9 tahun yang lalu Ukraina juga kalah dari Inggris, bukan oleh gelontoran gol, melainkan belum adanya VAR.
Inggris menghadapi Ukraina pada Sabtu malam (3/7) di babak 8 besar Euro 2020, sebelum laga yang dimenangkan The Three Lions dengan skor telak 4-0 itu,  terakhir kali kedua negara bertemu pada turnamen yang sama di Euro 2012, dimana setelah itu  perubahan besar dalam kaitannya dengan aturan sepak bola dibuat.

Sembilan tahun yang lalu Inggris dan Ukraina berada di grup yang sama, dan mereka bertemu dalam laga terakhir fase grup D.  Inggris memenangkan pertandingan 1-0, berkat sundulan Wayne Rooney, kemenangan yang memastikan mereka finis di puncak grup, dan berhak atas tiket 16 besar.


Gol Hantu Ukraina

Ukraina pada saat itu bukan tanpa perlawanan, Inggris bahkan hampir saja dipaksa bermain imbang kalau saja gol dari Marko Devic tidak dibatalkan oleh kecerobohan wasit.

Pesepakbola yang waktu itu bermain untuk Shaktar Donetsk mengira dia akan mencetak gol di babak kedua, ketika tembakannya tampak pasti telah melewati garis gawang, dengan John Terry melakukan upaya yang gagal untuk menghalau bola tersebut.

Sayangnya, baik wasit maupun hakim garis tidak melihat bola melewati garis sehingga Three Lions tetap mempertahankan kemenangan mereka.




Tentu saja momen itu terjadi beberapa tahun sebelum VAR atau teknologi garis gawang diperkenalkan, jadi tidak peduli seberapa banyak pemain Ukraina ingin memprotes, tidak mungkin mereka mendapatkan gol.

Cikal Bakal VAR

Berangkat dari momen itulah, bahkan Presiden FIFA waktu itu, Sepp Blatter menjadikannya sebagai titik tolak untuk menyerukan pengenalan teknologi garis gawang.

Melalui akun Twitter pribadinya, Blatter berseloroh, "Setelah pertandingan tadi malam #GLT (teknologi garis gawang) bukan lagi alternatif tetapi kebutuhan."


Blatter juga berkomentar dua tahun sebelumnya tentang insiden serupa, ketika kurangnya teknologi telah merugikan Inggris selama pertandingan putaran kedua Piala Dunia 2010 melawan Jerman.

Tembakan Frank Lampard memantul dari bawah mistar dan melewati garis, tetapi sekali lagi wasit gagal memahami situasi.

Blatter mengikuti insiden demi insiden serupa, dan insiden di kemudian hari yang membuat Argentina mengalahkan Meksiko, ia lantas bersuara lagi dengan mengatakan, "Jelas bahwa setelah pengalaman sejauh ini di Piala Dunia, akan menjadi omong kosong untuk tidak membuka kembali file pada teknologi garis gawang. ."

Dan pada akhirnya, Piala Dunia 2014 adalah turnamen internasional pertama yang menggunakan VAR sebagai alat bantu.