Empat semifinalis, semuanya diwakili. Juara Liga Champions dan kini akan jadi juara Euro 2020.
Suka atau tidak, The Blues adalah klub terbaik di Eropa 2021. The Blues baru saja menjuarai Liga Champions 2020/2021 setekah mengalahkan Manchester City di Porto. Sekarang, para pemain klub London Barat itu mendominasi Euro 2020, Bahkan, tujuh diantaranya ada di semifinal. Itu dari empat timnas berbeda.
Unik! Kisah Tiga Cedera Aneh Richard Wright Saat Membela Everton
1. Mason Mount (Inggris)
Mount telah lama menjadi favorit besar Gareth Southgate dan dia memulai dua pertandingan grup pertama Inggris sebelum bergaul terlalu dekat dengan Billy Gilmour.
Tapi, dia kembali melawan Ukraina di perempat final, membuat assist untuk gol pertama Jordan Henderson, dan sekarang sepertinya akan mempertahankan tempatnya untuk pertandingan semifinal dengan Denmark.
30 Pemain Terbaik Eropa Sepanjang Masa Hasil Voting 440.000 Orang
2. Ben Chilwell (Inggris)
Seperti Mount, Chilwell juga terpaksa mengasingkan diri setelah bergaul dengan Gilmour setelah duel versus Skotlandia. Tapi, tidak seperti rekan setimnya di Chelsea dan Inggris, Chilwell tidak pernah berada dalam pemikiran Southgate untuk skuad inti.
Setelah kembali dari isolasi, bek kiri itu kembali melewatkan pertandingan melawan Jerman dan tidak dimainkan melawan Ukraina. Dia belum bermain satu menit pun sejak final Liga Champions.
3. Reece James (Inggris)
Penampilan tunggal adalah satu-satunya yang dimiliki James dalam perjalanan menuju semifinal. Dia bertanggung jawab sebagai starter melawan Skotlandia di pertandingan kedua.
Tapi, penampilan yang mengecewakan telah membuatnya tidak mengambil menit lagi. Dia dikeluarkan dari skuad matchday untuk perempat final. Jadi, kemungkinan dia mulai di depan Kieran Trippier atau Kyle Walker untuk bentrokan melawan Denmark tampaknya sangat tipis.
4. Emerson Palmieri (Italia)
Tampaknya Emerson akan menjadi penonton di sebagian besar turnamen, dengan satu-satunya penampilannya sebelum perempat final melawan Wales di pertandingan terakhir Italia.
Kecemerlangan Leonardo Spinazzola telah membuatnya absen lama. Tapi, dengan bek kiri AS Roma itu yang cedera achilles tendon melawan Belgia, dia tampaknya bermain melawan Spanyol. Tidak ada keraguan, pemain berusia 26 tahun itu memiliki kemampuan untuk menggantikan Spinazzola.
5. Jorginho (Italia)
Di bawah Roberto Mancini, Jorginho telah menjadi jam yang terus berdetak di jantung lini tengah Italia yang tampil bagus. Tidak ada pemain Italia yang tampil lebih banyak dari pesepakbola kelahiran Brasil itu sejak Mancini menukangi Gli Azzurri.
Jadi, tidak ada keraguan dia akan menikmati kesempatan untuk menghadapi lini tengah Spanyol pada di Wembley pada semifinal nanti. Jika dia membawa Italia ke final dan juara, sudah pasti Jorginho layak menjadi salah satu kandidat Ballon d'Or mengingat perannya di Chelsea saat menjuarai Liga Champions.
6. Andreas Christensen (Denmark)
Aksi memukau Christensen melawan Rusia di pertandingan terakhir grup yang dijalani Denmark akan tetap menjadi momen ikonik dalam sejarah negaranya. Kemenangan 4-1 membuat mereka lolos ke sebagai runner-up setelah Belgia mengalahkan Finlandia.
Kini, Denmark justru memiliki peluang untuk mengulang kejutan Euro 1992, meski Chistensen harus melewati Mount, Chilwell, James dan seluruh Inggris. Tapi, dengan tiga bek yang mengesankan dari Christensen, Simon Kjaer, dan Jannik Vestergaard, pasukan Southgate juga tidak akan merasa mudah.
?? Scintillating first-time effort from distance by Andreas Christensen!
— UEFA EURO 2020 (@EURO2020) June 21, 2021
?Goal of the Round ?????????? #EUROGOTR | @GazpromFootball pic.twitter.com/r3Fr0Kuzq8
7. Cesar Azpilicueta (Spanyol)
Azpilicueta ditinggalkan di bangku cadangan untuk dua pertandingan grup pertama yang dijalani Spanyol. Tapi, kemudian dia dimasukkan ke dalam starting line-up untuk pertandingan yang harus mereka menangkan mereka Slovakia. Skornya 5-0 dan La Furia Roja lolos.
Dia kembali bermain di babak 16 besar. Azpilicueta mencetak gol penyama skor saat melawan Kroasia, yang harus berakhir dengan pertandingan 120 menit. Dia juga kembali bermain melawan Swiss di perempat final, yang juga berlangsung 120 menit. Bedanya, harus diakhiri dengan adu penalti.