Mereka pemain bagus di level klub, tapi kurang beruntung bersama tim nasional.
Di sepakbola, kompetisi antarnegara sering disebut sebagai penghargaan tertinggi dalam setiap karier pemain. Pesepakbola akan berusaha sekuat tenaga bermain bagus di klub, terpilih membela negara, dan akhirnya bertarung habis-habisan di turnamen utama.
9 Klub Liga Premier yang Akan Kehilangan Pemain untuk Olimpiade Tokyo
GK: Keylor Navas (Kosta Rika)
Penjaga gawang berusia 34 tahun tersebut telah memenangkan banyak trofi selama masa kariernya bersama Real Madrid dan Paris Saint-Germain. Tapi, dia tidak pernah memiliki peluang untuk memenangkan satu kejuaraan pun bersama Kosta Rika.
Bagaimana Peringkatnya? 5 Pemain Afrika Termahal dalam Sejarah
RB: Javier Zanetti (Argentina)
Dengan 143 caps bersama Argentina, Javier Zanetti adalah legenda sejati. Tapi, fakta mengejutkan ternyata Zanetti adalah pemain yang tidak pernah berhasil menutup karier dengan perolehan trofi juara internasional.
CB: Rio Ferdinand (Inggris)
Rio Ferdinand adalah salah satu bek tengah terbaik dalam sejarah sepakbola Inggris. Bahkan, dia adalah salah satu dari pemain di generasi emas The Three Lions. Meski bermain bersama superstar kelas dunia seperti John Terry, Steven Gerrard, Frank Lampard, dan Michael Owen, Ferdinand gagal membantu Inggris juara di Euro atau Piala Dunia.
CB: Virgil van Dijk (Belanda)
Virgil van Dijk masih memiliki waktu untuk memenangkan trofi bersama Belanda pada usia 30 tahun. Tapi, tersingkirnya De Oranje di babak 16 besar Euro 2020 saat melawan Republik Ceko menunjukkan masa depan Piala Dunia 2022 di Qatar cukup suram.
LB: Ashley Cole (Inggris)
Pemain lain dari generasi emas Inggris adalah Ashley Cole. Dia sempat dianggap sebagai salah satu bek kiri terbaik di bumi selama puncak kejayaan. Meski punya 107 caps untuk Inggris, Cole sama nasibnya dengan Ferdinand.
DM: Claude Makelele (Prancis)
Karier internasional Claude Makelele adalah kisah nyaris juara. Dia menderita kekalahan di final Piala Dunia 2006 atas Italia. Sialnya, ketika Les Bleus juara Piala Dunia 1998 dan Euro 2000, dia tidak ikut terdaftar sebagai anggota skuad.
Thank you @FourFourTwo and @arthurrenard87 for the sit-down and chance to talk all things football ?? pic.twitter.com/gOkOA5FvGX
— Claude Makélélé (@ClaudeMakelele) November 18, 2020
CM: Luka Modric (Kroasia)
Luka Modric telah mencatatkan 142 caps untuk Kroasia dan kesempatan yang paling dekat untuk memenangkan turnamen besar internasional adalah pada Piala Dunia 2018.
Tapi, setelah mengalahkan Inggris di semifinal, Kroasia diadu melawan favorit terkuat, Prancis. Mereka akhirnya harus bertekuk lutut dengan kehebatan pola permainan dan ketajaman serangan para punggawa asuhan Didier Deschamps. Kroasia menyerah 2-4.
Luka Modrić is the first player to win the World Cup Golden Ball and the UEFA Men’s Player of the Year award since Ronaldo in 1998.
— Squawka Football (@Squawka) August 30, 2018
An exclusive club. ???? pic.twitter.com/kOJEgEkEnY
AM: Juan Roman Riquelme (Argentina)
Nama-nama superstar selakbola seperti Kevin de Bruyne, Steven Gerrard, Wesley Sneijder, atau Rui Costa terdaftar sebagai nama-nama kelas elite sepakbola. Nama lain yang sedikit terlupakan adalah Juan Roman Requelme.
Sialnya, trofi perdana Riquelme untuk La Albiceleste harus menguap di depan mata setelah dikalahkan Brasil pada final Copa America 2007. Kesedihannya cukup mereda dengan memenangkan emas di Olimpiade 2008. Tapi, Olimpiade tidak pernah dianggap sebagai prestasi yang pantas dibanggakan di arena sepakbola internasional.
RW: Arjen Robben
Arjen Robben sangat dekat dengan kejayaan di Piala Dunia 2010. Tapi, takdir baik belum berpihak kepada Belanda yang akhirnya kalah 0-1 dari Spanyol.
Pemain sayap andalan De Oranje tersebut sempat mendapat peluang emas. Tapi, upayanya gagal setelah tendangannya melebar. Belanda mulai putus asa setelah Andres Iniesta mencetak gol kemenangan di penghujung perpanjangan waktu, tepatnya pada menit 116.
LW: Neymar
Neymar secara statistik telah mencetak lebih banyak gol untuk Brasil dibanding Pele. Tapi, pencapaian tersebut tetap terasa seperti kemenangan hampa bagi Neymar. Alasannya, dia belum bisa memenangkan trofi internasional untuk Brasil.
FW: Didier Drogba
Didier Drogba adalah legenda sejati sekaligus superstar sepakbola kebanggaan Pantai Gading. Dia telah mencetak 65 gol dalam 105 penampilan. Tapi, entah bagaimana dia tidak pernah berhasil mengahiri karier dengan menyumbang piala untuk negaranya.
Sialnya, Pantai Gading baru memenangkan Piala Afrika, setahun setelah legenda Chelsea tersebut pensiun.