Ini terkait pemain muda bernama Marcos Paulo yang baru saja berstatus free agent.
Pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya berlalu ternyata membawa sedikit keberuntungan bagi Atletico Madrid. Los Colchoneros tidak perlu mengeluarkan 30 juta euro (Rp515 miliar) untuk pemain masa depan Portugal berusia 20 tahun, Marcos Paulo Costa do Nascimento.
Lahir di São Gonçalo, Rio de Janeiro, Paulo memulai kariernya di Akademi Fluminense sejak berusia 10 tahun. Saat menendatangani kontrak 3 tahun pada usia 17 tahun, dia diberi klausul pelepasan 45 juta euro (Rp773 miliar).
Paulo pertama kali dipanggil ke tim utama Fluminense untuk pertandingan tandang Campeonato Brasileiro Serie A ke Santos pada 27 Oktober 2018. Saat itu, beberapa pemain diistirahatkan jelang duel Copa Sudamericana melawan Club Nacional de Montevideo. Tapi, dia tidak dimainkan dalam kekalahan 0-3.
Akhirnya, Paulo melakukan debut profesional pada 30 Januari 2019 di Campeonato Carioca. Dia bermain di 10 menit terakhir dari kemenangan 3-0 atas Madureira di Estadio do Maracana, menggantikan Bruno Silva. Lalu, pada 18 Mei 2019, Paulo memainkan pertandingan pertamanya di Serie A. Dia masuk sebagai pengganti saat melawan Cruzeiro.
Sepanjang Copa Sudamericana 2019, Paulo memainkan tujuh pertandingan saat Fluminense mencapai perempat final. Dia mencetak gol pertama pada 30 Juli 2019 dalam kemenangan 3-1 atas Penarol dari Uruguay (agregat 5-2).
Kemudian, Paulo mencetak empat gol dalam 24 pertandingan di kompetisi domestik musim tersebut. Pada tanggal 1 Maret 2020, Paulo mencetak dua gol dalam kemenangan kandang 5-1 atas Madureira di pertandingan pertama Campeonato Carioca.
Berkat performa yang bagus di kompetisi dalam negeri dan penampilan dengan Portugal U-18 dan U-19, ketertarikan datang dari banyak klub Eropa. Dia memiliki paspor Uni Eropa karena memiliki kakek dari Portugal. Karena alasan itulah Paulo memilih membela tim junior Portugal.
Jadi pemain bebas gara-gara Virus Corona
Sebelum transfer window musim panas 2020, Paulo, Fluminense, dan Atletico menyepakati transfer 30 juta euro. Kemudian, Atletico tahu bahwa kontrak Paulo dengan Fluminense hanya tersisa satu. Ditambah situasi sulit akibat pandemi Covid-19, kesepakatan tidak jadi terwujud.
Rupanya ada rencana lain yang ingin direalisasikan Los Colchoneros. Mereka ingin menunggu satu tahun agar status Paulo menjadi free agent.
Tapi, untuk mewujudkan hal itu, harus ada yang dikorbankan. Itu adalah karier Paulo di Fluminense. Entah karena gujukan Atletico atau keinginan Paulo, sodoran perpanjangan kontrak yang diajukan Fluminense ditolak mentah-mentah. Padahal, itu butuh proses 6 bulan untuk membahasnya.
Akibatnya, Fluminense marah. Pada Januari 2021, mereka membekukan status Paulo, yang kontraknya berakhir 30 Juni 2021. Paulo melawan dengan memboikot semua aktivitas klub selama 6 bulan hingga kontrak berakhir beberapa hari lalu. Dan, seperti yang diharapkan Atletico, Paulo pergi ke Spanyol sebagai pemain bebas.
"Saya datang ke klub di usia 10 tahun. Saya adalah anak yang penuh dengan mimpi dan rencana. Sedikit demi sedikit saya mencapai tujuan saya dengan banyak dedikasi dan bantuan dari semua profesional yang entah bagaimana membuat saya berkembang," tulis Paulo dalam surat perpisahannya kepada fans Fluminense.
