Parameternya adalah pertandingan-pertandingan penuh drama. Mana saja itu? Inilah daftarnya.
Tapi, ada aliran pemikiran lain yang menyatakan kompetisi terbaik adalah yang memiliki banyak momen dan drama yang mengejutkan. Pasalnya, angka-angka akan mudah dilupakan dalam waktu singkat. Sementara momen dan drama akan dikenang dalam waktu lama.
Kisah Aliaksandr Hleb Kembali Main di Usia 40 Tahun, Gabung Klub Bahrain
7. Euro 2016
Euro 2016 menjadi turnamen pertama yang diikuti 24 tim peserta. Sayangnya, itu berpengaruh kepada kualitas karena banyak negara yang tidak bisa lolos dengan format 16 tim, kini bisa bertanding. Akibatnya, banyak tim memanfaatkan format baru untuk menggunakan taktik bertahan.
Kesimpulan dari Euro 2016 ada di final. Pertandingan yang kurang menarik karena Portugal sudah kehilangan Cristiano Ronaldo di babak pertama. Sayangnya Prancis tidak mampu memanfaatkan kesempatan itu sehingga setelah bertanding 120 menit, hanya ada satu gol yang lahir.
Siapa Nuno Tavares? Full back Kiri Baru Arsenal dari Portugal
6. Euro 2012
Turnamen di Polandia dan Ukraina itu diingat sebagai pertandingan final tidak seimbang saat Spanyol membantai Italia 4-0. Laga itu mencerminkan pertandingan secara keseluruhan. Apalagi, dua tuan rumah sudah tersingkir di fase grup sehingga warga lokal tidak antusias datang ke stadion lagi.
5. Euro 1996
Di tahun ini hanya ada sembilan gol dalam tujuh pertandingan di fase knock-out. Tim-tim favorit bertabur bintang seperti Italia, Prancis, dan Portugal tergelincir. Sebaliknya, final menampilkan Jerman dan Republik Ceko. Jerman menang lewat aturan gol coba-coba "golden goal".
England vs Holland, Euro '96. pic.twitter.com/8IhhnK9CeH
— 90s Football (@90sfootball) May 24, 2020
4. Euro 2004
Setelah putaran pertama, Euro 2004 menjadi pertandingan klasik sepanjang masa. Ada banyak gol, kejutan karena Italia, Spanyol, dan Jerman semuanya jatuh di babak penyisihan grup.
Kemudian, datanglah Yunani. Berpegang pada doktrin man-to-man marking, mereka dengan permainan pragmatis dan "parkir bus" ala Otto Rehhagel sukses mengalahkan juara bertahan Prancis, Ceko, dan tuan rumah Portugal untuk mengklaim kemenangan turnamen yang paling tidak mungkin dalam sejarah.
Hingga hari ini, apa yang dilakukan Yunani masih terus dikenang hingga hari ini. Kemenangan mereka menjadi simbol dua hal. Pertama, menginspirasi Jose Mourinho di kemudian hari dengan taktif pragmatisnya. Kedua, membuktikan jika sepakbola bukan matematika.
3. Euro 2008
Rusia, Turki, dan Kroasia benar-benar menjadi perbincangan lewat penampilan yang mengejutkan banyak orang. Tapi, pada akhirnya generasi emas Spanyol telah lahir setelah mengalahkan Jerman di final.
Seperti yang telah terjadi dalam sejarah, kemenangan Spanyol di Austria-Swiss akan berlanjut di Piala Dunia 2010 dan Euro 2012. Generasi yang terdiri dari Xavi Hernandez, Andrez Iniesta, hingga Sergio Ramos itu baru terhenti dengan memalukan di Piala Dunia 2014.
2. Euro 2020
Nah, siapa yang mengharapkan ini? Para pemain dimaksudkan untuk lelah setelah musim yang melelahkan. Format itu seharusnya menghambat sepakbola untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Secara obyektif, kualitasnya tidak akan setinggi Liga Champions.
Tapi, Euro 2020 telah menjadi turnamen terbaik selama bertahun-tahun. Ada lebih banyak gol per pertandingan daripada Piala Dunia atau Euro mana pun sejak 1982. Beberapa pertandingan klasik sepanjang masa, drama, dan kegembiraan di hampir setiap pertandingan dan pilihan gol brilian yang biasa juga lahir.
Dan, Inggris maju sampai ke final, membuat negara histeris lagi. Tapi, itu harus berakhir dengan patah hati setelah mentalitas pemain-pemain Italia membalikkan optimisme pendukung Inggris.
1. Euro 2000
Jambore tuan rumah Belgia-Belanda memiliki semuanya. Ada banyak momen yang tak terlupakan. Sebut saja hasil imbang 3-3 Yugoslavia dengan Slovenia. Lalu, Spanyol yang mencetak dua gol di injury time saat mengalahkan Yugoslavia 4-3 untuk menghindari tersingkir lebih awal.
Pemain seperti Zinedine Zidane, Francesco Totti, dan Luis Figo menunjukkan kualitas terbaik mereka. Euro 2000 juga memiliki susunan pemain semifinal dengan kualitas terbaik dari turnamen mana pun ketika menampilkan Prancis, Italia, Belanda, dan Portugal.
Selain itu, ada drama semifinal Belanda versus Italia. Ketika itu, tiga eksekutor De Oranje gagal. Sementara Italia hanya Paolo Maldini yang meleset. Skornya 3-1 untuk Gli Azzurri.
Ternyata, dramanya berlanjut hingga final. Italia unggul 1-0 hingga injury time babak kedua ketika gol Sylvain Wiltord hadir di menit 90+4. Puncaknya, saat gol emas David Trezeguet lahir di extra time. Italia menangis dan Prancis sukses mengawinkannya dengan Piala Dunia 1998.
?? It's David Trezeguet, scorer of France's EURO 2000 golden goal ?@FrenchTeam | @Trezegoldavid https://t.co/PFbKksn98Z pic.twitter.com/b2IpnRqeX6
— UEFA EURO 2020 (@EURO2020) May 11, 2021