Pergi ke Dinamo Zagreb di usia 16 tahun. Tampil bagus, disodorkan paspor Kroasia, tapi ditolak.
Pertandingan Spanyol kontra Kroasia di Parken Stadium, Copenhagen, Senin (28/6/2021) malam WIB, akan menjadi momen spesial Dani Olmo. Gelandang RB Leipzig itu sangat mengenal Kroasia. Dia bisa Bahasa Kroasia. Bahkan, dia pernah disodorkan paspor negeri pecahan Yugoslavia tersebut.
Beda dengan pemain Spanyol pada umumnya yang memulai karier profesional dari La Liga, Olmo justru tampil pertama kalinya di Kroasia. Sejak usia 16, pemuda kelahiran Terrassa, 7 Mei 1998, itu sudah meninggalkan Negeri Matador untuk bergabung ke Dinamo Zagreb.
Secara mengejutkan, Olmo bergabung dengan Dinamo pada 31 Juli 2014. Dia melakukan debut tim utama melawan Lokomotiva Zagreb pada 7 Februari 2015. Pada 22 Agustus 2016, Olmo menandatangani kontrak baru berdurasi empat tahun. Sejak itu, dia menjadi pemain inti.
Pada 17 Desember 2018, Olmo dinobatkan sebagai pemain terbaik Prva HNL 2018. Pada bulan yang sama, dia menempati posisi 11 dalam penghargaan Golden Boy Tuttosport, mengungguli orang-orang seperti Kylian Mbappé dan Josip Brekalo. Pada 3 Juni 2019, dia dinobatkan sebagai pemain terbaik dan pemain muda terbaik musim 2018/2019.
Pada 18 September 2019, Olmo melakukan debut di Liga Champions dalam kemenangan 4-0 atas Atalanta Bergamo. Dia mencetak gol pertamanya dalam kompetisi itu pada 22 Oktober 2019 dalam hasil imbang 2-2 dengan Shakhtar Donetsk.
Dia juga mencetak satu-satunya gol Dinamo dalam kekalahan kandang 1-4 dari Manchester City pada 11 Desember 2019. Sayang, saat itu Dinamo menyelesaikan kompetisi sebagai juru kunci grup. Penampilannya yang bagus membuat Olmo menuju Bundesliga lewat mekanisme transfer window musim dingin 2020.
"Ada ketertarikan dari Kroasia. Mereka (Asosiasi Sepakbola Kroasia) mengajak saya bermain (di timnas Kroasia). Tapi, saya selalu lebih suka bermain untuk Spanyol karena saya orang Spanyol," ucap Olmo, dilansir Fox Sports.
Keputusan yang tepat. Pemain berusia 23 tahun itu sekarang adalah bagian dari skuad Spanyol di bawah asuhan Luis Enrique yang akan melawan Kroasia. Di laga nanti, dia akan memiliki peran tambahan sebagai kuda troya. Tugasnya tentu saja menguping pembicaraan pemain-pemain Kroasia.
"Pelatih kami mengenal tim itu (Kroasia) dengan baik. Jika dia bertanya kepada saya, saya akan berbagi pendapat dengannya. Saya telah bermain dengan sebagian besar pemain mereka. Saya pikir (Bruno) Petkovic menonjol. Dia adalah pemain yang lengkap dan kami harus memberikan perhatian ekstra padanya," ungkap Olmo.
Olmo juga tak sungkan menyebutkan pemain veteran yang masih eksis di Kroasia, khususnya Luka Modric, perlu diwaspadai. "Dia adalah mesin mereka dan jantung permainan Kroasia. Serangan Kroasia mengalir dari sepatunya," ujar Olmo.
Melawan Spanyol, Kroasia tidak akan diperkuat salah satu pemain terbaiknya. Ivan Perisic dinyatakan positif Covid-19. Pemain yang mencetak dua gol selama babak penyisihan grup itu harus melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Itu artinya Perisic juga akan melewatkan perempat final dan semifinal jika Kroasia bisa terus melaju.
