Terlihat seperti ribut di lapangan. Padahal, hanya taktik untuk membuat lawan lengah. Cek videonya.
Di masa kejayaan, Jermain Defoe adalah salah satu penyerang yang menjadi langganan tim nasional Inggris. Terkenal dengan kekuatan dan kecepatannya, pria yang kini membela Glasgow Rangers itu adalah hantu di kotak penalti lawan.
Sejarah mencatat, Defoe telah menjadi finisher yang andal sepanjang karier profesionalnya di sepakbola. Selain dengan Rangers di Skotlandia, dia juga mencetak banyak gol untuk beberapa klub Inggris seperti West Ham United, Portsmouth, Tottenham Hostpur, Sunderland, hingga Bournemouth.
Bosan bermain di Eropa, pada 2014 Defoe juga sempat mencoba bermain di MLS dengan Toronto FC. Tapi, dia hanya sanggup bertahan setahun karena masa adaptasinya yang sulit di lingkungan baru.
Meski singkat, Defoe tetap hebat dalam mencetak gol. Selama masa tugasnya di Kanada, dia sukses mengkoleksi 11 gol dalam 19 penampilan. Itu sebuah pencapaian yang sangat hebat untuk ukuran pemain yang tidak muda lagi.
Bukan hanya gol. Defoe juga menyumbang sejumlah pemikiran bagi pelatih dan rekan-rekannya dala hal taktik maupun strategi. Pengalaman di Liga Premier benar-benar berguna bagi kompetisi sekelas MLS.
Salah satu momen yang paling diingat suporter Toronto dari Defoe terjadi ketika pertandingan reguler melawan New York Red Bulls di Red Bull Arena, Harrison, 28 Juni 2014.
Ketika itu, Toronto mendapatkan hadiah tendangan bebas dari wasit dan Defoe sangat menginginkannya. Tapi, rekan setimnya, Gilberto Oliveira Souza Junior, menolak untuk menyerahkan bola kepadanya. Hal tersebut memicu reaksi marah dari Defoe saat dia mencoba mengambilnya dengan paksa.
Defoe akhirnya menyerah dan berjalan pergi sambil mengatakan "lelucon sialan" saat Gilberto bersiap untuk mengeksekusi tendangan bebas. Fans yang ada di stadion maupun pemirsa di televisi sempat merasa ada perselisuhan di lapangan antara Defoe dengan Gilberto.
Saat semua orang terpana dengan kejadian itu, Gilberto sukses mengeksekusi bola dengan sempurna untuk menjebol jala Red Bulls. Itu gol yang sangat indah, yang membuat penonton bertepuk tangan meriah.
Para pemain Red Bulls tertipu dengan taktik keributan yang dibuat Defoe dan Gilberto. Pasalnya, setelah gol terjadi wajah Defoe dengan cepat berubah menjadi senyuman saat dia menertawakan dirinya sendiri dan berlari untuk merayakan gol dengan Gilberto. Mereka berpelukan dan melakukan selebrasi bersama.
Sayangnya pertandingan berakhir imbang 2-2. Defoe juga ikut mencetak gol. Tapi, Red Bulls juga berhasil menjebol jala Toronto melalui Peguy Luyindula dan Bradley Wright-Phillips. Bahkan, gol penyama skor Red Bulls lahir pada menit 90+3.
Sejarah mencatat, Defoe telah menjadi finisher yang andal sepanjang karier profesionalnya di sepakbola. Selain dengan Rangers di Skotlandia, dia juga mencetak banyak gol untuk beberapa klub Inggris seperti West Ham United, Portsmouth, Tottenham Hostpur, Sunderland, hingga Bournemouth.
BACA FEATURE LAINNYA
Luke Shaw Sebut Mourinho Belum Bisa Move-on
Luke Shaw Sebut Mourinho Belum Bisa Move-on
Ketika itu, Toronto mendapatkan hadiah tendangan bebas dari wasit dan Defoe sangat menginginkannya. Tapi, rekan setimnya, Gilberto Oliveira Souza Junior, menolak untuk menyerahkan bola kepadanya. Hal tersebut memicu reaksi marah dari Defoe saat dia mencoba mengambilnya dengan paksa.
BACA ANALISIS LAINNYA
10 Statistik Mengejutkan dari Kemenangan Swiss atas Prancis
10 Statistik Mengejutkan dari Kemenangan Swiss atas Prancis
Saat semua orang terpana dengan kejadian itu, Gilberto sukses mengeksekusi bola dengan sempurna untuk menjebol jala Red Bulls. Itu gol yang sangat indah, yang membuat penonton bertepuk tangan meriah.
Sayangnya pertandingan berakhir imbang 2-2. Defoe juga ikut mencetak gol. Tapi, Red Bulls juga berhasil menjebol jala Toronto melalui Peguy Luyindula dan Bradley Wright-Phillips. Bahkan, gol penyama skor Red Bulls lahir pada menit 90+3.