Berkat hattrick dan kemenangan itu, dia bisa berduel dengan sang legenda, Diego Maradona.
Dalam sebuah wawancara dengan BT Sport, Michael Owen menceritakan dengan sangat rinci tetang hari-hari paling penting dalam kariernya bersama Liverpool dan Inggris. Hal yang sama berlaku untuk legenda Inggris lainnya, Gary Lineker.

Baik untuk klub maupun negara, Lineker memiliki kemampuan mencetak gol luar biasa. Kehebatan dalam menjebol jala lawan membuat dirinya menjadi salah satu pemain paling dibutuhkan di tim. Lineker selalu sukses memberikan sejumlah momen yang tak terlupakan bagi para penggemar.

Namun, ketika presenter BT Sport menyuruhnya untuk memilih pertandingan yang paling tidak terlupakan dalam karier, Lineker dengan cepat mengidentifikasi satu pertandingan yang mengubah hidup selamanya. "Saya tidak ingat terlalu banyak laga yang saya mainkan," ucap Lineker.

"Seringkali, salah satu gol saya akan muncul di Twitter dan kecuali itu adalah salah satu yang jarang saya dapatkan dari luar kotak atau gol yang sangat penting, saya akan melihatnya dan tidak ingat. Ini akan seperti melihatnya untuk pertama kalinya," kata Lineker.

"Setelah berbicara dengan mantan pemain lain seperti Alan Shearer atau Alan Hansen, mereka mengingat segala sesuatu tentang setiap pertandingan. Tapi, sepakbola tidak pernah menjadi hal terpenting dalam hidup saya dan itu sebabnya saya tidak merasakan jenis tekanan yang dialami orang lain," tambah Lineker.

"Sejujurnya, saya tidak ingat terlalu banyak tentang debut internasional saya dan untuk gol Inggris pertama saya melawan Republik Irlandia. Saya hanya ingat penyelesaiannya di Wembley. Tapi, secara umum, permainan individu dan momen tidak terukir terlaku baik di dalam pikiran saya," ungkap Lineker.

"El Clasico pertama saya sebagai pemain Barcelona luar biasa karena saya mencetak dua gol cepat dan mencetak hattrick. Itu membuat saya merinding. Memenangkan semifinal Piala FA melawan Arsenal dan kemudian final melawan Nottingham Forest bersama Spurs pada 1991 juga sangat spesial," beber Lineker.

Jadi, pertandingan mana yang menurut Lineker terbaik? Jawabannya ada di Meksiko pada 1986. "Bagi saya, satu-satunya pertandingan yang mengubah hidup saya selamanya adalah saat melawan Polandia di Piala Dunia 1986," ucap Lineker.

"Bermain di Piala Dunia adalah mimpi terbesar saya. Tapi, itu tidak benar-benar sesuai dengan apa yang saya bayangkan. Ketika saya tiba di Meksiko, lapangannya mengerikan, gundul di beberapa tempat, dan panasnya menyengat. Tribun kosong di banyak stadion. Ini bukan yang kami harapkan. Jika ini mimpi utama, itu tidak sesuai dengan tagihan," ungkap Lineker.

Di ajang itu, perjalanan Inggris tidak terlalu mulus. "Kalah dari Portugal dan seri dengan Maroko di dua laga pertama kami menambah perasaan bahwa ini adalah mimpi buruk. Kapten kami, Bryan Robson, cedera. Ray Wilkins diusir keluar lapangan karena melempar bola ke wasit. Saya melukai pergelangan tangan saya," jelas Lineker.

"Sebenarnya, pelatih kami, Bobby Robson, bisa saja tidak menurunkan saya untuk pertandingan melawan Polandia. Saya tidak bermain bagus dalam dua laga pertama dan media menyerukan perubahan. Tapi, dia tetap bersama saya dan itu adalah kesempatan terakhir kami. Kalah lagi dan kami pulang dengan memalukan. Jadi kami harus menemukan cara untuk mengalahkan Polandia," ujar Lineker.

"Saya ingat, berjalan keluar dari terowongan (menuju lapangan), panasnya luar biasa. Rasanya ingin berbalik dan masuk kembali (ke ruang ganti). Itu bukan lingkungan yang bagus untuk mencoba dan menyelamatkan mimpi Piala Dunia. Tapi, gol pertama saya, dan kemudian yang kedua, lalu yang ketiga," ungkap Lineker.

"Hattrick Piala Dunia bagi saya, kemenangan besar dan tiba-tiba segala sesuatu di sekitar skuad berubah. Atmosfer terangkat, tekanan dari luar menghilang dan kami menuju fase knock-out," beber Lineker.

"Itu adalah titik awal untuk karier saya. Saya berubah dari seorang pemain yang terkenal di Inggris menjadi terkenal di seluruh dunia. Lalu, Barcelona datang untuk mengontrak saya setelah saya berakhir dengan Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Dunia waktu itu," kata Lineker.

Tapi, laju The Three Lions harus terhenti di depan sang maestro, Diego Maradona. "Kemudian, kami mengalahkan Paraguay di babak 16 besar sebelum laga kami dengan Argentina yang tidak akan pernah terlupakan. Itu karena handball Maradona dan gol keduanya yang luar biasa," ujar Lineker.

Lineker sempat membayangkan jika Inggris tidak bertemu Argentina, hasilnya akan lain. "Siapa yang tahu apa yang akan terjadi jika kami tidak melawan pemain terhebat yang pernah saya lihat. Anda harus mengatakan bahwa Maradona luar biasa hari itu. Tak terbendung," kata Lineker.

"Jika gol handball itu tidak dihitung, penampilan Maradona tetaplah sangat memukau. Dia berada di level yang berbeda dengan semua orang di Piala Dunia saat itu," pungkas  Lineker.