"Pada 30 Januari 2019 saya melakukan debut di tim profesional dan itu di Maracana. Sejak tanggal itu, saya menghormati warna hijau, putih, merah marun sampai hari terakhir saya. Saya hidup melalui saat-saat mulia dan saat-saat sulit. Tapi, saya berterima kasih kepada Tuhan untuk semua yang saya lalui. Mereka adalah 10 tahun yang tidak akan pernah saya lupakan," lanjut Paulo.
"Hari ini, siklus itu berakhir. Saya bersyukur kepada Tuhan, keluarga saya, anggota staf, semua anggota komite, dan sesama anggota klub saya. Saya masuk sebagai seorang anak dan pergi sebagai anak lain dari Xerém. Saya pergi dengan kepastian tugas saya tercapai dan dengan lebih banyak mimpi. Saya akan menjadi anak laki-laki lain dari Xerém di dunia. Dan, jika saya memiliki kesempatan ini, itu berkat Fluminense. Salam Tricolore," tutup Paulo.
Lahir di São Gonçalo, Rio de Janeiro, Paulo memulai kariernya di Akademi Fluminense sejak berusia 10 tahun. Saat menendatangani kontrak 3 tahun pada usia 17 tahun, dia diberi klausul pelepasan 45 juta euro (Rp773 miliar).
BACA FEATURE LAINNYA
Dilema Fans Inggris, Tak Ada Parade jika The Three Lions Juara Euro 2020
Dilema Fans Inggris, Tak Ada Parade jika The Three Lions Juara Euro 2020
Berkat performa yang bagus di kompetisi dalam negeri dan penampilan dengan Portugal U-18 dan U-19, ketertarikan datang dari banyak klub Eropa. Dia memiliki paspor Uni Eropa karena memiliki kakek dari Portugal. Karena alasan itulah Paulo memilih membela tim junior Portugal.
BACA ANALISIS LAINNYA
5 Tips Agar Rafael Benitez Dapatkan Simpati Fans Everton
5 Tips Agar Rafael Benitez Dapatkan Simpati Fans Everton
Jadi pemain bebas gara-gara Virus Corona
Sebelum transfer window musim panas 2020, Paulo, Fluminense, dan Atletico menyepakati transfer 30 juta euro. Kemudian, Atletico tahu bahwa kontrak Paulo dengan Fluminense hanya tersisa satu. Ditambah situasi sulit akibat pandemi Covid-19, kesepakatan tidak jadi terwujud.
Tapi, untuk mewujudkan hal itu, harus ada yang dikorbankan. Itu adalah karier Paulo di Fluminense. Entah karena gujukan Atletico atau keinginan Paulo, sodoran perpanjangan kontrak yang diajukan Fluminense ditolak mentah-mentah. Padahal, itu butuh proses 6 bulan untuk membahasnya.
"Saya datang ke klub di usia 10 tahun. Saya adalah anak yang penuh dengan mimpi dan rencana. Sedikit demi sedikit saya mencapai tujuan saya dengan banyak dedikasi dan bantuan dari semua profesional yang entah bagaimana membuat saya berkembang," tulis Paulo dalam surat perpisahannya kepada fans Fluminense.
"Pada 30 Januari 2019 saya melakukan debut di tim profesional dan itu di Maracana. Sejak tanggal itu, saya menghormati warna hijau, putih, merah marun sampai hari terakhir saya. Saya hidup melalui saat-saat mulia dan saat-saat sulit. Tapi, saya berterima kasih kepada Tuhan untuk semua yang saya lalui. Mereka adalah 10 tahun yang tidak akan pernah saya lupakan," lanjut Paulo.
"Hari ini, siklus itu berakhir. Saya bersyukur kepada Tuhan, keluarga saya, anggota staf, semua anggota komite, dan sesama anggota klub saya. Saya masuk sebagai seorang anak dan pergi sebagai anak lain dari Xerém. Saya pergi dengan kepastian tugas saya tercapai dan dengan lebih banyak mimpi. Saya akan menjadi anak laki-laki lain dari Xerém di dunia. Dan, jika saya memiliki kesempatan ini, itu berkat Fluminense. Salam Tricolore," tutup Paulo.