Bertabur bintang bukan jaminan sukses di Liga Champions. Ada banyak faktor lainnya.
Dalam setiap era selalu saja ada tim yang dianggap memainkan sepakbola bagus dengan kumpulan pesepakbola berkelas. Dengan keberadaan pelatih berkelas, tim tersebut mampu menyita perhatian publik dunia.
Menanti Formula Baru Pep Guardiola di Etihad
1. Arsenal The Invincibles
Liga Champions 2003/2004 adalah kompetisi yang aneh. Itu karena Fernando Morientes selesai sebagai pencetak gol terbanyak. Celta Vigo, Lokomotiv Moscow, VfB Stuttgart, AS Monaco, FC Porto, Real Sociedad, Sparta Praha, hingga Deportivo lolos ke sistem gugur.
Uniknya, itu adalah musim ketika Arsenal dijuluki "The Invincibles". Dengan pemain-pemain hebat dan rekor membanggakan, ternyata Porto yang mampu menjuarai Liga Champions setelah mengalahkan Monaco.
11 Pemain yang Didatangkan Tottenham dari La Liga Sebelum Bryan Gil
2. Chelsea era Jose Mourinho
Chelsea era Mourinho adalah salah satu yang terbaik. Mereka memiliki pemain-pemain hebat. Mereka menampilkan sepakbola yang menuai pujian, meski seringkali memunculkan kontroversi.
Tapi, di Liga Champions, tidak ada yang bisa dilakukan Chelsea. Mereka disingkirkan Liverpool lewat gol hantu Luis Garcia.
3. Valencia 2000 dan 2001
Awal milenium baru dikenal sebagai era keemasan Valencia. Mereka meraih gelar La Liga 2001/2002 dan 2003/2004. Sayangnya penampilan di ajang domestik tidak berlanjut ke Eropa. valencoa mencapai final Liga Champions dua kali. Pada 1999/2000 dikalahkan Real Madrid dan pada 2000/2001 dipermalukan Bayern Muenchen.
4. Bayer Leverkusen 2002
Zinedine Zidane mengeluarkan salah satu gol terbesar dan paling ikonik sepanjang sejak Liga Champions saat bertemu Bayer Leverkusen di final. Mereka kalah oleh tim terbaik di Spanyol. Padahal, era itu Leverkusen merupakan klub yang paling ditakuti di Jerman.
5. Inter Milan zaman Ronaldo
Setelah memenangkan Piala UEFA 1997/1998 dan dengan skuad yang berisi Ronaldo, Roberto Baggio, Ivan Zamorano, Diego Simeone, Youri Djorkaeff, dan Javier Zanetti, Inter Milan diharapkan memiliki dampak besar di Liga Champions musim berikutnya.
Tapi, pada akhir musim 1998/1999, I Nerazzurri gagal berjaya di Liga Champions setelah disingkirkan MU di perempat final, meski mendominasi leg kedua di San Siro.
6. Dortmund asuhan Juergen Klopp
Juergen Klopp telah membawa Dortmund ke hal yang mustahil dengan memenangkan gelar Bundesliga berturut-turut pada 2010/2011 dan 2011/2012. Musim berikutnya bisa menjadi tahun puncak untuk periode kesuksesan itu.
Setelah menampilkan kemenangan mendebarkan atas Malaga di perempat final dan menghajar Real Madrid di semifinal, Dortmund tampil di final melawan Bayern Muenchen. Sayang, mentalitas FC Hollywood lebih baik dari gemuruh suporter Dortmund yang bernyanyi tanpa henti sepanjang pertandingan.
? OTD in 2013...
— Football on BT Sport (@btsportfootball) May 25, 2019
Bayern saw off Dortmund at Wembley to be crowned champions of Europe ???
Jurgen Klopp has managed a team in the last two Champions League finals not to feature Lionel Messi or Cristiano Ronaldo (2013 and 2019). pic.twitter.com/6XfqYK9QXM
7. Lyon pertengahan 2000-an
Sebelum PSG mendominasi Ligue 1, Lyon pada pertengahan 2000-an adalah klub terbaik di Prancis dengan tujuh gelar juara beruntun. Mereka punya pemain-pemain seperti Juninho Pernambucano, Eric Abidal, Florent Malouda, Hatem Ben Arfa, dan Karim Benzema.
Sayang, Lyon hanya mampu mencapai babak gugur dalam sembilan musim berturut-turut dan sekali di semifinal 2009/2010.
8. Los Galacticos 2003/2004
Pada 2003/2004 skuad Madrid berisi Iker Casillas, Michael Salgado, Ivan Helguera, Roberto Carlos, Luis Figo, David Beckham, Zinedine Zidane, Guti, Ronaldo, dan Raul Gonzalez. Julukannya, Los Galacticos.
Namun, mereka tersingkir oleh tim yang tidak diunggulkan, AS Monaco, yang dibela Fernando Morientes, dengan status pinjaman dari Madrid.
9. Atletico Madrid binaan Diego Simeone
Atletico Madrid besutan Diego Simeone adalah tim hebat paling baru yang finish sebagai runner-up 2013/2014 dan 2015/2016. Dua kekalahan itu datang dari rival sekota Real Madrid melalui perpanjangan waktu dan kemudian adu penalti.
⏱ 122' [ 2-3 ] ? ????. ?. ????. ?
— Atlético de Madrid (@atletienglish) March 11, 2020
Atleti take Anfield. We're in the @ChampionsLeague QF ✊
⚽ #LFCAtleti
⭐ #UCL | ?⚪ #AúpaAtleti pic.twitter.com/nPl34sPm8p
10. PSG Qatar
Paris Saint-Germain (PSG) di era modern adalah yang terbaik di Prancis. Mereka punya uang untuk mengumpulkan bintang-bintang dunia. Mereka juga mendominasi Ligue 1, Coupe de France, hingga Coupe de la Ligue dalam beberapa musim terbaru dengan penampilan memuaskan.
Tapi, mimpi mereka untuk menjuarai Liga Champions tidak pernah terwujud. Pada 2019/2020, Les Parisiens sanggup berada di laga puncak. Sayang, mereka dikalahkan Bayern Muenchen.