEATURE LAINNYA
Patrik Schick, Andalan Republik Ceko yang Sempat Ingin Jadi Model
Patrik Schick, Andalan Republik Ceko yang Sempat Ingin Jadi Model
Pelatih Portugal, Fernando Santos tampak terlalu hati-hati ketika melawan Jerman, meski ujungnya kekalahan yang didapat, berkaca dari laga sebelumnya, yang perlu dibenahi dari Cristiano Ronaldo dan kolega ialah lini belakang yang lemah dan perubahan strategi harus dilakukan ketika melawan Prancis yang notabene tipe bermainnya menyerang dan punya lini depan yang mengerikan, tapi Prancis juga cukup baik dalam bertahan, hal itu disampaikan langsung oleh Santos dalam satu sesi wawancara,
"Kami telah menganalisis pertandingan melawan Jerman dan sampai pada kesimpulan bahwa kami tidak akan memainkan sepak bola ala Portugis. Ada yang salah jika tim yang kebobolan tiga gol hanya sekali dalam 58 pertandingan, kebobolan empat untuk pertama kalinya."
"Kami harus menyerang dan bertahan dengan baik. Prancis adalah tim yang sangat kuat tapi juga mereka banyak bertahan."
Untuk itu Renato Sanches bisa diharapkan untuk memulai menggantikan Bernardo Silva. Joao Felix dan Nuno Mendes yang sempat absen bisa jadi pilihan utama untuk menambah daya gedor tim.
Paralel dengan itu, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Karim Benzema yang tampaknya masih kecewa karena masing-masing hanya mencetak satu gol sejauh ini, jadi ketiga pemain ini perlu diwaspadai dan dikawal dengan ketat.
Selain itu Didier Deschamps juga memiliki alternatif di lini depan, nama-nama seperti Olivier Giroud, Kingsley Coman dan Wissam Ben Yedder---Ousmane Dembele karena cedera lutut---sama sekali tak bisa diremehkan.
Dengan skuad yang ia miliki, enteng saja untuk Didier Deschamps sesumbar,
"Tidak ada motivasi ekstra dengan kemungkinan besar mengalahkan Portugal. Ambisi kami adalah untuk mendapatkan hasil terbaik yang akan berdampak pada klasemen. Kami dijamin akan menang." ucapnya.
Namun yang perlu diingat ialah, sepak bola bukan cuma kumpulan nama-nama hebat yang kebetulan tergabung dalam satu tim, atau ucapan yang lebih terdengar seperti gertakan bernada sombong, tapi lebih ke taktik alias bagaimana seorang pelatih meramu kesebelasan ketika harus berhadapan dengan lawan A atau B, itulah yang menjelaskan mengapa Prancis bisa ditahan imbang 1-1 oleh Hungaria, dan mengapa Portugal kalah 2-4 dari Jerman padahal sudah unggul lebih dulu.
Beda yang dihadapi beda juga taktik yang akan digunakan. Namun di atas hitung-hitungan kertas, segalanya masih mungkin terjadi. Dan mari kita lihat sejauh mana kebenaran ucapan Didier di atas.