Kylian Mbappe paling sering dikritik atas performanya bersama Prancis.
Kylian Mbappe mencetak empat gol dan memenangkan penghargaan Pemain Muda Terbaik dalam perjalanan Les Bleus mengangkat Piala Dunia 2018. Saat itu, usianya masih 19 tahun dan itu merupakan turnamen besar pertama yang dia ikuti kemudian berhasil dimenangkan.
Pada Euro 2020, Mbappe bermain setiap menit. Namun, tanpa mencetak gol satupun. Bahkan, dia terakhir kali gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti melawan Swiss, yang membuat Prancis harus tersingkir dari turnamen itu di babak 16 besar.
"Sangat sulit untuk membalikkan keadaan. Kesedihannya luar biasa, kami tidak dapat mencapai tujuan kami. Saya hancur oleh penalti. Saya ingin membantu tim dan saya gagal. Tidur akan sulit. Sekarang yang penting adalah bangun lebih kuat," ucap Mbappe usai kekalahan itu.
Kritik untuk Mbappe
Tanda-tanda Mbappe melambat memang sudah terlihat sebelum Euro 2020 berlangsung. Banyak kritik yang tertuju padanya. Misalnya, ketika Olivier Giroud menuduhnya bermain egois selama salah satu pertandingan persahabatan, karena dia tampaknya hanya mencari Karim Benzema untuk diberi umpan.
"Saya mencoba memberikan solusi, saya meminta bola ... dan itu tidak sampai ke saya," kata Giroud.
Sementara Mbappe merasa terganggu dengan pernyataan tersebut. “Itu jelas mengganggu saya karena dia mengatakannya melalui pers. Saya mengucapkan selamat kepadanya atas gol itu dan dia tidak mengatakan apapun kepada saya," jawab Mbappe.
Kritik itu langsung muncul. “Dia memiliki ego yang terlalu besar. (Didier) Deschamps tidak bisa lagi menanganinya dan itu bermasalah,” kata Jerome Rothen kepada RMC Sport. "Jika dia salah satu yang terbaik di Eropa, seperti yang dikatakan semua orang, dia tidak bisa puas dengan kilatan kecemerlangannya sendiri."
Melawan Swiss, Prancis mencapai titik terendah. Mbappe (2,7) dan Clement Lenglet (2,3) diberi peringkat terburuk oleh L'Equipe.
"Penalti yang dia lewatkan adalah ringkasan turnamennya. Dia seharusnya membantu memenangkan pertandingan dengan golnya, seperti Benzema, tapi dia tidak mencetak satu pun," kata mantan pemain internasional Prancis, David Ginola.
Kekacauan di tribun
Jerami terakhir datang di tribun National Arena di Bucharest. Menurut RMC Sport, Veronique Rabiot, ibunda Adrien Rabiot, bertanya kepada ayah Mbappe, Wilfried, apakah putranya tidak bisa begitu sombong.
Tapi, tidak semua orang bersikap begitu kepadanya. Legenda Brasil, Pele, membela remaja itu. "Tegakkan kepala, Kylian. Besok adalah awal dari perjalanan baru," tweet Pele.
Bintang tanpa cahaya
Mbappe bukan satu-satunya bintang yang gagal bersinar di Euro 2020. Bruno Fernandes tiba dengan kelelahan setelah memainkan 81 pertandingan dan akhirnya digunakan sebagai pemain pengganti oleh Portugal.
"Dia menyelesaikan musim dengan berlutut, tanpa percikan," kata mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger.
Nama lainnya adalah rekan setimnya di Portugal, Joao Felix, hampir tidak bisa bermain karena cedera pergelangan kaki. Tetapi, itu tidak membebaskannya dari kritik. "Dia penipu. Jika saya (Cristiano) Ronaldo, saya akan mencarinya di ruang ganti," kata legenda Manchester United, Roy Keane.
