Ini bukan tipe pemain yang seperti kacang lupa kulitnya. Ada banyak aktivitas amal yang dijalani
Marcus Rashford beberapa kali mendapat perlakuan rasial dari suporter sepakbola di Inggris. Tapi, bintang Manchester United itu selalu membalasnya dengan perbuatan mulia kepada sesama 

Sejak pertama kali muncul di level atas sepakbola Inggris, Rashford sanggup membuktikan bahwa dirinya telah berhasil menjadi salah satu pemain terbaik di Liga Premier. Dia juga mampu menyanggah stereotip pesepakbola modern yang sombong dan hidup glamor.

Rashford adalah sosok yang rendah diri dan punya sisi humanis. Perjalanan hidupnya sejak kecil untuk menjadi pesepakbola top cukup membuat banyak orang di Inggris haru dan salut. Apalagi, dia juga sosok yang benar-benar memperhatikan sesama lewat sejumlah aktivitas sosialnya.

Berikut ini 7 momen yang membuktikan bahwa Rashford adalah pesepakbola yang murah hati:


1. Hari Natal

Pada Desember 2019, tepatnya selama perayaan Natal, Rashford memulai inisiatif untuk mendorong orang-orang mendukung komunitas tunawisma di Manchester. Rashford bekerja sama dengan department store, Selfridges, untuk meluncurkan kampanye "In-The-Box", yang akan membantu beberapa tempat penampungan tunawisma terbesar di Manchester, seperti di Barnabus, Centrepoint, dan Lifeshare.

Gerakan ini mengajak anggota masyarakat mengisi kotak sepatu dengan barang-barang penting seperti pakaian hangat dan perlengkapan sanitasi. Kotak-kotak itu kemudian dibagikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan.

"Saya sangat bangga dari mana saya berasal. Saya mencintai kota ini dan menghargai semua dukungan yang telah diberikan kota kepada saya selama bertahun-tahun. Jadi ini adalah kesempatan saya untuk membantu mereka yang mungkin tidak memiliki Natal terbaik," ujar Rashford saat itu, dilansir Planet Football.

"Saya berharap banyak orang yang ingin terlibat sehingga kita dapat membuat dampak nyata bersama-sama," tambah Rashford. Lebih dari 1.200 kotak disumbangkan selama program tersebut. Dan, Rashford secara pribadi mengirimkan ratusan kotak ke tempat penampungan tunawisma.


2. Belajar bahasa isyarat

Pada Februari 2020, Rashford menerima surat dari seorang penggemar muda, yang mengundangnya menjadi juri di sekolahnya untuk kompetisi puisi. "Marcus Rashford yang terhormat, maukah anda menjadi juri kami untuk kompetisi puisi Hari Buku Sedunia kami?" bunyi surat itu.

"Anak-anak tunarungu di Manchester akan menulis puisi. Silakan anda dapat memilih pemenangnya sesuai yang anda anggap layak! Dan, berikan hadiah untuk kami jika anda bisa? Tolong beri tahu kami jika anda bisa sebelum 7 Februari," bunyi lanjutan surat itu.

Setelah setuju untuk menilai kompetisi, Rashford kemudian mulai belajar bahasa isyarat sebagai persiapan untuk bertemu dengan anak-anak tersebut. Pemain timnas Inggris itu juga berjanji untuk membagikan penghargaan secara langsung setelah pembatasan penguncian dicabut.




3. Makanan sekolah gratis

Ketika sekolah di seluruh negeri ditutup karena pandemi Virus Corona, anak-anak yang bergantung pada makanan sekolah gratis berisiko kelaparan. Rashford mengambil inisiatif untuk meningkatkan kesadaran dan bermitra dengan Fareshare, jaringan nasional distributor makanan amal yang membawa surplus pasokan ke kelompok masyarakat.

