Lagi-lagi rasisme kembali terjadi
Anak asuh Gareth Southgate harus mengakui keunggulan Italia asuhan Roberto Mancini usai dikalahkan melalui adu penalti. Bukayo Saka, Marcus Rashford dan Jadon Sancho, semuanya gagal mengeksekusi tendangan penalti dengan baik. Dan ketiganya sontak langsung menjadi sasaran rasis di media sosial.
Alessandro Florenzi : Untuk Orang Italia di Seluruh Dunia, Terutama Ibu
"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung para pemain yang terkena dampak sambil mendesak hukuman seberat mungkin bagi siapa pun yang bertanggung jawab.”
Ternyata Dua Pemain Ini Harusnya Jadi Algojo Inggris, Tapi Tak Bisa
The FA in support of the players who were racised online on social media!#Euro2020Final #EnglandvsItaly #racism pic.twitter.com/cfIUnlyNdu
— Anuj Yadav (@AnujY_Official) July 12, 2021
"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk menghapus diskriminasi dari permainan, tetapi kami memohon pemerintah untuk bertindak cepat dan membawa undang-undang yang sesuai sehingga penyalahgunaan ini memiliki konsekuensi kehidupan nyata.”
Selama perjalanan timnas Inggris di ajang Euro 020, para penggawa mereka selalu berlutut untuk menentang adanya rasisme. Gerakan sebelum kick-off itu telah digunakan sejak pembunuhan George Floyd di Minnesota tahun lalu.
Permohonan tersebut sempat dicemooh oleh sebagian kecil penggemar dalam pertandingan kedua pemanasan Euro 2020 Inggris di Stadion Riverside Middlesbrough.
FA kemudian kembali mengeluarkan pernyataan terkait rasisme tepat sebelum Euro 2020 dimulai, yang mana Peter McCormick beserta jajarannya mengatakan, "Turnamen besar tidak sering terjadi dan ketika itu terjadi, ini adalah kesempatan untuk menyatukan teman, keluarga, dan negara.”
“Turnamen besar tidak sering diadakan dan ketika itu terjadi, ini adalah kesempatan untuk menyatukan teman, keluarga, dan negara. Sikap persatuan dan perjuangan melawan ketidaksetaraan ini dapat ditelusuri kembali hingga abad ke-18.”
"Ini bukan hal baru, dan sepak bola Inggris telah memperjelas bahwa mereka tidak memandang ini sebagai sesuatu yang selaras dengan organisasi atau ideologi politik.”
“Tidak ada keraguan mengapa para pemain berlutut dan apa yang diwakilinya dalam konteks sepakbola. Kami mendorong mereka yang menentang tindakan ini untuk merenungkan pesan yang Anda kirimkan kepada para pemain yang Anda dukung.”
“Tolong hormati keinginan mereka dan ingat bahwa kita semua harus bersatu dalam perjuangan untuk mengatasi diskriminasi. Bersama."