Kecuali skuad, dia menyebut ada banyak kemiripan Ceko di Euro 2020 dengan Euro 2004. Apa itu?
Legenda sepakbola Republik Ceko, Tomas Rosicky, ternyata sudah memprediksi perjalanan negaranya di Euro 2020 akan bisa menembus perempat final. Mantan pemain Borussia Dortmund dan Arsenal itu juga percaya Ceko akan bisa mengulang, atau setidaknya mendekati hasil Euro 1996 atau Euro 2004.
Ceko mengawali turnamen dengan mencatatkan inkonsistensi hasil. Di laga pertama, mereka mengalahkan Skotlandia 2-0. Kemudian, bermain imbang 1-1 dengan Kroasia dan dikalahkan Inggris 0-1.
Tapi, pada babak 16 besar, Ceko bangkit. Meski berstatus salah satu dari empat peringkat 3 terbaik, mereka tidak gentar bertemu Belanda selaku pemuncak klasemen akhir Grup B. Hasilnya, menang 2-0 dan akan menantang Denmark di perempat final, Sabtu (3/7/2021) malam WIB.
Menurut Rosicky, dirinya sejak awal sangat percaya bahwa Ceko "akan sulit dilawan". Dia merasa skuad asuhan Jaroslav Silhavy itu memang berbeda sejak awal. Tidak adanya pemain bintang seperti era dirinya dulu bermain justru memudahkan pelatih untuk menanamkan kolektivitas dan perasaan yang sama diantara semua anggota skuad.
"Itu sudah terlihat sejak pertandingan pertama. Bahkan jauh sebelum itu. Tim ini punya sesuatu yang berbeda dari timnas kami sebelumnya (yang gagal di Euro 2016 dan tidak lolos Piala Dunia 2018)," ujar Rosicky, dilansir Eurosport.
Hal lain yang membuat Rosicky senang adalah keberadaan beberapa pemain berbakat seperti Adam Hlozek, yang baru berusia 18 tahun dan produk unggulan Akademi Sparta Praha. Itu klub yang sama dengan Rosicky. Di klub itu, Rosicky kini bekerja sebagai direktur teknik.
"Saya harus mengatakan anak itu sangat bersemangat dan dia sangat tenang. Untuk seorang anak laki-laki berusia 18 tahun, dia sudah dibangun dengan sangat baik dan dia adalah pemain serba bisa yang hebat untuk usianya," ujar Rosicky.
"Kami menempatkan dia sebagai pemain sayap karena kami ingin dia lebih banyak menguasai bola. Itulah sebabnya musim pertamanya atau lebih dia bermain melebar. Tapi, ketika dia tumbuh dewasa dia mulai bermain lebih banyak di tengah dan bermain sebagai striker atau No.10," tambah Rosicky.
"Saya sangat senang dengan karena itulah salah satu tujuan saya yang coba saya lakukan di sini (Sparta), untuk melihat bahwa para pemain dari akademi kami akan mendapatkan kesempatan jika mereka pantas mendapatkannya. Saya sudah mengenal Adam sejak berusia 15 tahun ketika dia perlahan-lahan mulai diintegrasikan ke dalam tim utama," ungkap Rosicky.
Selain Hlozek, keyakinan Rosicky karena Ceko memiliki gelandang yang sangat bertanggung jawab seperti Tomas Soucek. Rosicky menyebut pemain West Ham United tersebut ada kunci Ceko, meski Patrik Schick menjadi pencetak gol terbanyak.
"Semangatnya saya suka. Dia adalah kunci tim yang dibangun di atas kerja keras bersama. Saya juga melihat Patrik sebagai pemain yang sangat dewasa. Ini saat yang tepat bagi dia untuk menunjukkan kepada Eropa. Mereka adalah pemain yang sangat bagus dan terampil secara teknis," beber Rosicky.
Kenangan indah di Euro 2004
Melihat calon lawan di perempat final, Rosicky merasa Ceko akan bisa menyamai hasil generasi 2004 ketika mencapai semifinal atau 1996 saat menjadi runner-up. Pada Euro 2004, Rosicky sendiri ikut berjibaku di lapangan bersama Pavel Nedved, Jan Koller, atau Milan Baros.
Saat itu, Rosicky dan Nedved menjadi dinamo di lini tengah. Sementara "pria besar dan pria kecil", Koller-Baros, berduet di lini depan. "Duet kami mungkin masih yang terbaik ketika itu," ucap Rosicky, tertawa.
"Itu adalah kombinasi yang hebat untuk mereka dan seluruh tim. Di tim kami, semuanya tentang chemistry dan bagaimana pelatih membangun skuad. Semua orang tahu apa yang harus dilakukan di setiap posisi," tambah Rosicky.
"Perpaduan antara pria cepat yang menjalankan saluran di sekitar orang-orang besar bagi saya sangat bagus karena dengan Koller, anda bisa bermain satu-dua dan dia memegang bola dengan sangat baik. Sementara Baros adalah orang di sekitarnya yang berlari. Dia memiliki waktu lari yang bagus. Dia tahu kapan harus sprint. Itu adalah kemitraan yang hebat," ungkap Rosicky.
Entah kebetulan atau tidak, di Euro 2004, Ceko melangkah ke semifinal setelah mengalahkan Denmark di perempat final. Skornya 3-0 lewat sebiji gol Koller dan dua gol Baros. Baros pada akhirnya menjadi topskor dengan 5 gol. Sementara sekarang, Schick sudah mengemas 4 gol.
