Para penggemar berbaris dengan spanduk yang memberi tahu para pemain untuk berhenti berlutut memprotes rasisme
Aleksander Čeferin mengatakan bahwa pihaknya menolak permintaan itu karena "konteks politik". Dari pihak Reiter sendiri, ia menggambarkan bahwa keputusan UEFA tersebut adalah tindakan yang "memalukan".
UEFA juga mengusulkan kepihak pemerintah kota Munich untuk menyalakan stadion dengan warna pelangi pada 28 Juni mendatang, bertepatan pada Christopher Street Day - atau antara 3-9 Juli yang merupakan hari Minggu, Christopher Street Day di Munich.
5 Penyerang Terbaik di Euro Sejauh ini, Tak Ada dari Prancis
Pada hari Senin lalu (21/06/21), asosiasi sepak bola Jerman (DFB) mengatakan bahwa pihaknya juga lebih setuju protes semacam itu diadakan pada tanggal selain hari Rabu (23 Juni).
"Saya merasa memalukan bahwa UEFA melarang kami mengirim pesan di sini di Munich untuk keterbukaan, toleransi, rasa hormat, dan solidaritas dengan komunitas LGBTQI+," ujar pengurus Partai Demokrat Sosial Jerman itu dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak hanya akan mengibarkan bendera pelangi di balai kota Munich - saya berasumsi bahwa dewan kota akan memutuskan ini besok dengan mayoritas besar - tetapi juga membuat turbin angin yang berdekatan dengan arena bersinar terang dan juga Menara Olimpiade Munich.”
"Karena kami prihatin dengan sinyal untuk hak dasar yang tidak dapat dinegosiasikan untuk semua orang: kesetaraan dan toleransi."
Sejumlah klub Jerman lainnya termasuk Wolfsburg, Cologne dan Hertha Berlin, mengatakan bahwa mereka akan menyalakan stadionnya dengan warna pelangi, sementara Werder Bremen telah memasang bendera Pride/pelangi di luar stadion mereka.
A signal for diversity ?️?
— 1. FC Cologne (@fckoeln_en) June 22, 2021
During the @DFB_Team_EN game against Hungary on Wednesday evening, the RheinEnergieSTADION pylons will light up in rainbow colours. pic.twitter.com/RMJ0F8kcw6
Unsere "Lüttjen" sind zurück! Einen Tag nach dem Trainingsauftakt gehen auch unsere Kurznachrichten an den Start - ab sofort versorgen wir Euch wieder täglich mit den aktuellsten News rund um #H96. ? #NiemalsAllein ⚫⚪?https://t.co/9aXAN59IXb
— Hannover 96 (@Hannover96) June 22, 2021
Pekan lalu, Hongaria telah mengesahkan undang-undang yang akan melarang literatur LGBT untuk anak di bawah umur, termasuk materi pendidikan, dan iklan yang dianggap mempromosikan hak-hak gay. Pemerintah Hungaria tidak mengakui pernikahan gay dan memiliki undang-undang yang membatasi adopsi gay.
Peter Szijjarto, menteri luar negeri Hongaria, sebelumnya mengatakan bahwa "mencampuradukkan politik dan olahraga" adalah "berbahaya dan berbahaya".
"Kepemimpinan UEFA membuat keputusan yang tepat dengan tidak membantu provokasi politik terhadap Hungaria," lanjut Szijjarto kepada AFP.
"Puji syukur akal sehat tetap ada di antara para pemimpin sepak bola Eropa."
Keputusan UEFA sendiri keluar setelah beberapa hari melakukan penyelidikan atas "potensi insiden diskriminatif" selama pertandingan Hungaria melawan Portugal dan Prancis. Selama pertandingan pembukaan grup F, anak asuh Marco Rossi yang melawan Portugal di Puskas Arena, Budapest, spanduk homofobia ditampilkan oleh para penggemar. Pada hari Sabtu, sebelum pertandingan Prancis, para penggemar berbaris dengan spanduk yang memberi tahu para pemain untuk berhenti berlutut memprotes rasisme.
Adapun Jerman sendiri akan menjamu Hungaria dalam pertandingan terakhir Grup F, dan timnas berjuluk ‘Nemzeti Tizenegy’ itu akan berharap banyak Dewi Fortuna memihak kepada mereka guna bisa mendapatkan tiket ke babak sistem gugur.