Posisi pertama nilainya setara anggaran Youtube untuk melawan Tik Tok.
Selama bertahun-tahun, terutama dalam dua dekade terakhir, posisi penjaga gawang telah banyak berkembang. Kini, mereka tidak hanya bertugas untuk melakukan penyelamatan dan menjaga benteng pertahanan tetap utuh. Kiper juga menjadi bagian penting dari serangan tim yang dibangun dari belakang.
5 Bek Termahal Sepanjang Sejarah Sepakbola
5. Jasper Cillessen (Rp546,5 miliar)
Valencia mendapatkan jasa Jasper Cillessen dari Barcelona pada musim panas 2019. Tapi, pemain Belanda itu hanya bermain 40 pertandingan di semua kompetisi. Dia kehilangan sebagian besar musimnya karena cedera.
Sebelumnya, Cillessen tiba di Barcelona setelah menyelesaikan kepindahan dari Ajax. Barcelona tertarik mendatangkannya karena kepiawaiannya dalam open play. Tapi, selama tiga tahun di Camp Nou, pemain Belanda itu kebanyakan bermain di pertandingan Copa del Rey dan hanya dibutuhkan untuk menghadapi adu penalti.
Daftar Nama Pemain Gratisan yang Masih Tersedia
4. Ederson Moraes (Rp683 miliar)
Manchester City mengeluarkan 40 juta euro (Rp683 miliar) untuk mendatangkan Ederson pada musim panas 2017. Empat tahun kemudian, bisa dikatakan bahwa pemain Brasil itu telah menjadi salah satu investasi terbaik The Citizens dalam beberapa tahun terakhir.
Statistik itu jelas menjadi alasan mengapa pemain Brasil itu menjadi pilihan pertama Guardiola sejak tiba di Etihad. Ederson adalah penjaga gawang yang memainkan permainan bola klasik, yang membuatnya sangat cocok dalam taktik Spanyol khas Guardiola.
3. Gianluigi Buffon (Rp903,4 miliar)
Gianluigi Buffon merupakan salah satu kiper terbaik yang pernah menghiasi sepakbola. Selama karier legendarisnya untuk klub dan negara, Buffon telah mencatatkan banyak clean sheets dan memenangkan sejumlah penghargaan.
Transfer ke Juventus pada musim panas 2001 membuatnya menjadi penjaga gawang termahal dalam sejarah sepakbola. Itu merupakan rekor yang bertahan selama hampir dua dekade.
Pemenang Piala Dunia 2006 ini telah mencatatkan lebih dari 400 clean sheets dalam karier klubnya, dengan rekor 299 diantaranya terjadi di Serie A. Buffon juga menjadi pemain yang menonjol untuk Italia, setelah mencatatkan 77 clean sheets dalam lebih dari 170 penampilan pada 1997-2018.
Dan, musim panas ini, Buffon telah kembali ke klub masa kecilnya Parma yang bermain di Serie B.
Parma put on a show to welcome Buffon back to the club where it all started ✨
— Italian Football TV (@IFTVofficial) June 22, 2021
? @1913parmacalcio pic.twitter.com/Udk1hOxMJY
2. Alisson Becker (Rp1,1 triliun)
Alisson Becker adalah salah satu penjaga gawang terbaik saat ini. Mantan kiper AS Roma ini telah menjadi pemain kunci Liverpool saat memenangkan gelar Liga Champions dan Liga Premier dalam dua musim berturut-turut. Alisson dikenal kuat di udara, memiliki kecakapan dalam menghentikan tembakan dan sering membantu permainan saat tim memulai serangan dari belakang.
Musim lalu, sang kiper membuat beberapa kesalahan fatal saat Liverpool gagal mempertahankan gelar Liga Premier. Tapi, Alisson menjadi pemberitaan dengan menjadi kiper pertama dalam sejarah klub yang mencetak gol dari permainan terbuka.
Kemenangan yang terlambat itu terbukti sangat penting ketika The Reds secara tak terduga lolos ke Liga Champions setelah mengalami kemerosotan performa di pertengahan musim. Pemain berusia 28 tahun itu mencatatkan 32 gol yang mengesankan dalam hampir 50 penampilan untuk Brasil dengan 20 diantaranya terjadi di pertandingan kompetitif.
1. Kepa Arrizabalaga (Rp1,4 triliun)
Chelsea memecahkan rekor transfer untuk seorang penjaga gawang ketika mendatangkan Kepa Arrizabalaga dari Athletic Bilbao seharga 80 juta euro (Rp1,4 triliun) pada musim panas 2018.
Namun, setelah tiga tahun, bisa dikatakan bahwa Arrizabalaga telah gagal melakukan pembuktian atas label harganya yang sangat besar. Banyaknya kesalahan besar, terutama di musim 2019/2020 hampir menggagalkan upaya Chelsea untuk finish empat besar.
Arrizabalaga tetap menjadi penjaga gawang Chelsea untuk saat ini. Tapi, kedatangan Edouard Mendy, yang penampilannya luar biasa, membuat pemain Spanyol ini hanya tampil pada 14 pertandingan di seluruh kompetisi musim lalu. Bahkan, di final Liga Champions, Arrizabalaga hanya duduk manis di bench.