"Saat itu kami juga mengalahkan Belanda (di fase grup). Kami bertemu Denmark dan menang. Jika anda lihat, hal itu sekarang juga terjadi. Kami menyingkirkan Belanda dan akan bertemu Denmark," ujar Rosicky.
"Tapi, tentu ada banyak perbedaan. Dulu, mayoritas starting line-up kami bermain di tim besar di seluruh Eropa. Saya ingin mengatakan bahwa kami tahu bahwa kami adalah tim yang kuat dan saya tidak ingin mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memenangkannya. Tapi, sepanjang turnamen kami tahu bahwa kami bisa melakukannya," ungkap Rosicky.
Tim berhasil lolos dengan berbagai kejutan. Tapi, pada akhirnya, yang menjadi juara Euro 2004 adalah Yunani. Tetap saja, Ceko pulang dengan kepala tegak. "Saya pikir kami merasakannya. Permainan yang kami mainkan menghibur, lihat saja pertandingan kami saat melawan Belanda," pungkas Rosicky.
Ceko mengawali turnamen dengan mencatatkan inkonsistensi hasil. Di laga pertama, mereka mengalahkan Skotlandia 2-0. Kemudian, bermain imbang 1-1 dengan Kroasia dan dikalahkan Inggris 0-1.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Jadon Sancho Hobi Kolongi Kapten, Dimarahi Kompany
Kisah Jadon Sancho Hobi Kolongi Kapten, Dimarahi Kompany
"Saya harus mengatakan anak itu sangat bersemangat dan dia sangat tenang. Untuk seorang anak laki-laki berusia 18 tahun, dia sudah dibangun dengan sangat baik dan dia adalah pemain serba bisa yang hebat untuk usianya," ujar Rosicky.
BACA BERITA LAINNYA
Geger Prancis Belum Sirna, Mbappe 'Cemburu' dengan Pengaruh Griezmann
Geger Prancis Belum Sirna, Mbappe 'Cemburu' dengan Pengaruh Griezmann
"Saya sangat senang dengan karena itulah salah satu tujuan saya yang coba saya lakukan di sini (Sparta), untuk melihat bahwa para pemain dari akademi kami akan mendapatkan kesempatan jika mereka pantas mendapatkannya. Saya sudah mengenal Adam sejak berusia 15 tahun ketika dia perlahan-lahan mulai diintegrasikan ke dalam tim utama," ungkap Rosicky.
"Semangatnya saya suka. Dia adalah kunci tim yang dibangun di atas kerja keras bersama. Saya juga melihat Patrik sebagai pemain yang sangat dewasa. Ini saat yang tepat bagi dia untuk menunjukkan kepada Eropa. Mereka adalah pemain yang sangat bagus dan terampil secara teknis," beber Rosicky.
Kenangan indah di Euro 2004
Melihat calon lawan di perempat final, Rosicky merasa Ceko akan bisa menyamai hasil generasi 2004 ketika mencapai semifinal atau 1996 saat menjadi runner-up. Pada Euro 2004, Rosicky sendiri ikut berjibaku di lapangan bersama Pavel Nedved, Jan Koller, atau Milan Baros.
Saat itu, Rosicky dan Nedved menjadi dinamo di lini tengah. Sementara "pria besar dan pria kecil", Koller-Baros, berduet di lini depan. "Duet kami mungkin masih yang terbaik ketika itu," ucap Rosicky, tertawa.
"Itu adalah kombinasi yang hebat untuk mereka dan seluruh tim. Di tim kami, semuanya tentang chemistry dan bagaimana pelatih membangun skuad. Semua orang tahu apa yang harus dilakukan di setiap posisi," tambah Rosicky.
"Perpaduan antara pria cepat yang menjalankan saluran di sekitar orang-orang besar bagi saya sangat bagus karena dengan Koller, anda bisa bermain satu-dua dan dia memegang bola dengan sangat baik. Sementara Baros adalah orang di sekitarnya yang berlari. Dia memiliki waktu lari yang bagus. Dia tahu kapan harus sprint. Itu adalah kemitraan yang hebat," ungkap Rosicky.
Entah kebetulan atau tidak, di Euro 2004, Ceko melangkah ke semifinal setelah mengalahkan Denmark di perempat final. Skornya 3-0 lewat sebiji gol Koller dan dua gol Baros. Baros pada akhirnya menjadi topskor dengan 5 gol. Sementara sekarang, Schick sudah mengemas 4 gol.
"Saat itu kami juga mengalahkan Belanda (di fase grup). Kami bertemu Denmark dan menang. Jika anda lihat, hal itu sekarang juga terjadi. Kami menyingkirkan Belanda dan akan bertemu Denmark," ujar Rosicky.
"Tapi, tentu ada banyak perbedaan. Dulu, mayoritas starting line-up kami bermain di tim besar di seluruh Eropa. Saya ingin mengatakan bahwa kami tahu bahwa kami adalah tim yang kuat dan saya tidak ingin mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memenangkannya. Tapi, sepanjang turnamen kami tahu bahwa kami bisa melakukannya," ungkap Rosicky.
Tim berhasil lolos dengan berbagai kejutan. Tapi, pada akhirnya, yang menjadi juara Euro 2004 adalah Yunani. Tetap saja, Ceko pulang dengan kepala tegak. "Saya pikir kami merasakannya. Permainan yang kami mainkan menghibur, lihat saja pertandingan kami saat melawan Belanda," pungkas Rosicky.