Dengan status sebagai peringkat 2 WTA, kekalahan ini benar-benar mengejutkan.
Naomi Osaka menangis setelah tersingkir di babak ketiga tenis putri Olimpiade 2020. Petenis Jepang kelahiran Amerika Serikat dari orang tua keturunan Haiti itu mengalami nasib buruk saat dikalahkan petenis non unggulan asal Republik Ceko, Marketa Vondrousova, di Putaran III.

Berusia 23 tahun. Osaka sebenarnya menjadi salah satu kontestan yang diharapkan menghangatkan Olimpiade tahun ini. Apalagi, statusnya sebagai atlet terbaik Jepang di tenis lapangan. Peringkat 2 WTA juga merupakan atlet yang menyalakan api Olimpiade dalam upacara pembukaan.

Sayang, juara grand slam Australia Terbuka 2021 tidak bisa mencapai target emas yang dibebankan Komite Olimpiade Jepang (NOCJ). Setelah melewati Zheng Saisai (China) di Putaran I dan Viktorija Golubic (Swiss) di Putaran II, Osaka justru kalah di Putaran III.

Osaka pantas menyesal karena selain kualitas lawan yang beberapa tingkat di bawah, dirinya juga membuat 32 kesalahaan sendiri. Hasilnya, dia harus menyerah 1-6 dan 4-6.

Setelah kekalahan tersebut, Osaka hanya menjawab satu pertanyaan saat diwawancarai TV di pinggir lapangan dan hanya berbicara secara singkat di mixed zone. Dia pergi sambil menangis. Dia baru kembali ke ruang konferensi pers beberapa saat kemudian setelah membersihkan dirinya di ruang ganti.



Meski kalah, banyak yang bersimpati kepada Osaka. Pasalnya, dia telah mengambil istirahat selama beberapa bulan untuk menjalani rehabilitasi gangguan mental karena depresi. Saat itu, Osaka sempat mengatakan bahwa pertandingan sangat melelahkan, terutama dengan begitu banyak harapan dan tekanan kepada dirinya.

"Saya benar-benar merasa ada banyak tekanan untuk ini. Saya pikir itu karena saya belum pernah bermain di Olimpiade  dan untuk tahun pertama itu agak berlebihan. Saya senang dengan cara saya bermain, dengan mengambil waktu istirahat yang saya miliki. Saya telah mengambil istirahat panjang sebelumnya dan saya berhasil melakukannya dengan baik," kata Osaka dalam sesi konferensi pers, dilansir metro.co.uk.

"Saya tidak mengatakan bahwa saya melakukan yang buruk. Tapi, saya tahu bahwa harapan saya jauh lebih tinggi. Saya merasa sikap saya tidak terlalu bagus karena saya tidak benar-benar tahu bagaimana mengatasi tekanan itu. Jadi, itulah yang terbaik yang bisa saya lakukan dalam situasi ini," tambah Osaka.

Ditanya apakah ada tekanan tambahan saat bermain untuk Jepang di pertandingan kandang, dia menjawabnya dengan baik. "Maksud saya ya dan tidak. Saya merasa seperti saya harus memenuhi ekspektasi itu sekarang. Tapi, pada saat yang sama, segalanya agak sulit karena istirahat yang saya ambil. Saya senang saya tidak kalah di babak pertama setidaknya," ungkap Osaka.

"Bagi saya, sangat senang berada di sini. Saya sedih saya kalah, tentu saja. Tapi, secara keseluruhan, saya sangat senang dengan pengalaman Olimpiade pertama saya," tambah OSaka.

Merefleksikan kemenangannya atas Osaka, Vondrousova mengaku bersimpati. Sebagai sesama atlet, dia bisa merasakan tekanan yang dialami Osaka."Sulit baginya juga bermain di Jepang dan di Olimpiade. Ini begitu banyak tekanan, saya tidak bisa membayangkan," ucap Vondrousova.

"Saya juga telah mengalahkan Simona Halep (Rumania) dua kali. Tapi, saya pikir sekarang dia (Osaka) adalah yang terhebat. Yang terhebat dalam permainan, dan dia juga menjadi ikon Olimpiade. Jadi, ini sulit baginya," pungkas Vondrousova.