"Di masa lalu saya telah melakukan banyak pekerjaan terkait dengan anak-anak dan ketika saya mendengar tentang penutupan sekolah, saya tahu itu berarti makanan gratis untuk beberapa anak yang tidak mereka dapatkan di sekolah," kata Rashford kepada BBC Breakfast pada Maret 2020.

"Saya ingat ketika saya di sekolah, saya makan gratis dan ibu saya tidak akan pulang sampai sekitar jam enam sehingga makan saya berikutnya adalah sekitar jam delapan. Saya beruntung, dan ada anak-anak dalam situasi yang jauh lebih sulit yang tidak mendapatkan makanan mereka di rumah," tambah Rashford.

Dengan bantuannya, lebih dari  20 juta pounds telah dikumpulkan dan Fareshare sekarang menyediakan tiga juta makanan seminggu untuk anak-anak yang membutuhkan di seluruh Inggris.

Sang penyerang kemudian menulis surat pribadi kepada anggota parlemen dan meyakinkan pemerintah untuk memperpanjang skema voucher makan sekolah gratis hingga liburan musim panas.




4. Euro 2020

Terlepas dari pekerjaan brilian Rashford di luar lapangan dalam beberapa bulan terakhir, dia adalah satu dari tiga pemain yang mengalami pelecehan rasial keji setelah gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan di final Euro 2020. Lukisan dindingnya di Manchester juga dicoret dengan grafiti kasar.

Dalam pernyataan emosional yang dikirim di Twitter, Rashford meminta maaf karena gagal mengeksekusi penalti dan mengatakan bahwa dia merasa telah mengecewakan semua orang. Dia kemudian memutuskan untuk fokus pada komentar positif yang dia lihat di media sosial.

"Pesan yang saya terima hari ini sangat luar biasa dan melihat respons di Withington membuat saya hampir menangis. Komunitas yang selalu merangkul saya terus mendukung saya. Saya Marcus Rashford, 23 tahun, pria kulit hitam dari Withington dan Wythenshawe, Manchester Selatan. Jika saya tidak punya apa-apa lagi, saya punya itu," tulis Rashford.




5. Tiket Manchester United

Penggemar seumur hidup Manchester United, John Burk merencanakan perjalanan perayaan ke Inggris setelah mengalahkan kanker dan berharap untuk menyelesaikan kunjungannya dengan menghadiri pertandingan di Old Trafford untuk pertama kalinya.

Rashford diberitahu tentang kampanye di media sosial. Dia turun tangan untuk memberi Burk dan teman-temannya beberapa tiket untuk pertandingan Liga Premier melawan Brighton and Hove Albion pada November 2019.

Rashford juga telah memesan dua tiket pertandingan untuk seorang pekerja kesehatan di Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) sebagai ucapan terima kasih atas usahanya selama krisis Virus Corona.




6. Kunjungan rumah sakit

Setelah serangan teroris di Manchester Arena pada 2017, Rashford dan rekan setimnya, Jesse Lingard, pergi ke Rumah Sakit Anak Manchester untuk menghabiskan waktu bersama beberapa anak yang terluka. Duo sahabat itu  membawakan jersey MU untuk mereka yang dirawat di rumah sakit.

"Kami bersama keluarga sebanyak yang kami bisa dan penting bagi keluarga untuk mengetahuinya. Itulah salah satu alasan kami ingin mengunjungi rumah sakit. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung keluarga dan para korban serangan," ujar Rashford.




7. Hadiah di hari ulang tahun 

Ketika kebanyakan orang suka menerima hadiah pada hari ulang tahun, Rashford memutuskan untuk membagikan beberapa hadiah pada ulang tahunnya yang ke-21 pada tahun 2018.

Saat itu, sekelompok penipu muda menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" kepada bintang MU itu. Dia merespons dengan membagikan uang 20 pounds kepada mereka masing-masing. Ini mungkin bukan isyarat besar, tapi tindakan kebaikan kecil yang menyenangkan.