Uang jelas menjadi alasan utama kenapa para pemain ini pindah dari klub lamanya
Toby Alderweireld telah resmi meninggalkan Tottenham Hotspur setelah tujuh tahun membela tim asal London utara tersebut, namun dengan usianya yang baru 32 tahun, Alderweireld banyak diprediksi akan merapat ke tim top eropa, nyatanya semua prediksi itu salah. Yap pria Belgia itu lebih memilih untuk bermain bersama klub Qatar, Al-Duhail  dan tentu saja mendapatkan gaji yang tinggi disana.



Dan kasus transfer Alderweireld yang lebih memprioritaskan keamanan finansial daripada kompetisi olahraga bukanlah yang pertama kali terjadi, sudah banyak kasus yang sama terjadi sehingga bisa membuat starting XI. Menggunakan data dari football365.com, berikut starting XI pemain yang kemaruk uang:

Kiper: Gordon Banks

Salah satu pahlawan Inggris dalam kemenangan Piala Dunia 1966, setahun kemudian Banks keluar dari kompetisi Inggris untuk bermain bersama Fort Lauderdale Strikers di Liga Sepak Bola Amerika Utara, tentu saja itu semua karena gaji yang besar.

Meski begitu, Banks tetap melakukan tugasnya dengan baik sebagai penjaga gawang dengan dinobatkan sebagai Kiper Terbaik NASL Tahun Ini di musim pertamanya bersama tim Florida tersebut.



Bek tengah: Toby Alderweireld
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mantan pemain Ajax dan Spurs itu tidak pergi ke Qatar karena kualitas sepakbola domestiknya yang terkenal, namun karena alasan finansial yang menggoda.

Bek tengah: Christopher Samba
Anzhi Makhachkala adalah salah satu klub kaya Rusia diawal kemunculannya, dan dalam periode tahun 2011 dan 2013,  Zhelto-zelyonye melakukan pembelian pemain secara besar-besaran, misalnya saja dengan medatangkan Samuel Eto'o, Willian & Christopher Samba.

Pada transfer Samba, ia ditawari gaji sebesar 100.000 Poundsterling dalam seminggu dan itu cukup membujuk pemain berkebangsaan Kongo itu pindah dari Liga Premier ke Rusia. Tak lama setelah Anzhi Makhachkala terdegradasi, bek raksasa itu kemudian bergabung dengan Queens Park Rangers dalam kesepakatan 12,5 juta Poundsterling. Terakhir, pemain yang kini telah berusia 37 tahun itu bermain untuk Aston Villa.



Bek tengah: Roberto Carlos
Nyatanya Samba bukan lah satu-satunya pemain belakang yang dibayar mahal oleh Anzhi, karena bek kiri Brasil yang ikonik, Roberto Carlos langsung mendapatkan mobil Bugatti Veyron sejak pertama kali menginjakan kaki di Rusia, itu juga belum dengan bonus 1 juta Poundsterling yang terdapat dalam kontraknya.



Gelandang kanan: Yannick Carrasco
Dilepas oleh Atletico Madrid ke klub CSL (Chinese Super League, Dalian Yifang, tim asal China itu membayar transfernya sebesar 27 juta Poundsterling pada 2018 lalu. Carrasco pasti mempertanyakan pilihannya untuk pindah ketika tim barunya saat mereka mengalami kekalahan 8-0 pada debutnya. Namun mantan pemain AS Monaco itu bertahan di China selama dua musim - sebelum bergabung kembali dengan Atletico tahun lalu.

Gelandang tengah: Axel Witsel
Pemain Belgia lainnya yang tampil sangat baik di CSL adalah gelandang Dortmund saat ini, Axel Witsel. Mantan pemain Zenit itu sendiri tidak merahasiakan mengapa ia bergabung dengan Tianjin Quanjian pada tahun 2017.

"Tidak ada klub Eropa yang bisa menandingi tawaran yang saya dapatkan dari China. Sulit untuk menolaknya," jelas Witsel kepada wartawan setelah masa jabatannya bersama tim berakhir.



Gelandang tengah: Oscar
Tidak mau kalah dari, mantan pemain Internacional yang sempat membela Chelsea selama 5 tahun, Oscar dos Santos Emboaba Júnior juga pindah ke China dengan merapat ke Shanghai Port dalam kesepakatan 52 juta Poundsterling.Di sana, Oscar menerima gaji hampir 400.000 Poundsterling per minggu, tentu saja sulit menolak tawaran seperti itu.

Gelandang kiri: Alex Teixeira

Di awal 2016, mantan pemain Vasco da Gama itu diprediksi akan merapat ke tim asal Merseyside, Liverpool. Namun semua berubah saat ada tawaran besar dari China untuk menggagalkan semua tawaran The Reds. Teixeira bergabung dengan Jiangsu Suning dalam kesepakatan sebesar 38,5 juta Poundsterling. Gajinya dilaporkan hampir 200.000 Poundsterling dalam seminggu.



Sayap kanan: Carlos Tevez
Ketika mantan pemain Manchester City itu lebih memilih bermain di CSL daripada Boca Juniors pada tahun 2016, ia pasti memiliki rencana untuk bermain dalam waktu yang lama di negara asia timur tersebut. Namun rupanya peresmiannya bersama Shanghai Shenhua hanya Tevez anggap sebagai "liburan".

"Tidak apa-apa karena saya sedang berlibur selama tujuh bulan," ujar mantan pemain Juventus itu.

“Ketika saya mendarat di China, saya ingin kembali ke Boca.”

Dan setelah hanya satu musim di China dengan menerima gaji sebesar 600.000 Poundsterling dalam seminggu, Tevez kemudian kembali lagi ke Boca Juniors.



Sayap kiri: Neymar
Yang ini jauh lebih bisa dibenarkan. Jumlah yang terlibat masih besar, tetapi ada sedikit argumen bahwa pemain Brasil itu adalah salah satu pemain terbaik di planet ini.

Seperti yang sudah diketahui bersama, Neymar menegosiasikan paket gaji yang menggiurkan ketika ia bergabung dengan Paris Saint-Germain dari Barcelona pada 2017. Selain biaya 198 juta Poundsterling yang dibayarkan PSG kepada Blaugrana, Les Parisiens juga setuju untuk menggaji Neymar sebesar 537.000 Poundsterling per minggu.



Striker: Garry O'Connor
Mungkin angka kepindahan Garry O'Connor dari Hibernian ke Lokomotiv Moscow pada 2016 (1,6 juta Poundsterling) tidak semewah seorang Neymar, namun kesepakatan transfer tersebut digambarkan sebagai sesuatu yang "mengubah hidup Garry dan keluarganya," oleh mantan manajernya, Tony Mowbray.

"Saya bisa mengatur keluarga saya seumur hidup, (digaji 16.000 Poundsterling)" ujar O'Connor setelah menyegel kesepakatan. 

"Jika saya masih lajang dan tidak pernah memiliki tunangan atau putra saya, saya mungkin tidak akan pindah ke Rusia."

Kendati begitu, pria Skotlandia itu bukanlah orang yang egois, di mana  O'Connor kemudian menyumbangkan sebagian dari kekayaan barunya untuk mantan klubnya untuk membantu meningkatkan fasilitas pelatihan mereka.