Namun, ada atau tanpa Persisic, Spanyol tetap layak optimistis. La Furia Roja melenggang setelah mengalahkan Slovakia 5-0 dalam pertandingan terakhir grup. Sementara Kroasia mengalahkan Skotlandia 3-1 untuk finish kedua di belakang Inggris.
Keduanya juga memiliki reputasi yang bagus di turnamen-turnamen besar. Kroasia mencapai final Piala Dunia 2018 sebelum kalah dari Prancis, dan 13 pemain diantaranya masih berada skuad
Sementara Spanyol memenangkan tiga turnamen besar berturut-turut antara 2008-2012, termasuk dua Euro. Tapi, mereka kalah di babak 16 besar Euro 2016 dan Piala Dunia 2018. Kini, hanya ada tujuh pemain di skuad Spanyol yang bermain di turnamen besar sebelumnya.
"Ketika Spanyol menguasai penguasaan bola, mereka memaksakannya, mereka mengalami sedikit kesulitan dalam dua pertandingan pertama dengan mencetak gol," kata Duje Caleta-Car.
"Kami memiliki pemain yang dapat menunjukkan kualitas mereka melalui penguasaan bola juga, dan di situlah saya melihat peluang kami. Mereka belum mengalami itu, bahwa seseorang mengambil bola dari mereka," tambah bek Marseille itu.
Beda dengan pemain Spanyol pada umumnya yang memulai karier profesional dari La Liga, Olmo justru tampil pertama kalinya di Kroasia. Sejak usia 16, pemuda kelahiran Terrassa, 7 Mei 1998, itu sudah meninggalkan Negeri Matador untuk bergabung ke Dinamo Zagreb.
BACA BERITA LAINNYA
9 Timnas dengan Rekor Tak Terkalahkan Paling Lama
9 Timnas dengan Rekor Tak Terkalahkan Paling Lama
"Ada ketertarikan dari Kroasia. Mereka (Asosiasi Sepakbola Kroasia) mengajak saya bermain (di timnas Kroasia). Tapi, saya selalu lebih suka bermain untuk Spanyol karena saya orang Spanyol," ucap Olmo, dilansir Fox Sports.
BACA ANALISIS LAINNYA
Catatan Rekor Italia Ketika Bertemu Belgia
Catatan Rekor Italia Ketika Bertemu Belgia
"Pelatih kami mengenal tim itu (Kroasia) dengan baik. Jika dia bertanya kepada saya, saya akan berbagi pendapat dengannya. Saya telah bermain dengan sebagian besar pemain mereka. Saya pikir (Bruno) Petkovic menonjol. Dia adalah pemain yang lengkap dan kami harus memberikan perhatian ekstra padanya," ungkap Olmo.
Melawan Spanyol, Kroasia tidak akan diperkuat salah satu pemain terbaiknya. Ivan Perisic dinyatakan positif Covid-19. Pemain yang mencetak dua gol selama babak penyisihan grup itu harus melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Itu artinya Perisic juga akan melewatkan perempat final dan semifinal jika Kroasia bisa terus melaju.
Keduanya juga memiliki reputasi yang bagus di turnamen-turnamen besar. Kroasia mencapai final Piala Dunia 2018 sebelum kalah dari Prancis, dan 13 pemain diantaranya masih berada skuad
Sementara Spanyol memenangkan tiga turnamen besar berturut-turut antara 2008-2012, termasuk dua Euro. Tapi, mereka kalah di babak 16 besar Euro 2016 dan Piala Dunia 2018. Kini, hanya ada tujuh pemain di skuad Spanyol yang bermain di turnamen besar sebelumnya.
"Ketika Spanyol menguasai penguasaan bola, mereka memaksakannya, mereka mengalami sedikit kesulitan dalam dua pertandingan pertama dengan mencetak gol," kata Duje Caleta-Car.
"Kami memiliki pemain yang dapat menunjukkan kualitas mereka melalui penguasaan bola juga, dan di situlah saya melihat peluang kami. Mereka belum mengalami itu, bahwa seseorang mengambil bola dari mereka," tambah bek Marseille itu.