Shesar Hiro dan Gregoria Mariska Tunjung gugur di perempat final.
Pasangan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja akhirnya keluar sebagai pemenang dari “perang saudara” dengan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso di babak perempat final Thailand Masters 2020. Dalam dua game, Hafiz/Gloria menang dengan skor 21-19, 21-18.
Skor di lapangan memang terpaut cukup ketat, namun tak banyak reli panjang yang terjadi di antara keduanya. Hafiz/Gloria menilai, penampilan Adnan/Mychelle tidak dalam posisi yang maksimal.
“Mereka tipe mainnya menyerang. Tapi hari ini mereka main tidak seperti biasanya. Nggak banyak reli sih tadi, mereka seperti ketekan terus. Kami sama-sama berusaha mencari poin, tapi mereka lebih banyak mati-mati sendiri,” ujar Hafiz dikutip badmintonindonesia.org.
Selanjutnya di semifinal, Hafiz/Gloria masih menunggu calon lawannya yang belum bertanding, yaitu antara Niclas Nohr/Sara Thygesen (Denmark) dengan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia).
“Besok kemungkinan besar ketemu Malaysia. Tapi tetap prepare saja dengan Malaysia atau Denmark, kami harus siap. Karena nggak ada yang nggak mungkin. Di lapangan semua bisa menang,” kata Gloria.
“Kalau yang Malaysia mungkin lebih alot dibanding dengan pemain Eropa. Kalau pemain Eropa kebanyak pukulannya hapalan. Sementara Malaysia lebih alot, harus reli dulu, banyak pukulan dulu baru bisa dimatikan. Yang penting besok harus waspada aja,” jelas Hafiz.
Sementara, Pemain tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung terhenti di babak perempat final Thailand Masters 2020. Gregoria rupanya masih belum bisa mengatasi permainan Akane Yamaguchi (Jepang). Ia kalah dua game langsung dengan skor 23-25, 14-21.
Hasil ini menambah ketertinggalan Gregoria dari Yamaguchi dalam rekor pertemuannya. Sebelumnya lima kali bertanding, Gregoria baru bisa mengamankan satu kemenangan.
Memulai game pertama, Gregoria dan Yamaguchi beradu ketat di lapangan. Gregoria kemudian membuka peluang dengan unggul 10-8 dan 15-11. Namun Yamaguchi kembali menyusul dan berebut poin satu demi satu dari Gregoria.
Keduanya sempat terlibat empat kali setting point. Sayang akhirnya kemenangan game pertama tak bisa dikantongi Gregoria. Ia kalah 23-25.
“Game pertama saya coba kena-kenain bola dia aja. Sama saya main lebih sabar. Tapi di beberapa poin saya kurang fokus menahan diri. Kaya beberapa kali bola sudah enak, saya pengen cepat-cepat matiin. Padahal untuk lawan pemain ulet kaya dia, nggak mungkin bola sekali serang langsung jebol. Kecuali bolanya sudah mentah banget. Tapi tadi saya beberapa kali malah maksain dan spekulasi. Jadi banyak posisi yang nggak pas,” jelas Gregoria ditemui di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Jumat (24/1).
Masuk ke game berikutnya, Gregoria rupanya tak bisa tampil lebih baik dari sebelumnya. Sempat unggul di awal dengan 4-1, namun akhirnya Gregoria harus menerima kekalahan 14-21 di game keduanya.
“Game kedua saya kurang lepas dan leluasa, karena kepikiran game pertama yang kalah. Mentalnya kurang kuat untuk keluar dari tekanan,” ujar Gregoria.
“Mungkin saya terlalu mikirin hasil. Karena game pertama kalah, jadi game kedua harus lebih maksa. Tapi jadinya kurang lepas dan maksa di lapangan. Jadinya semua bola yang harusnya gampang, malah out. Kontrol juga kurang akurat jadinya,” sambung atlet jebolan klub Mutiara Cardinal Bandung ini.
Skor di lapangan memang terpaut cukup ketat, namun tak banyak reli panjang yang terjadi di antara keduanya. Hafiz/Gloria menilai, penampilan Adnan/Mychelle tidak dalam posisi yang maksimal.
BACA ANALISIS LAINNYA
Seberapa Buruk Manchester United di Tangan Ole Gunnar Solskjaer?
Seberapa Buruk Manchester United di Tangan Ole Gunnar Solskjaer?
Sementara, Pemain tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung terhenti di babak perempat final Thailand Masters 2020. Gregoria rupanya masih belum bisa mengatasi permainan Akane Yamaguchi (Jepang). Ia kalah dua game langsung dengan skor 23-25, 14-21.
BACA BERITA LAINNYA
Ini 6 Stadion Untuk Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia
Ini 6 Stadion Untuk Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia
Memulai game pertama, Gregoria dan Yamaguchi beradu ketat di lapangan. Gregoria kemudian membuka peluang dengan unggul 10-8 dan 15-11. Namun Yamaguchi kembali menyusul dan berebut poin satu demi satu dari Gregoria.
“Game pertama saya coba kena-kenain bola dia aja. Sama saya main lebih sabar. Tapi di beberapa poin saya kurang fokus menahan diri. Kaya beberapa kali bola sudah enak, saya pengen cepat-cepat matiin. Padahal untuk lawan pemain ulet kaya dia, nggak mungkin bola sekali serang langsung jebol. Kecuali bolanya sudah mentah banget. Tapi tadi saya beberapa kali malah maksain dan spekulasi. Jadi banyak posisi yang nggak pas,” jelas Gregoria ditemui di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Jumat (24/1).
“Game kedua saya kurang lepas dan leluasa, karena kepikiran game pertama yang kalah. Mentalnya kurang kuat untuk keluar dari tekanan,” ujar Gregoria.
“Mungkin saya terlalu mikirin hasil. Karena game pertama kalah, jadi game kedua harus lebih maksa. Tapi jadinya kurang lepas dan maksa di lapangan. Jadinya semua bola yang harusnya gampang, malah out. Kontrol juga kurang akurat jadinya,” sambung atlet jebolan klub Mutiara Cardinal Bandung ini.