Gareth Bale juga gagal tampil bagus. Dia menyelesaikan dengan dua assist, keduanya dalam pertandingan melawan Turki. Pemain Real Madrid itu belum mencetak gol bersama Wales sejak Oktober 2019.
Tidak ada Ibra, Ramos, Van Dijk, Oblak...
Banyak pemain bintang tidak mengikuti turnamen karena satu dan lain alasan. Zlatan Ibrahimovic, Virgil van Dijk, Ansu Fati, dan Marc-Andre ter Stegen termasuk di antara nama-nama besar yang absen karena cedera.
Sementara itu, Marco Reus meminta istirahat. Sementara yang lain, termasuk Jan Oblak, Martin Odegaard, dan Erling Haaland gagal tampil karena negara mereka gagal lolos.
Pada Euro 2020, Mbappe bermain setiap menit. Namun, tanpa mencetak gol satupun. Bahkan, dia terakhir kali gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti melawan Swiss, yang membuat Prancis harus tersingkir dari turnamen itu di babak 16 besar.
BACA FEATURE LAINNYA
10 Alasan Euro 2020 Menjadi Turnamen yang Menggairahkan
10 Alasan Euro 2020 Menjadi Turnamen yang Menggairahkan
Tanda-tanda Mbappe melambat memang sudah terlihat sebelum Euro 2020 berlangsung. Banyak kritik yang tertuju padanya. Misalnya, ketika Olivier Giroud menuduhnya bermain egois selama salah satu pertandingan persahabatan, karena dia tampaknya hanya mencari Karim Benzema untuk diberi umpan.
Sementara Mbappe merasa terganggu dengan pernyataan tersebut. “Itu jelas mengganggu saya karena dia mengatakannya melalui pers. Saya mengucapkan selamat kepadanya atas gol itu dan dia tidak mengatakan apapun kepada saya," jawab Mbappe.
Melawan Swiss, Prancis mencapai titik terendah. Mbappe (2,7) dan Clement Lenglet (2,3) diberi peringkat terburuk oleh L'Equipe.
BACA FEATURE LAINNYA
5 Pemain One Club Men Legendaris, Messi Menyusul
5 Pemain One Club Men Legendaris, Messi Menyusul
Kekacauan di tribun
Jerami terakhir datang di tribun National Arena di Bucharest. Menurut RMC Sport, Veronique Rabiot, ibunda Adrien Rabiot, bertanya kepada ayah Mbappe, Wilfried, apakah putranya tidak bisa begitu sombong.
Bintang tanpa cahaya
Mbappe bukan satu-satunya bintang yang gagal bersinar di Euro 2020. Bruno Fernandes tiba dengan kelelahan setelah memainkan 81 pertandingan dan akhirnya digunakan sebagai pemain pengganti oleh Portugal.
Nama lainnya adalah rekan setimnya di Portugal, Joao Felix, hampir tidak bisa bermain karena cedera pergelangan kaki. Tetapi, itu tidak membebaskannya dari kritik. "Dia penipu. Jika saya (Cristiano) Ronaldo, saya akan mencarinya di ruang ganti," kata legenda Manchester United, Roy Keane.
Gareth Bale juga gagal tampil bagus. Dia menyelesaikan dengan dua assist, keduanya dalam pertandingan melawan Turki. Pemain Real Madrid itu belum mencetak gol bersama Wales sejak Oktober 2019.
Tidak ada Ibra, Ramos, Van Dijk, Oblak...
Banyak pemain bintang tidak mengikuti turnamen karena satu dan lain alasan. Zlatan Ibrahimovic, Virgil van Dijk, Ansu Fati, dan Marc-Andre ter Stegen termasuk di antara nama-nama besar yang absen karena cedera.
Sementara itu, Marco Reus meminta istirahat. Sementara yang lain, termasuk Jan Oblak, Martin Odegaard, dan Erling Haaland gagal tampil karena negara mereka gagal lolos.