Kerja keras serta dedikasi Park untuk United jelas tak ternilai harganya
Mantan penggawa Taegeuk Warriors yang kini sudah pensiun itu sering kali diturunkan Fergie saat menghadapi pertandingan besar. Park sering diminta oleh pria berusia 79 tahun itu untuk melumpuhkan playmaker lawan karena memang mantan pemain PSV Eindhoven itu mampu melakukan perannya dengan sangat baik di banyak kesempatan.
Verratti Sebut Tekanan Lebih Besar ke Inggris, Bukan Italia
“Dia memainkan peran yang sangat bagus dan itulah masalahnya ketika Anda mencapai final ini.”
Insiden Laser Bikin Geram UEFA, Hukuman Menanti Inggris
“Itulah mengapa kami berusaha keras di seminar Eropa ini dengan para pelatih untuk mencoba mendapatkan 11 pemain pengganti di final.”
Setiap pendukung Manchester United jelas sangat tahu kontribusi yang Park berikan selama 7 tahun berada di Theatre of Dreams. Dapat dikatakan pengaruh pria Korea Selatan itu tak ternilai harganya dan bagi banyak orang, permainan yang ia tunjukan selama di lapangan menggambarkan sebuah kegigihan serta energi yang luar biasa untuk mengawal lini tengah United.
Itu adalah hal yang ditugaskan oleh Sir Alex Ferguson kepada Park jelang pertandingan 16 besar Liga Champions melawan AC Milan pada tahun 2010 silam. Andrea Pirlo memang maestro permainan tetapi begitu juga Park Ji-Sung.
Dikenal karena kinerjanya yang tak kenal lelah, Park menjawab kepercayaan Fergie dengan penampilan yang impresif dan tanpa basa-basi dalam dua leg pertandingan, ia benar-benar mengikuti instruksi manajernya dengan sangat sempurna. Faktanya, pada leg kedua di Old Trafford, playmaker asal Italia itu bahkan dibuatnya hanya bisa melakukan 21 operan.
Park Ji-sung Vs Andrea Pirlo
— Catenaccio (@Catenaccio_82) February 18, 2021
2010: Man United vs AC Milan in the Champions League.
Over the two legs, Ji-sung silenced Pirlo, who made just 21 passes in the second leg.
When Pirlo woke up the morning after the 2nd leg rumour has it that Park was sitting at the end of his bed. pic.twitter.com/1sYwXGdRqP
United mendominasi pertandingan dan lolos ke babak 8 besar dengan agregat 7-2 dan itu semua tak lepas dari kerja keras Park di lini tengah. Pemain yang mengawali karir profesionalnya di Kyoto Purple Sanga itu membuat pria Italia tidak bisa memainkan permainan terbaiknya, mengawal setiap gerakan Pirlo dengan sangat disiplin. Itu adalah masterclass dalam bertahan.
“Saya yakin Pirlo berharap untuk bangun dan melihat Park Ji-sung di tempat tidurnya!”, ujar Rio Ferdinand beberapa tahun setelah pertandingan tersebut.