Datang ke Sydney sebagai turis, pulang bawa medali emas.
Jika dibandingkan dengan Eropa atau Amerika, kawasan Afrika jauh tertinggal, begitu juga dengan prestasi di bidang sepak bola. Kiprah para pemain asal Afrika di klub-klub top Eropa memang tak perlu diragukan lagi, tapi di level negara, Afrika sangat jarang menjuarai turnamen dunia.

Sangat jarang artinya pernah. Dan diantara momen emas negara Afrika itu diukir oleh Kamerun di Sydney, Australia, dalam ajang Olimpiade 2000. Dimana The Indomitable Lions keluar sebagai juaranya, setelah pada tahun yang sama memboyong Piala Afrika.

Saat itu Kamerun diperkuat nama-nama berpengalaman juga pemain-pemain nuda seperti Samuel Eto'o, Idriss Kameni, Geremi Njitap, Pierre Wome, dan banyak lagi.

Tapi ada satu nama yang berperan paling penting dalam keberhasilan Kamerun pada awal abad milenium itu, dialah Patrick Mboma.

Mantan penyerang Paris Saint-Germain itu sama sekali tidak menyangka dan telah mengungkapkan bahwa tidak ada pemain di skuad Kamerun untuk Olimpiade 2000 di Sydney yang yakin bahwa mereka akan pulang dengan trofi di tangan.

The Indomitable Lions mengejutkan banyak orang pada 30 September 2000, ketika mereka sukses melibas Spanyol 5-3 melalui babak adu penalti.



Padahal di waktu normal, Kamerun sempat tertinggal dua gol, tapi mereka berhasil membalas dua gol juga untuk memaksa permainan beralih ke perpanjangan waktu hingga akhirnya Kamerun menang dalam adu tos-tosan dan dengan itu berhak merebut emas pertama dalam olimpiade. Patrick Mboma sendiri mencetak 4 gol di sepanjang turnamen itu.

Berangkat Sebagai Turis

Pria yang kini berusia 50 tahun itu menjelaskan ketika berangkat ke Sydney, ia dan rekan-rekannya tidak berpikir untuk memenangkan medali bahkan dirinya justru membeli kamera digital untuk mengambil gambar karena ia pikir  skuad Kamerun akan bepergian sebagai turis.

“Kami tidak berpikir untuk memenangkan medali. Saya tidak mengenal semua orang di skuat dan saya tahu bahwa beberapa pemain besar kami seperti Marc-Vivien Foe, Salomon Olembe, dan Rigobert Song tidak dilepas oleh klub mereka,” kata pemenang Pemain Terbaik Afrika 2000 itu di situs FIFA.

“Hanya ada lima kami dalam skuad yang bermain di Piala Afrika enam bulan sebelumnya, termasuk Samuel Eto'o. Dia adalah pemain yang saya tahu bisa saya andalkan, tapi itu tidak cukup untuk membuat tim menang. Kami berkata kepada diri kami sendiri: Ini akan sulit. Kami akan ke sana untuk mengambil foto,"
katanya sambil tertawa.

“Saya pergi dan membeli kamera digital sebelum kami naik pesawat. Saya pergi sebagai turis. Saya senang dengan kesempatan untuk bertemu dengan semua bintang olahraga dunia, tetapi saya segera kecewa karena kami tidak tinggal di Desa Olimpiade.”

Saat diminta untuk menjelaskan kapan skuad Kamerun menyadari bahwa mereka bisa memenangkan medali, Mboma berkata: “Kami tumbuh dalam kepercayaan diri yang perlahan tapi pasti. Untuk memulainya, kami hanya mencoba untuk memastikan bahwa kami tidak membodohi diri sendiri.

“Kami tersingkir dari grup kami dan menghadapi Brasil di perempat final. Kami hanya mengatakan: 'Senang bisa ambil bagian. Mari kita coba untuk menjaga kepala kita tetap tinggi. ”

Tentang golnya saatmelawan Brasil, Mboma berkata: “Saya tidak bisa menjelaskannya kepada Anda, tetapi segera setelah saya meletakkan bola dan mundur selangkah, saya tahu saya akan mencetak gol. Saya telah mencetak beberapa gol dalam karier saya tetapi saya bukan [Sinisa] Mihajlovic atau [Michel] Platini. Tapi gol itu menginspirasi kami!”

Mboma lebih lanjut mengungkapkan mengalahkan Brasil telah menjadi pemacu semangat dengan sendirinya, “Mengalahkan Brasil memberi kami begitu banyak kepercayaan diri. Kami menguasai mereka di 20 menit pertama dan bermain dengan kualitas nyata,” lanjut Mboma.

Selama kariernya, Mboma bermain untuk Chateauroux, Paris Saint-Germain, Metz, Gamba Osaka, Cagliari, Parma, Sunderland, Al-Ittihad, Tokyo Verdy dan Vissel Kobe sebelum akhirnya memutuskan pensiun pada 16 Mei 2005.