Nyaris menahan Belanda, menang lawan Mecedonia, kini kalahkan Swedia. Ini kunci sukses Ukraina.
Sebagai pemain yang hebat, Andriy Shevchenko telah menginspirasi Ukraina untuk mencapai level yang lebih tinggi. Kini, sebagai pelatih, legenda AC Milan itu juga meroketkan negaranya.

Shevchenko adalah penyerang brilian dan salah satu legenda Dynamo Kiev yang luar biasa pada akhir dekade 1990. Dia kemudian memenangkan banyak piala bersama Milan pada awal dekade 2000-an. Sempat gagal bersama Chelsea, Shevchenko tidak pernah putus asa.

Setelah pensiun, Shevchenko sempat bantir stir menjadi politisi. Mendirikan partai politik, tapi gagal menjadi anggota DPR. Lalu, dia kembali ke sepakbola sebagai asisten pelatih dan selanjutnya pelatih.

Berstatus pemain terbaik Ukraina, Shevchenko membawa beban berat ketika memimpin tim nasional selepas kegagalan di Euro 2016. Meski tidak mampu membawa Ukraina ke Piala Dunia 2018, Shevchenko tetap dipercaya memimpin negaranya ke Euro 2020 dan Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Sebagai pelatih dengan pengalaman bermain luar biasa, Shevchenko melakukan banyak hal untuk membalikan kejayaan sepakbola Ukraina seperti di zaman Uni Soviet. Berikut adalah lima perubahan yang dilakukan Shevchenko terhadap Ukraina sebagai pelatih:


1. Punya rencana yang dijalankan dengan disiplin

Pada hari pertamanya sebagai pelatih, Shevchenko berbicara tentang keinginannya untuk mengubah gaya bermain Ukraina. Dia membuang pendekatan fisik dan serangan balik yang menjadi ciri khas selama bertahun-tahun. Ukraina di era Shevchenko menjadi tim yang berbasis pada penguasaan bola.

Tim itu melakukan sangat banyak pekerjaan yang telah berlangsung selama Kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan finish ketiga di grup mereka. Tapi, kini Ukraina menunjukkan permainan tim yang dinamis dan modern yang bermain dengan gaya pilihan Shevchenko saat mereka memuncaki grup Kualifikasi Euro 2020 di atas Portugal.


2. Memberikan berbagai pilihan taktik dan strategi

Formasi 4-3-3 dengan satu gelandang bertahan dan lebih mengandalkan pemain sayap adalah pengaturan default Ukraina di bawah Shevchenko. Tapi, sebenarnya mereka memiliki banyak opsi taktik.

Ukraina bisa bermain dengan sayap asimetris yang keduanya berkaki kiri. Artinya, pemain di sebelah kiri (Viktor Tsygankov, Marlos atau Oleksandr Zubkov) bermain lebih melebar. Sementara pemain di sebelah kanan (Andriy Yarmolenko atau Tsygankov) memotong ke dalam.

Dalam kemenangan kandang 2-1 melawan Portugal di babak kualifikasi, Ukraina menggunakan Marlos sebagai false nine. Begitu juga yang mereka terapkan di Euro 2020. Lihat Ruslan Malinovskyi yang bermain sebagai "sayap palsu" saat melawan Makedonia, Austria, dan Swedia.

Shevchenko juga dapat memainkan timnya dengan pola 3-5-2, terutama saat bermain imbang 1-1 di Prancis pada Maret 2021. Hasil itu, ditambah kemenangan 1-0 saat melawan Spanyol dan kemenangan sebelumnya melawan Portugal, menunjukkan bahwa mereka juga masih bisa bermain dengan gaya serangan balik.


3. Terlibat langsung dalam sesi latihan

Shevchenko masih cukup fit dan bersemangat untuk terlibat dalam semua latihan taktis serta latihan kecil bersama tim. Itu berarti dia bisa memimpin latihan dengan memberi contoh dan memberi perspektif berbeda dalam sesi latihan.

Itu berbeda dengan kebanyakan pelatih yang hanya bisa memberi instruksi dari pinggir lapangan. Bahkan, mantan pemain hebat yang kini jadi pelatih seperti Pep Guardiola atau Roberto Mancini tidak pernah melakukannya.

Saat latihan, Shevchenko bisa melihat bagaimana pemainnya bergerak, mencari sudut operan, menciptakan ruang, menemukan solusi, dan menunjukkan dengan tepat apa yang dia inginkan.

Sementara asistennya memberinya wawasan ekstra dari pinggir lapangan, memberikan pengawasan 360 derajat pada setiap anggota pasukannya.


4. Memiliki banyak ide baru dalam kepelatihan

Shevchenko adalah produk dari Akademi Dynamo Kiev, yang mengadopsi pendekatan Valeriy Lobanovski yang legendaris. Tapi, pengalaman Shevchenko di luar negeri memberikan wawasan baru.

Sejak pengangkatannya, sesi pelatihan Ukraina menjadi lebih intensis, terorganisasi dengan cermat, serta fokus pada hal detail. Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja tim, dia telah menerapkan teknologi modern seperti drone dari atas serta membekali anak asuhnya dengan GPS canggih yang dilengkapi pelacakan detak jantung untuk memperoleh statistik yang mendalam.

Tim analitis dan teknisnya sekarang membuat klip yang disesuaikan untuk setiap pemain individual. Sementara Shevchenko dan asistennya, Mauro Tassotti, bekerja satu lawan satu dengan para pemain untuk mengasah posisi mereka.

Bahkan, tak jarang Shevchenko berjalan beriringan dengan pemain untuk memberikan instruksi langsung bagaimana mereka harus bergerak dan merespons posisi bola, rekan satu tim, maupun lawan.


5. Menciptakan suasana kerja yang luar biasa

Pemain saat ini dan pemain lain di luar skuad Ukraina sering mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengetahui ada atmosfer yang lebih baik di luar sana. Shevchenko memperlakukan para pemain layaknya teman.

Shevchenko juga mengajak masyarakat umum untuk menyaksikan latihan sampingannya, dan ribuan orang menghadiri sesi itu sebelum pandemi. Selain itu, dia juga telah bekerja keras untuk memastikan bahwa pemain dari dua klub besar, Shakhtar Donetsk dan Dynamo Kiev, tidak membentuk faksi di dalam tim.

"Tim ini sudah seperti sebuah komunitas, seperti keluarga kedua kami," ujar bek Ukraina, Serhiy Kryvtsov, di situ resmi UEFA.

Oleksandr Zinchenko juga setuju. "Saya mungkin mengalami beberapa hari terburuk dalam kehidupan sepakbola saya setelah final Liga Champions (2020/2021). Tapi, saya pulih begitu cepat karena atmosfer di tim nasional kami," tambah bek kiri Manchester City itu.