Situasinya sama persis dengan Euro 2020. Denmark dan Ceko tidak banyak dihuni pemain bintang.
Beda dengan Piala Dunia yang hanya menjadi monopoli negara-negara besar, Euro sejak lama dikenal sebagai kompetisi yang ramah dengan kejutan. Denmark pada 1992 atau Yunani pada 2004 menjadi bukti.
Futuristik! Melihat Rumah Mewah Eden Hazard di Madrid
Deja vu Euro 1992
Ketika Denmark memenangkan turnamen akbar Eropa ini pada 1992, mereka adalah tim yang sebenarnya tidak lolos. Mereka hadir di turnamen setelah Yugoslavia didiskualifikasi karena Perang Balkan meletus.
Pada 1992, Michael Laudrup keluar dari tim menjelang turnamen. Itu berarti Denmark tanpa pemain terbaik yang dimiliki. Saat ini, Christian Eriksen kolaps di laga melawan Finlandia. Setelah itu, pemain Inter Milan itu tidak diizinkan bermain di pertandingan-pertandingan Euro 2020.
Luke Shaw Sebut Mourinho Belum Bisa Move-on
Dilarang meremehkan Ceko
Sebenarnya, performa Ceko saat memasuki turnamen sedikit lebih buruk dari Denmark. Tapi, mereka telah mengalahkan Inggris dan bermain imbang dengan Belgia dalam dua tahun menjelang Euro 2020.
Empat tahun setelah kemenangan Denmark di Euro, Ceko hampir menjadi pemenang Euro 1996. Saat itu, mereka mengalahkan Prancis dan Portugal di perempat final dan semifinal. Tapi, di final melawan Jerman, mereka kalah setelah Oliver Bierhoff mencetak gol emas di babak perpanjangan waktu.
Terakhir kali pemain Ceko memenangkan Sepatu Emas di Euro adalah pada 2004. Ketika itu, Milan Baros mencetak lima gol dan Ceko mengalahkan Denmark di perempat final sebelum kalah dari Yunani di semifinal.
Dibanding Denmark, Ceko saat ini memiliki lebih banyak pemain liga domestik. Tapi, setelah Euro 2020, beberapa pemain Slavia Praha dan Sparta Praha dilaporkan mendapatkan tawaran bermain dari luar negeri. Mereka juga tidak memiliki nama besar sekelas Pavel Nedved.
Kurangnya nama besar pemain dan dikombinasikan dengan peringkat 40 FIFA telah menyebabkan beberapa orang meremehkan Ceko. Tapi, kemenangan melawan Belanda berarti orang-orang mungkin mulai memperhatikan mereka.
Belanda memiliki banyak bola di sekitar area Ceko dalam pertandingan itu. Tapi, entah bagaimana tidak berhasil mendapatkan satupun tembakan tepat sasaran. Keberuntungan kemudian didapatkan Ceko di babak kedua ketika Matthijs de Ligt tergelincir dan mendapat kartu merah. Itu membalikkan jalannya pertandingan.
Tapi, seperti gol Yussuf Yurary Poulsen untuk Denmark melawan Rusia, setiap tim membuat keberuntungannya sendiri dalam sepakbola dengan menekan lawan dengan baik. Selain itu, ada kalanya tim terbaik di kompetisi adalah yang paling beruntung.
EURO 1996 ?? Czech Republic national football team v Russia 3-3 https://t.co/Rb5awujeTu #reprezentace #ceskarepre pic.twitter.com/pehk9QENA3
— Euro Football (@intl_football15) September 24, 2018