Mereka menganggap ofisial pertandingan memihak Italia.
Pasukan Gareth Southgate dikalahkan Italia lewat adu penalti yang menegangkan di Wembley. Kekalahan itu membuat fans The Three Lions meminta UEFA agar menggelar ulang final Euro 2020.
Luke Shaw sempat membawa Inggris memimpin pada dua menit pertama, tetapi Leonardo Bonucci membalaskan gol penyeimbang di babak kedua sekaligus membawa laga berlanjut ke perpanjangan waktu.
Saat skor imbang, Inggris memiliki kesempatan mencetak gol kemenangan saat Chiellini kehilangan bola di injury time. Kalah lari dari Bukayo Saka, bek Juventus tertangkap basah menarik baju Saka sampai terjatuh.
Alhasil, kapten Italia berusia 36 tahun itu dihadiahi kartu kuning oleh wasit Bjorn Kuipers, meskipun para penggemar mengklaim bahwa Chiellini seharusnya dikeluarkan dari lapangan.
Para pengguna Change.org Custard Cream mengklaim pertandingan itu tidak adil dan menuduh ofisial pertandingan mendukung Italia. Mereka pun menulis petisi untuk UEFA.
Deskripsi petisi berbunyi. “Pertandingan pada 11/7/2021 sama sekali tidak adil. Setelah Italia hanya menerima kartu kuning karena menyeret pemain Inggris seperti mereka adalah budak."
“Semua dorongan, tarikan, dan tendangan yang dilakukan oleh pemain Italia masih diizinkan? Pasti bias," bunyi petisi tersebut.
"Italia seharusnya diberi kartu merah karena permainan mereka. Dan, pertandingan ulang harus dilakukan dengan wasit yang tidak memihak. Ini sama sekali tidak adil," timpalnya.
Saka, bersama dengan Marcus Rashford, dan Jadon Sancho akhirnya gagal melakukan tendangan penalti ketika harapan Inggris mengangkat trofi pertama kalinya sejak 1966.
Setelah itu, trio Inggris tersebut menjadi sasaran pelecehan rasis keji di media sosial setelah Inggris kalah dari Italia di final.
Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) mengecam para penggemar yang menjadikan Rashford, Saka, dan Sancho biang kekalahan dengan pesan-pesan mengerikan. Para fans mengatakan akan melakukan semua yang mereka bisa untuk menghapus diskriminasi dari sepak bola.
Southgate bersikeras para pemain Inggris harus bangga pada diri mereka sendiri, meskipun mereka kalah dari Italia di final Euro 2020. "Malam ini akan menjadi sangat sulit bagi kita semua, tentu saja," timpal Southgate.
"Anda harus merasakan kekecewaan itu karena peluang memenangkan trofi seperti ini sangat langka dalam hidup Anda," pungkasnya. "Tetapi, ketika mereka merenungkan apa yang telah mereka lakukan. Mereka seharusnya sangat bangga pada diri sendiri."
“Para pemain telah menjadi kredit mutlak. Mereka telah memberikan semua yang mereka bisa," ungkap Southgate. "Saya senang bekerja dengan mereka, karena mereka telah melangkah lebih jauh dari yang sudah kami lakukan begitu lama. Tapi, itu sangat menyakitkan di ruang ganti."
Luke Shaw sempat membawa Inggris memimpin pada dua menit pertama, tetapi Leonardo Bonucci membalaskan gol penyeimbang di babak kedua sekaligus membawa laga berlanjut ke perpanjangan waktu.
BACA BERITA LAINNYA
Duel Final Euro 2020 Masuk Rating Tiga Besar Televisi Britania Raya
Duel Final Euro 2020 Masuk Rating Tiga Besar Televisi Britania Raya
“Semua dorongan, tarikan, dan tendangan yang dilakukan oleh pemain Italia masih diizinkan? Pasti bias," bunyi petisi tersebut.
BACA BERITA LAINNYA
Momen Kegagalan Drama Penalti, dari Roberto Baggio hingga Kylian Mbappe
Momen Kegagalan Drama Penalti, dari Roberto Baggio hingga Kylian Mbappe
Saka, bersama dengan Marcus Rashford, dan Jadon Sancho akhirnya gagal melakukan tendangan penalti ketika harapan Inggris mengangkat trofi pertama kalinya sejak 1966.
Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) mengecam para penggemar yang menjadikan Rashford, Saka, dan Sancho biang kekalahan dengan pesan-pesan mengerikan. Para fans mengatakan akan melakukan semua yang mereka bisa untuk menghapus diskriminasi dari sepak bola.
"Anda harus merasakan kekecewaan itu karena peluang memenangkan trofi seperti ini sangat langka dalam hidup Anda," pungkasnya. "Tetapi, ketika mereka merenungkan apa yang telah mereka lakukan. Mereka seharusnya sangat bangga pada diri sendiri."
“Para pemain telah menjadi kredit mutlak. Mereka telah memberikan semua yang mereka bisa," ungkap Southgate. "Saya senang bekerja dengan mereka, karena mereka telah melangkah lebih jauh dari yang sudah kami lakukan begitu lama. Tapi, itu sangat menyakitkan di ruang ganti."