Ada satu laga yang dimulai pukul 19.00, berakhir pukul 02.00 dini hari. Penyebabnya, tawuran!
Persaingan Argentina dan Brasil sudah ada sejak awal abad 20 karena Kualifikasi Piala Dunia maupun Copa America yang diselenggarakan. Karena gengsi yang dipertaruhkan dan sejarah rivalitas dua negara bertetangga, duel ini disebut Superclasico de Las Americas.

Brasil dan Argentina akan bertemu di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, Minggu (11/7/2021) pagi WIB, setelah bersusah payah bertarung di semifinal. Selecao menang 1-0 atas Peru, sementara La Albiceleste menyingkirkan Kolombia lewat adu penalti 3-2 (1-1).

Pertemuan ini akan memperpanjang daftar rivalitas Argentina dengan Brasil. Awalnya, ini hanya tentang pertandingan di lapangan. Tapi, kemudian merembet ke persaingan personal antarpemain.

Salah satu yang paling terkenal adalah perdebatan tentang siapa pemain terbaik abad 20, apakah Edson Arantes do Nascimento alias Pele atau Diego Maradona? "Permusuhan" itu mencuat ketika FIFA menggelar polling internet pada 2000. Mayoritas responden ternyata memilih Maradona.

FIFA yang tidak senang dengan kelakuan Maradona di luar lapangan terkait narkoba dan doping kemudian menganulir kemenangan itu. Mereka justru menetapkan Pele sebagai Pemain Terbaik Abad 20 "versi FIFA". Kemudian, Maradona juga menyandang status yang sama, tapi dengan atribut "versi situs resmi FIFA".

Sejak saat itu perseteruan Argentina dan Brasil bertambah panas. Apalagi, kemudian muncul Lionel Messi. La Pula mampu mematahkan rekor gol Pele untuk klub. Sebentar lagi, megabintang Barcelona itu melewati koleksi gol Pele di timnas.

Ketika Argentina memiliki Messi, Brasil belum lagi melahirkan pemain sekelas Pele. Mereka sempat mempunyai Ronaldo, Ronaldinho, Kaka, Robinho, hingga sekarang Neymar. Tapi, level kebintangan Messi ternyata masih jauh di atas nama-nama pemain top tersebut.

Meski kedua negara bermusuhan di sepakbola, catatan membuktikan sangat jarang Superclasico de Las Americas terjadi pada pertandingan final. Tercatat, hanya 4 kali mereka bertemu di laga puncak sebelum Copa America 2021.

Berikut ini 4 Superclasico de Las Americas yang pernah terjadi di final:


1. Copa America 1937

Digelar pada 1 Februari 1937, di kandang San Lorenzo de Almagro, Estadio Gasometro, Buenos Aires. Karena panasnya cuaca (dimainkan di musim panas), sebagian besar pertandingan dimainkan pada malam hari. Hasilnya, Argentina unggul 2-0 lewat Vicente de la Mata di extra time.

Turnamen dimainkan dalam sistem round-robin tunggal. Lalu, Argentina dan Brasil selesai sebagai pengumpul poin terbanyak di akhir turnamen. Karena itu, pertandingan play-off harus dimainkan untuk menentukan tim juara.

Saat laga digelar, kedua tim bermain keras dengan sejumlah pelanggaran. Setelah Domingos Spitalletti (Brasil) menendang Francisco Varallo (Argentina) dengan keras pada menit 36, kerusuhan yang melibatkan semua pemain (bahkan beberapa pemain pengganti) pun dimulai.

Setelah jeda 40 menit, pertandingan dimulai kembali. Tapi, baru dua menit berlangsung, kericuhan baru terjadi setelah Cunha memukul wajah Roberto Cherro. Laga terus terhenti beberapa kali menyebabkan final yang dimulai pukul 19.00 itu harus berakhir pukul 02.00 dini hari 2 Februari 1937. Gila!


2. Copa America 2004

Argentina memimpin 2-1 hingga menit 90 melalui Kily Gonzales dan Andres D'Alessandro, yang diperkecil Luisao. Tapi, di additional time babak kedua, Adriano menggila. Pada menit 90+3, dia mencetak gol penyama kedudukan 2-2, yang membuat pertarungan berlanjut hingga adu penalti.

Di babak tos-tosan, mentalita La Albiceleste rontok. Dua eksekutor pertama, D'Alessandro dan Gabriel Heinze gagal. Sebaliknya, semua penendang Selecao suskes. Akhirnya, Brasil unggu 4-2.




3. Piala Konfederasi 2005

Ini menjadi satu-satunya final turnamen besar di luar Amerika Selatan. Saat itu, kedua negara bersitegang adalah di Piala Konfederasi 2005. Brasil memasuki kompetisi sebagai pemegang Piala Dunia 2002 dan Argentina diundang sebagai runner-up Copa America 2004 (karena juaranya Brasil).

Pertandingan digelar di Commerzbank-Arena, Frankfurt. Brasil yang sedang memiliki generasi emas langsung membpmbadir gawang German Lux. Hingga laga berlangsung 1 jam, Selecao memimpin 4-0 lewat dua gol Adriano, Kaka, dan Ronaldinho. La Albiceleste baru memperkecil skor lewat Pablo Aimar pada menit 65.




4. Copa America 2007

Untuk ketiga kalinya dalam empat tahun terakhir, Supercopa de Las Americas terjadi di pertandingan puncak. Kali di kembali ke Copa America. Pada 15 Juli 2007 di Maracaibo, Venezuela, Argentina sudah mulai mengandalkan Messi. Sementara Brasil menampilkan tim cadangan plus beberapa pemain utama. 

Beberapa pemain Argentina yang ambil bagian di final 2004 juga masih eksis. Sebut saja Roberto Abbondanzieri, Javier Zanetti, Gabriel Heinze, Roberto Ayala, Javier Mascherano, Lucho Gonzalez, hingga Carlos Tevez. Sementara Brasil hanya menyisakan Juan, Maicon, dan Diego.

Hasilnya, Brasil memimpin pada menit keempat melalui Julio Baptista, yang dibuat dirancang Elano. Tapi, 30 menit kemudian, Elano cedera dan digantikan Dani Alves. Pergantina jitu karena Alves mengirim umpan silang pada menit 40, yang dibelokkan Ayala untuk gol bunuh diri untuk menggandakan keunggulan Brasil di babak pertama.

Pada menit 59, Argentina mengganti gelandang bertahan Esteban Cambiasso dengan Pablo Aimar. Sepuluh menit kemudian, Brasil mencetak gol ketiga dan terakhir lewat Alves memanfaatkan serangan balik yang dirancang Vagner Love.