Keberadaan pemain Chelsea di lini belakang Denmark akan memudahkan menjaga lini depan Inggris.
Andreas Christensen tak pernah menyangka jika dirinya akan menjadi bagian dari Chelsea yang berhasil meraih gelar Liga Champions 2020/2021. Ditambah lagi, di Euro 2020 bersama Denmark, dia juga berhasil menjadi semifinalis.

Mengawali musim kompetisi 2020/2021, Christensen hanya memainkan lima pertandingan Liga Premier bagi The Blues yang masih diarsiteki Frank Lampard. Tapi, kedatangan Thomas Tuchel di Stamford Bridge menjadi titik balik terbesar dalam kariernya hingga hari ini. 

Pelatih Jerman itu telah menempatkan Christensen di jantung pertahanan dan menjadi pemain kunci untuk klub dan negaranya. Dia menjadi lebih banyak mendapatkan kesempatan, khususnya pada paruh kedua 2020/2021. 

Kegemilangan itu berlanjut hingga Euro 2020. Setelah tertatih-tatih, Denmark melangkah jauh hingga semifinal. Saat bermain melawan Inggris, Kamis (8/7/2021) dini hari WIB, Christensen akan berada dalam performa terbaik. Itu berarti para pemain The Three Lions perlu khawatir saat bertemu Christensen.

Ketika Tuchel tiba di Chelsea pada akhir Januari 2021, dia mengubah formasi The Blues dari empat bek menjadi formasi 3-4-2-1 favoritnya. Cedera yang dialami bek veteran, Thiago Silva, seharusnya menjerumuskan Chelsea ke dalam krisis. 

Tapi, berkat penampilan stand-in Christensen, pertahanan Chelsea nyaris tidak berubah sedikit pun. Ditempatkan sebagai pemain tengah dari tiga bek The Blues, Christensen memulai 10 dari 15 pertandingan terakhir Chelsea di Liga Premier. Sayang, Chelsea harus puas finish di posisi keempat di bawah Liverpool.

Ketika Silva kembali dari cedera untuk pertandingan kandang melawan West Brom, Tuchel sempat mengeluarkan bek Denmark itu dari starting line-up. Tapi, pemain Brasil itu diusir keluar lapangan di babak pertama saat Chelsea kalah 2-5 dan Christensen mendapatkan tempatnya yang pantas.

Hanya cedera ligamen kecil yang membuat Christensen absen dari pertandingan Chelsea di Liga Premier dan beberapa laga Liga Champions. Dan, ketika Silva mengalami cedera di babak pertama dalam pertandingan kontra Manchester City, Tuchel tahu siapa yang harus dimasukkan.

Sebagai bek pengganti, dia bermain hampir satu jam di final itu saat Chelsea mempertahankan clean sheets yang mengesankan untuk menang 1-0 di final. Tuchel bersyukur pemain kepercayaannya kembali fit.  

"Dia sangat penting diantara tiga bek kami. Dia memberi kami banyak pilihan karena dia bisa memainkan ketiga posisi itu dan dia sangat tenang. Tapi, jangan salah menilai dia karena tenang. Dia adalah pemain yang tenang yang sangat sulit dilewati," ujar Tuchel saat itu, dilansir Daily Mail.

"Dia menggunakan tubuhnya dengan sangat baik. Dia sangat kuat dalam duel individu. Dia bagus dalam menguasai bola. Peran di tiga bek sangat cocok untuknya dan saya sangat terkesan dengan penampilannya," tambah eks nakhoda Paris Saint-Germain (PSG) itu.

Pekerjaan defensif Christensen bersama Chelsea di bawah racikan Tuchel telah sangat diperhatikan. Tidak ada pemain The Blues lainnya yang rata-rata melakukan blok per pertandingan yang lebih banyak dari pemain berusia 25 tahun itu. Hanya Silva dan Kurt Zouma yang bisa menandinginya dalam hal clearance dan intersep.

Bagi Denmark, Christensen sering masuk ke lini tengah untuk mempengaruhi permainan area tengah. Pengaruh ini dirangkum oleh gol ajaib Christensen melawan Rusia di pertandingan terakhir fase grup. 

Dia datang, entah dari mana, untuk melepaskan serangan pertama yang sensasional. Dia membantu negaranya unggul dan lolos ke fase selanjutnya.

Permainan bek ini telah diakui oleh rekan satu timnya, Jannik Vestergaard, dari Southampton. Dia mengklaim tiga bek Denmark tidak akan mungkin terjadi tanpa kehadiran Christensen.

"Bermain dengan tiga bek bukanlah hal baru bagi sebagian dari kami, dan kami juga telah melakukannya untuk beberapa periode di timnas, di kualifikasi, dan di Nations League. Kami juga sering melakukannya di klub. Bahkan, Christensen baru saja memenangkan Liga Champions. Jadi, itu datang kepada kami secara alami," kata Vestergaard.

"Hal yang istimewa adalah Christensen sangat fleksibel sehingga dia juga bisa naik dan memainkan posisi gelandang. Kami semua kemudian turun dan bermain dengan empat pemain. Ini adalah sistem yang kita dilatih bersama," tambah Vestergaard. 

Christensen juga mencatatkan sprint tercepat ketujuh di turnamen sejauh ini dengan kecepatan 33,3 km/jam. Itu lebih cepat dari waktu yang dicatatkan oleh pemain-pemain depan seperti Raheem Sterling atau Kylian Mbappe. Dia tidak jauh dari catatan waktu tercepat di Euro 2020 atas nama Leonardo Spinazzola dari Italia dan Loic Nego dari Hungaria dengan 33,8km/jam.

Statistik ini tidak akan bisa menenangkan pikiran striker Inggris, Harry Kane, yang berharap bisa melewati bek Denmark itu untuk membawa The Three Lions ke final turnamen pertama sejak 1966.